4 Cara Cerdas Ini Bikin Kamu Berani Keluar dari 'Toxic Relationship'

Patricia Astrid Nadia | Beautynesia
Rabu, 30 Jul 2025 20:30 WIB
2. Berani Beri Batasan Sehat
Berani Beri Batasan Sehat/Foto: Freepik.com/camandona

Sering kali ketika menjalin hubungan dengan orang yang disayang, kamu tidak menyadari sedang berada dalam perangkap ‘toxic relationship’. Tak jarang merasa diperhatikan, tapi itu hanyalah bentuk manipulatif.

Terkadang, di balik "kasih sayang" yang ditunjukkan, ada obsesi dari pacar yang posesif. Kalau kamu merasa ada tanda-tanda toxic dalam hubungan kamu, maka kamu perlu tahu 4 cara cerdas yang patut kamu coba agar berani keluar dari toxic relationship. Dikutip dari penelitian Attachment dari Bowlby, dan penelitian psikologi dari Gottman berjudul 'Why Marriages Succeed or Fail: And How You Can Make Your Last, ini dia cara yang bisa kamu lakukan, Beauties!

1. Berani Bicara tentang Emosi yang Kamu Rasakan

Berani Bicara Emosi yang Dirasakan/Foto: Freepik.com/EyeEm
Berani Bicara Emosi yang Dirasakan/Foto: Freepik.com/EyeEm

Dalam hubungan atau relasi yang toxic, kamu bisa saja mendapat kondisi ‘gaslighting’ dari pasanganmu. Dalam situasi ini, kamu dibuat bingung tentang emosi yang kamu rasakan bahkan merasa tidak pantas merasakan emosi negatif. Saat pasanganmu meremehkanmu, lalu membuatmu sedih dengan kata-kata yang merendahkan, pasti kamu kecewa dan marah. Namun, pasanganmu sibuk memastikan kalau yang bermasalah adalah dirimu saja, sehingga kamu tidak berdaya secara emosional.

Ketika kondisi ini terjadi, kamu berhak mendiskusikan dan menyampaikan secara gamblang emosi yang kamu rasakan. Kamu pun berhak menyampaikan berbagai ketidaknyamananmu secara emosi.

Kamu perlu berani membicarakannya, ajak temanmu atau orang terdekat lainnya supaya ada yang melindungimu. Secara emosi, kamu dapat menginformasikan bagian mana yang membuatmu marah, kecewa, tidak dihargai, beserta alasannya. Sampaikan juga harapan yang kamu inginkan dari pasangan.

2. Berani Beri Batasan Sehat

Berani Beri Batasan Sehat/Foto: Freepik.com/camandona

Saat kamu ingin bepergian dan bersantai dengan sahabatmu, tapi kamu merasa tidak bebas karena terus menerus diawasi oleh pasangan, tentu hal ini bagian dari toxic relationship, Beauties. Dalam dunia psikologi, hal ini dikenal dengan sifat posesif alias controlling. Hal ini adalah bentuk insecurity dari pasangan, termasuk kamu tidak punya ruang privacy. Padahal kamu hanya ingin memberi komentar, likes, di postingan sahabat-sahabatmu.

Dalam hal ini, Beauties wajib berani untuk berikan batasan sehat. Tidak perlu ragu untuk mengatakan tidak, termasuk pada hal yang sudah melanggar batas privasimu. Kamu dapat memberikan contoh dan manfaat ketika masing-masing pasangan siap berbagi kesempatan.

Sebutkan juga apa saja keuntungannya jika satu sama lain boleh bebas berinteraksi dengan siapa saja, dengan landasan kepercayaan. Kamu pun tetap boleh meminta pandangan pasanganmu tentang apa rasanya ketika ia dikekang dan terus menerus diikuti seperti robot. Sampaikan juga bahwa menghargai privacy tetap penting, sekalipun sudah jadi pasangan.

3. Percaya Diri dengan Prinsipmu

Percaya Diri dengan Prinsipmu/Foto: Freepik.com/Freepik

Saat awal pacaran, mungkin kamu pernah merasa bahwa pasanganmu sangat romantis. Kamu dibanjiri dengan segudang hadiah dan perhatian berupa kata-kata romantis. Namun perlahan, kamu malah diberikan tuntutan, untuk mendapatkan gaji tinggi sesuai ekspektasi pasangan, tanpa memikirkan perasaan dan kemampuan kamu atau pun bidang yang kamu sukai.

Tentu kamu masih dapat menampung saran dari pasangan. Namun, ketika saran itu sudah berubah menjadi paksaan, maka waspada kalau kamu sudah terjerat pada ‘love bombing’ dari pasangan. Ia menjadi dingin dan penuh tuntutan ketika ia sudah berhasil mendapatkan hatimu.

Ingat, kamu berhak menyampaikan prinsip yang kamu miliki, Beauties. Pasangan boleh saja memiliki harapan, tapi eksekusi tentang keputusan yang kamu ambil terkait mimpimu tentu tidak boleh menghalangi prinsipmu. Selagi itu positif kamu tetap perlu percaya diri akan hal itu.

4. Memberi Jeda yang Wajar

Memberi Jeda yang Wajar/Foto: Freepik.com/queenmoonlite studio

Di saat kamu merasa disudutkan oleh pasanganmu, tapi kamu memang tidak bersalah, kamu tidak perlu cemas, Beauties. Hal ini memang tidak mudah di saat kamu didiamkan untuk hal yang bukan kesalahanmu. Bahkan kamu mungkin dipaksa untuk meminta maaf atau mengakui hal yang tidak kamu lakukan apalagi sampai harus membujuk pasanganmu.

Kamu dapat mengelola kecemasanmu dengan bercerita pada orang kepercayaanmu, misalnya sahabatmu. Kamu perlu cari waktu yang tepat untuk tetap berkomunikasi dengan pasangan. Hal ini penting, agar kamu tidak larut dalam rasa kasihan semata pada pasanganmu yang seolah ingin diperhatikan, tapi tampil dalam bentuk silent treatment.

Kamu dan pasanganmu dapat membuat kesepakatan berupa aturan kecil tentang berapa lama pasangan akan berdiam diri, jeda untuk menenangkan diri. Bukan untuk saling menyalahkan atau membuat pasangan merasa terbebani dan bersalah.

Berani mengutarakan hal itu dan memberi ruang jeda tentu penting, Beauties. Tapi kamu juga perlu ingat bahwa kamu tidak wajib memperbaiki kepribadiannya. Mengarahkan tentu boleh, namun memaksa berubah tentu bukan ranahmu. 

Oke, Beauties berikut tadi 4 cara untuk keluar dari toxic relationship, supaya kamu bisa hidup lebih bahagia! Dicoba, yuk, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE