4 Bahaya Punya Pemimpin yang 'Red Flag', Pengaruh ke Performa Karyawan!
Sebagai seorang pemimpin, idealnya memang perlu ketegasan tapi juga perlu cerdas dalam menyikapi berbagai kondisi. Bisa saja aturan atau kebijakan yang diterapkan di perusahaan sudah dianggap 'jadul' dan perlu diperbaharui. Nggak ada salahnya juga untuk terbuka dan meminta pendapat anggota tim tentang hal ini, Beauties. Pemimpin secara struktural memang ada di atas anggota kerjanya, tapi belajar itu bisa dari siapa saja.
Pemimpin yang tidak mau menerima kritik, sangat kaku, dan membuat kebijakan yang nggak masuk akal tentu bisa dikategorikan sebagai pimpinan yang 'red flag'. Supaya nggak jadi pimpinan yang merugikan banyak orang, Beauties wajib simak bahaya di baliknya. Dirangkum dari situs Psychology Today dan penelitian psikologi tentang kepatuhan dari dari psikolog Stanley Milgram, ini dia bahaya dari pimpinan yang red flag!
1. Membuat Anggota Timnya Merasa Minder
![]() Membuat Anggota Tim Minder/Foto: Freepik.com/Freepik |
Beauties, ketika ada pemimpin yang memaksa semua anggota timnya harus mematuhi setiap aturan yang ada, tanpa memberi kesempatan untuk mempertanyakan aturan tersebut pasti kamu merasa tertekan. Bahkan saat aturan tersebut sudah tidak relevan dengan kondisi perkembangan di era digital saat ini.
Adanya sebuah pemaksaan dan tekanan yang berlebihan kepada anggota tim tentu dapat membuat seseorang merasa wajib dan dikejar-kejar oleh aturan itu. Jika aturan tidak dijalankan, nanti anggota tim akan menanggung risiko besar. Bentuk risikonya pun beragam, mulai dari tidak adanya bonus, gaji yang dipotong atau pun hari libur yang berkurang.
Pemaksaan untuk mematuhi aturan yang sudah tidak relevan dapat membuat karyawan minder. Rasa tidak percaya diri itu berujung membuat karyawan takut mengutarakan ide dan pendapatnya. Ujung-ujungnya hasil pekerjaan tidak produktif dan gagal mencapai hasil yang baik.
2. Karyawan Menjadi Berbohong
Karyawan Menjadi Berbohong/ Foto: Freepik.com/Tirachardz
Ketika berhadapan dengan pemimpin yang sangat otoriter atau disebut toxic, pastinya Beauties ingin sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan pimpinan itu. Namun kalau menghindar, nanti akan dinilai tidak profesional. Rasanya ketika harus berkomunikasi dengan pimpinan, kamu seperti dikepung oleh energi negatif yang mengganggu dan menghambat pekerjaanmu.
Misalnya, kamu diajak untuk rapat, lalu di sepanjang rapat itu kamu hanya terus menerus dinilai dari segi kekurangan, tanpa ada apresiasi atau pun saran yang membangun. Bahkan diberikan deadline yang nggak masuk akal. Padahal deadline pekerjaan sebelumnya saja belum selesai.
Akibat merasa ditekan, kamu pun berusaha menghindar dengan mencari alasan, seperti ijin, pura-pura sakit, dan ujung-ujungnya terpaksa berbohong. Lingkungan kerja yang tercipta pun menjadi kurang sehat. Hal ini pun akan membuat anggota tim jadi lelah mental.
3. Pertengkaran antar Rekan Kerja
Pertengkaran antar Rekan Kerja/Foto: Freepik.com/Freepik
Perbedaan pendapat memang suatu hal yang wajar terjadi, baik di dalam divisi yang sama maupun divisi yang berbeda. Namun ketika seorang pemimpin tahu ada anggota timnya yang bertengkar, maka ia perlu menjadi mediator. Bukan memihak atau membela salah satu pihak saja dan menimbulkan kesenjangan, rasa iri satu dengan yang lain.
Namun memang tak dapat dipungkiri, hadirnya ketidakadilan dalam dunia kerja memang masih ada di mana pemimpin cenderung membela kelompok yang dianggap dapat menguntungkan dirinya. Akhirnya pemimpin bermain aman dan membuat masalah pertengkaran antar rekan kerja berakhir pada persaingan, bukan saling melengkapi. Masalahnya pun tak kunjung selesai. Rasanya bikin jadi nggak nyaman, kan, Beauties?
4. Karyawan Sering Menunda dan Mencapai Target dengan Cara yang Curang
Mencapai Target dengan Cara yang Curang/Foto: Freepik.com/Cookie-studio
Mungkin Beauties pernah menonton film yang menampilkan seorang pekerja yang sering secara sengaja menunda pekerjaannya karena ia kebingungan dengan aturan perusahaan. Aturan yang kerap berubah tanpa alasan jelas.
Atau bisa jadi karyawan tersebut pernah melakukan pekerjaan dengan sangat baik, namun ia mendapatkan komentar yang cenderung menyudutkan, mengancam, hingga membuat seseorang enggan bekerja dengan optimal.
Untuk menghindari hal itu, karyawan pun sengaja menunda pekerjaan karena tidak ingin diberi komentar buruk usai menyelesaikan tugasnya. Di sisi lain, ada karyawan yang mencoba untuk mencari aman dengan cara curang, misalnya meminta pekerjaannya untuk dilakukan oleh orang lain atau hanya menggunakan aplikasi berbasis AI dan tidak berpikir panjang saat mempersiapkan hingga menyelesaikan tanggung jawabnya.
Pekerjaan yang tadinya menarik dan dianggap menantang, jadi pekerjaan yang ogah untuk kamu selesaikan karena berada di bawah sistem pimpinan yang red flag, seperti menuntut kesempurnaan semata dan tidak pernah menilai sisi positif dari pekerjaan yang dihasilkan oleh anggota timnya.
Oke, Beauties mungkin terdengar familiar tentang pemimpin yang red flag karena cukup sering terjadi. Tapi sebaiknya Beauties juga mengenali bahayanya, supaya kelak tidak menjadi pemimpin yang merugikan orang lain, tapi merangkul anggota tim kamu. Selamat mencoba, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
