3 Kalimat Toxic yang Sering Tak Disadari Tapi Orang Cerdas Emosional Langsung Tahu
Terkadang, kata-kata yang kita anggap biasa saja ternyata bisa memiliki dampak negatif bagi orang lain. Begitu pula sebaliknya, mungkin kamu pernah merasakan suasana hatimu berubah gara-gara komentar seseorang, tetapi tidak tahu alasannya.
Orang cerdas emosional lah yang biasanya bisa mengenali dan menghindari kalimat-kalimat toksik yang bisa melukai perasaan orang lain seperti itu. Dilansir dari Parade, inilah beberapa kalimat toksik yang dapat dengan mudah disadari oleh orang dengan kecerdasan emosional tinggi!
“Jangan Merasa Seperti Itu”
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik/Racool_studio |
Orang yang memiliki kecerdasan emosional memanfaatkan informasi yang mereka miliki serta kemampuan untuk memahami dan menghargai perasaan mereka sendiri (self-empathy) sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. Menurut psikolog Steven M. Sultanoff, mereka memandang perilaku mengabaikan atau meremehkan emosi sebagai sesuatu yang merugikan atau toksik.
Bagi mereka, tindakan tersebut sama saja dengan tidak menghargai diri sendiri dan mengabaikan informasi berharga yang sebenarnya disampaikan oleh emosi. Padahal emosi adalah bentuk “data” yang memberikan wawasan penting dalam menentukan langkah-langkah hidup yang tepat.
“Aku Tidak Memiliki Pilihan Lain”
Ilustrasi/Foto: Freepik
Dr. Sultanoff menjelaskan bahwa orang dengan kecerdasan emosional melihat kehidupan sebagai serangkaian pilihan yang dapat mereka kontrol. Mereka tidak menganggap situasi atau kondisi tertentu sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah karena mereka percaya bahwa meskipun ada hambatan, tetap ada ruang bagi individu untuk memilih cara mereka akan merespons atau bertindak.
Pernyataan “tidak ada pilihan” sendiri sering kali muncul saat seseorang merasa terjebak dalam situasi yang sulit, tetapi penyataan seperti itu tidak akurat bagi orang yang memiliki kecerdasan emosional. Mereka tahu bahwa emosi dan pola pikir yang sehat memungkinkan mereka untuk menemukan pilihan baru, memperluas wawasan, dan membuat keputusan yang lebih baik, bahkan di tengah kesulitan.
“Terserah”
Ilustrasi/Foto: Freepik
Kata ini bisa menjadi tanda dari komunikasi pasif-agresif, yang berarti seseorang menyampaikan ketidakpuasan atau amarah secara tidak langsung. Alih-alih berbicara langsung tentang masalah yang dihadapi, orang yang menggunakan komunikasi pasif-agresif sering kali memilih untuk menyampaikan perasaan mereka melalui sikap atau kata-kata yang tampak tidak berbahaya seperti ini meskipun sebenarnya mereka merasa kesal atau marah.
Donna Marino, seorang psikolog klinis berlisensi, menyebutkan bahwa orang dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih mudah menangkap komunikasi pasif-agresif daripada orang lain. Mereka lebih peka terhadap komunikasi non-verbal, seperti nada suara, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
