3 Hal yang Dapat Diteladani dari Paus Fransiskus untuk Masa Kini
Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun, Senin (21/4/2025). Kabar duka disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell lewat saluran televisi Vatikan.Â
"Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma Fransiskus, kembali ke rumah Bapa," ujarnya.Â
Berpulangnya Paus Fransiskus tentu menjadi salah satu duka yang mendalam. Pasalnya, ia merupakan sosok yang vokal membawa pesan kedamaian dan toleransinya.Semasa hidup pun, ada banyak hal baik yang dapat kita teladani dari pemimpin Vatikan ini. Apa saja? Simak!
1. Hidup dengan Kesederhanaan
Foto: DW (News)
Pemilik nama asli Jorge Mario Bergoglio ini hidup dengan kesederhanaan. Mengutip La Nacion, Paus adalah sosok yang serba bisa, bisa mencuci pakaian, memasak untuk semua orang, dan bekerja di ladang.
Saat menjadi Uskup Agung Yesuit pertama di Buenos Aires ia memutuskan untuk tidak tinggal di Istana Apostolik Vatikan, tetapi memilih di Hotel Santa Marta yang sederhana. Ia pun pernah tinggal di kamar kecil di Kuria, di Plaza de Mayo.Â
Saat bepergian, ia meninggalkan mobil dinas dan sopirnya, memilih bepergian dengan bus dan kereta bawah tanah.Â
Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia, Selasa (3/9/2024)./ Foto: Grandyos Zafna |
Potret kesederhanaan ini pun pernah ditunjukkan saat ia berkunjung ke Indonesia, pada September 2024 lalu. Saat kedatangannya ke Indonesia, ia tidak meminta diistimewakan. Justru, datang dengan menaiki pesawat komersil selama 13 jam.Â
Bukan menaiki mobil mewah, kepala negara Vatikan ini menaiki mobil Toyota Innova Zenix saat tiba di Indonesia. Bahkan, untuk tinggal selama di Indonesia pun, bukan hotel berbintang yang dipilihnya, Paus memilih menginap di Kedutaaan Besar (Kedubes) Vatikan. Alasannya sederhana, ia memilih menginap di sini adalah karena ia ingin tempat yang sama dengan kediaman aslinya.Â
Dalam kehidupan ini, memilih hidup dalam kesederhanaan bisa menjadi pilihan terbaik. Tak sekadar menghemat uang, tapi hal ini bisa membawamu pada ketenangan.Â
2. Ramah Tanpa Pandang Bulu
Paus Fransiskus/Foto: instagram.com/franciscus
Jauh sebelum menjadi pemimpin Vatikan, ternyata sifat ramah dan baik hatinya ini sudah ia miliki. Saat menjabat sebagai kepala sekolah Colegio Maximo de San Miguel, ia selalu membuka pintu sekolah tersebut untuk orang-orang dari lingkungan miskin di sekitarnya.Â
Ia tidak hanya menyelenggarakan pembinaan Katolik pada anak-anak, tapi juga turnamen sepak bola dan bahkan perkemahan musim panas di pantai.Â
Potret ramahnya saat di Indonesia bisa kembali diingat pada kejadian selepas turun dari pesawat. Saat itu, ia tersenyum ramah dan menyapa dua anak kecil yang menyambut kedatangannya sambil memberikan rosario.
 Foto: Momen Paus Fransiskus berkati pasangan suami istri. (Dok. akun instagram @aryadoyokkk) |
Selain beramah-tamah dengan para tokoh penting Tanah Air, saat di Indonesia juga ia memilih duduk di kursi penumpang depan sambil membuka kaca bagian depan dan menyapa warga Jakarta.Â
Ia juga dengan suka rela memberkati ibu hamil di jalan Jakarta, menemui penyandang disabilitas untuk memberikan semangat, juga berkati pada petugas bandara sebelum tinggalkan Indonesia.Â
Dalam kehidupan ini, ramah tamah pada siapa saja dapat membawa kebahagiaan dan kebaikan.Â
3. Toleransi dan Peduli pada Isu Sosial
Momen Hangat Paus Fransiskus di Indonesia/Foto: instagram.com/nasaruddin_umar
Pemimpin Gereja Katolik dunia ini menjunjung tinggi toleransi dan peduli pada isu sosial.Â
Pada Kamis (6/9/2024), ia memenuhi salah satu agendanya ke Indonesia, yakni berkunjung ke Istiqlal untuk melakukan pertemuan dengan para tokoh antar agama. Selesai acara, saat berpamitan untuk meninggalkan masjid terbesar di Asia Tenggara ini mulanya dua tokoh besar tersebut hanya berjabat tangan.Â
Kemudian, Nasaruddin Umar lebih dulu mencium kepala Paus sebanyak dua kali. Setelahnya, Paus pun membalas dengan mencium tangan Nasaruddin Umar dua kali juga. Potret tersebut viral karena menampilkan momen hangat dua tokoh besar lintas agama.
Sementara itu, bukti vokalnya pada isu sosial adalah pada penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama pada 2019 lalu, bersama Imam Besar Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb dalam sebuah upacara di Abu Dhabi, UEA.Â
Paus Fransiskus/Foto: instagram.com/franciscus |
Dokumen ini menyerukan umat beragama di seluruh dunia untuk bekerja sama demi perdamaian, toleransi, dan hidup berdampingan secara harmonis. Selain itu, penandatanganan dokumen ini menjadi salah satu pertemuan bersejarah antara dua tokoh agama paling berpengaruh, yaitu pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb. Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam dialog antaragama.
Lalu, pada 29 Oktober 2023, dalam pidato Angelusnya, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza. Ia mendesak agar bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza dan agar semua tawanan dibebaskan. Ia menekankan bahwa “Perang selalu merupakan kekalahan! Setiap perang adalah kekalahan!"
Pada April 2024, Paus Fransiskus pun mengutuk pembunuhan pekerja bantuan di Gaza oleh Israel dan kembali menyerukan gencatan senjata.
Dalam kehidupan ini, bersuara vokal pada kebaikan sangatlah dibutuhkan. Sebab, satu suara yang kita lakukan, bisa menjadai dukungan dan berdampak besar.Â
Itulah sederet hal yang bisa diteladani dari sosok Paus Fransiskus untuk masa kini, Beauties.Â
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Paus Fransiskus telah tiba di Indonesia, Selasa (3/9/2024)./ Foto: Grandyos Zafna
 Foto: Momen Paus Fransiskus berkati pasangan suami istri. (Dok. akun instagram @aryadoyokkk)
Paus Fransiskus/Foto: instagram.com/franciscus