3 Kalimat yang Tidak Pernah Diucapkan Orang yang Punya Self-Awareness Tinggi Menurut Psikolog
Setiap orang pasti pernah berada dalam situasi di mana emosi mereka mengambil alih dan kata-kata terlontar begitu saja tanpa dipikirkan secara matang terlebih dahulu. Namun, bagi individu dengan tingkat self-awareness atau kesadaran diri yang tinggi, hal seperti itu jarang terjadi. Mereka mampu mengenali emosi, memahami dampaknya terhadap orang lain dan mengendalikan respons sebelum berbicara.
Menurut para psikolog, kemampuan ini tidak hanya mencerminkan kedewasaan emosional, tetapi juga dapat menjadi kunci dalam membangun hubungan yang sehat dan komunikasi yang efektif. Jika kamu ingin tahu kalimat seperti apa yang tidak pernah diucapkan oleh orang dengan kesadaran diri tinggi, simak pembahasannya dalam artikel yang dilansir dari Your Tango berikut ini!
“Itu Bukan Salahku”
![]() Banyak orang yang kurang memiliki self-awareness cenderung mencari pembenaran daripada refleksi diri/Foto: Freepik |
Banyak orang lebih memilih menghindari refleksi diri dan justru sibuk mencari alasan agar tampak tidak bersalah. Mereka menolak mengakui peran mereka dalam setiap masalah dan berbicara seolah kesalahan selalu berasal dari pihak lain.
Sikap seperti ini tidak hanya menunjukkan ketidakdewasaan, tetapi juga dapat menghambat perkembangan pribadi dan merusak hubungan dengan orang lain. Sebaliknya, keberanian untuk bertanggung jawab justru menjadi kunci pertumbuhan dan kedewasaan seseorang.
Konselor bersertifikat Jennifer Hamady menekankan pentingnya memahami tanggung jawab secara berbeda. Ia menjelaskan bahwa tanggung jawab bukanlah tentang siapa yang salah, melainkan tentang kemampuan kita untuk memilih respons dalam setiap situasi. Dengan menyadari hal ini, seseorang dapat mengambil kendali atas hidupnya sendiri dan secara aktif berkontribusi untuk memperbaikinya.
“Aku Hanya Mencoba Jujur”
Kesadaran diri membantu seseorang memahami batas antara kejujuran dan kekejaman/Foto: Unsplash/volant
Ini adalah salah satu kalimat yang dihindari orang sadar diri. Kejujuran memang penting, tetapi tanpa kesadaran diri, kejujuran bisa berubah menjadi kekejaman. Buktinya, banyak orang memakai alasan bahwa mereka hanya berusaha jujur untuk melampiaskan kekesalan atau kemarahan mereka. Padahal, yang mereka sampaikan hanyalah cerminan dari bias pribadi, bukan kebenaran objektif.
Psikoterapis Avrum Weiss, Ph.D. menjelaskan bahwa seseorang tidak bisa mengungkapkan kebenaran orang lain, melainkan hanya kebenaran dari pengalamannya sendiri. Ketika alasan “hanya jujur” digunakan untuk menutupi perilaku kasar, ungkapan itu menjadi bentuk manipulasi yang halus. Akan lebih tepat bila seseorang berkata, “Ini versi kebenaranku,” sebagai cara untuk tetap jujur tanpa melanggar batas.
“Orang-Orang Selalu Salah Paham Terhadapku”
Perasaan disalahpahami sering muncul saat self-awareness kita rendah/Foto: Unsplash/Vitaly Gariev
Sebenarnya wajar bila seseorang tidak sepenuhnya dipahami oleh orang lain, apalagi jika hubungan mereka belum dekat. Namun, yang lebih penting adalah kesediaan untuk terbuka terhadap pandangan dan ide baru.
Menurut Profesor Matthew Lieberman dari UCLA dalam bukunya “Social: Why Our Brains Are Wired to Connect”, manusia memiliki kebutuhan mendasar untuk menjalin hubungan sosial yang sama kuatnya dengan kebutuhan akan makanan, air, dan tempat tinggal. Oleh karena itu, orang lain tidak akan dengan sengaja salah paham atau menolak memahami seseorang tanpa alasan. Selain itu, jika seseorang benar-benar peduli dengan orang lain tersebut, mereka akan berusaha untuk menjalin hubungan dan menemukan titik temu.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
