5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Selasa, 24 Sep 2024 20:00 WIB
5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard
5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard/Foto: freepik.com/freepik

Dalam sebuah hubungan yang bahagia dan harmonis, komunikasi yang baik adalah kunci utama. Namun, tidak semua kata atau ungkapan mendukung terciptanya suasana yang positif. Ungkapan-ungkapan ini sering kali tampak sepele, tetapi dampaknya terhadap kualitas hubungan bisa sangat besar.

Psikologi Harvard telah mengidentifikasi kalimat yang dihindari dalam hubungan sehat karena dapat merusak keharmonisan dan kebahagiaan dalam hubungan. Dilansir dari CNBC Make It, inilah beberapa frasa negatif dalam hubungan yang sebaiknya nggak diucapkan tersebut!

Aku Tidak Butuh Apa-Apa

Orang yang terjebak dalam sebuah hubungan kodependen sering kali berusaha menyembunyikan, mengabaikan, atau menyangkal pengalaman internal mereka sendiri sambil memfokuskan seluruh energi untuk mendukung pasangannya. Perilaku mengorbankan diri sendiri seperti ini biasanya merupakan upaya tidak sadar untuk mengontrol situasi, meskipun setiap orang sebenarnya memiliki kebutuhan pribadi yang penting.

Dalam hubungan yang sehat, masing-masing pihak harus memastikan kebutuhan, keinginan, impian, dan harapan satu sama lain sama-sama dihargai, didukung, dan diapresiasi secara seimbang. Dalam hubungan seperti itu, tidak ada salah satu pihak yang diminta untuk memberikan terlalu banyak atau selalu mengalah.

Semuanya Baik-Baik Saja

Ilustrasi Pasangan/Foto: freepik.com/freepik

5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard/Foto: freepik.com/freepik

Kodependensi pada akhirnya merupakan kebutuhan seseorang untuk mempertahankan hubungan dengan segala cara karena kesejahteraan dan rasa aman mereka tergantung pada hubungan tersebut. Akibatnya, individu dalam hubungan kodependen cenderung menghindari konflik sebisa mungkin. Ketika konflik muncul pun, mereka sering kali memilih untuk bersikap pasif-agresif atau menyendiri alih-alih mengungkapkan pikiran, perasaan, atau perspektif mereka secara langsung.

Sebaliknya, pasangan dalam hubungan yang sehat akan berbagi perasaan dan keinginan mereka, lalu mendengarkan tanggapan pasangan mereka. Mereka memahami bahwa praktik ini akan membangun ikatan yang lebih kuat, bahkan meskipun mereka memiliki perbedaan pendapat.

 

Aku Tidak Bisa Menolak Permintaanmu

Benarkah perselingkuhan sering terjadi pada pasangan yang hubungannya bahagia?

5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard/Foto: Freepik/@tirachardz

Orang-orang dalam hubungan kodependen sering kali kesulitan untuk mengatakan “tidak” atau menetapkan batasan yang sehat karena memenuhi kebutuhan orang lain dianggap lebih penting daripada kebutuhan pribadi mereka.

Ketakutan akan penolakan atau cemoohan membuat mereka cenderung melakukan apa yang diinginkan orang lain, meskipun hal itu membuat mereka tidak nyaman, kesulitan, memicu perilaku buruk dari pasangan, atau bertentangan dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Sebaliknya, pasangan dalam hubungan yang sehat atau interdependen memahami bahwa mereka dapat mengatakan “tidak” dan menetapkan batasan tanpa takut akan pembalasan. Mereka dapat menghormati keinginan orang lain sambil tetap memiliki kebebasan untuk menolak jika diperlukan.

 

Perasaanku Tidak Terlalu Penting

Ilustrasi pasangan/Foto: freepik.com/Yanalya

5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard/Foto: freepik.com/Yanalya

Orang-orang dalam hubungan kodependen sering kali sangat dipengaruhi oleh umpan balik dari orang lain sehingga mereka mungkin merasa bingung atau tidak yakin tentang perasaan mereka yang sebenarnya. Mereka cenderung menyembunyikan, menyangkal, atau mengubah perasaan mereka demi mempertahankan hubungan meskipun ini bisa menyebabkan ketidakautentikan dalam ekspresi emosional mereka.

Sementara itu, dalam hubungan interdependen, individu berusaha memahami, memproses, dan mengeksplorasi perasaan mereka secara internal sebelum membagikannya secara jujur. Bahkan, meskipun mereka tidak yakin tentang perasaan mereka, mereka akan tetap berkomitmen untuk berbagi emosi dengan cara yang tulus dan terbuka demi memperkuat komunikasi dan kepercayaan dalam hubungan.

 

Apa Kamu Marah Padaku?

Jangan Silent Treatment, Lakukan Beberapa Hal Ini Setelah Bertengkar dengan Pasangan Agar Kembali Akrab dan Harmonis/ Foto : Freepik/ Pressfoto

5 Ungkapan yang Nggak Akan Ada di Hubungan Sehat dan Harmonis Menurut Psikolog Harvard/Foto: Freepik/Pressfoto

Bagi kebanyakan orang, menghadapi penolakan atau kritik adalah hal yang sangat sulit. Namun, bagi mereka yang berada dalam hubungan kodependen, perasaan tidak disukai atau tidak diinginkan ini bisa terasa sangat tidak tertahankan. Hal ini sering membuat mereka terlalu fokus pada pendapat pasangan mereka, bahkan sampai mengorbankan jati diri mereka yang sebenarnya dalam prosesnya.

Sebaliknya, dalam hubungan interdependen, meskipun penting untuk mendengarkan perspektif pasangan dan merespons dengan baik, ada pemahaman mendalam bahwa nilai dirimu ditentukan dari dalam diri sendiri. Kamu tidak perlu orang lain menyukai segala hal tentangmu agar merasa utuh dan penting.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.