4 Hal yang Kamu Lakukan Tanpa Sadar Jika Masa Kecil Seperti "Pelatihan Bertahan Hidup"

Elvin Nuril Firdaus | Beautynesia
Sabtu, 26 Jul 2025 22:00 WIB
4. Tidak Percaya Pujian
Ilustrasi/Foto: Pexel.com/Mikhail Nilov

Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan minim kasih sayang dan rasa aman akan memengaruhi kinerja otaknya di masa mendatang. Hal itu bisa menimbulkan tekanan yang datang terus-menerus, sehingga seseorang cenderung waspada terhadap berbagai risiko ancaman.

Berdasarkan situs geediting.com, pola asuh orang tua akan memengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Apabila orang tua menerapkan pola asuh berbasis bertahan hidup, seorang anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang terlalu waspada secara berlebihan, bahkan di situasi yang seharusnya menyenangkan.

Nah, berikut terdapat beberapa hal yang kamu lakukan sadar jika masa kecilmu seperti pelatihan bertahan hidup.

1. Waspada dengan Banyak Hal

Apabila kamu merasa memperhatikan detail dengan berlebihan, mungkin saja kamu pribadi yang mudah waspada dalam segala situasi.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh masa kecil yang kurang stabil, sehingga memicu otak untuk terus memindai potensi ancaman di sekitarnya.

Secara positifnya, hal itu bisa membantumu menemukan masalah lebih dulu sebelum situasi semakin memburuk. Sayangnya, kebiasaan terlalu waspada justru dapat membuat mentalmu lebih cepat lelah.

Pasalnya, kamu akan terus memperhatikan setiap ucapan seseorang, ekspresi, maupun membaca makna tersirat dari berbagai situasi.

2. Sulit Meminta Bantuan

Ilustrasi/pexels.com/Mikhail Nilov

Beberapa orang cenderung merasa bisa mengerjakan sesuatu sendirian dan sungkan meminta bantuan orang lain meskipun sedang merasa kesulitan.

Hal ini dapat terjadi ketika kamu tumbuh di lingkungan yang mengajarkan untuk bertahan hidup, sehingga meminta bantuan terkesan sebagai tanda kekalahan.

Padahal, pola pikir tersebut justru bisa berdampak buruk bagimu, karena dapat memperburuk pertemanan dan menghalangi koneksi.

Di sisi lain, meminta bantuan bukan berarti dirimu kalah, tetapi bukti bahwa sebagai makhluk sosial, kamu memerlukan orang lain untuk bertahan hidup. Kondisi tersebut juga bisa mempererat ikatan pertemanan.

3. Meremehkan Pencapaian

Ilustrasi/pexels.com/Rio Kuncoro

Menghargai diri sendiri termasuk hal penting dalam setiap progres dan pencapaian dalam hidup. Namun, seseorang yang tumbuh dalam mode bertahan hidup cenderung sulit untuk memberi penghargaan bagi diri sendiri dan terlalu meremehkannya.

Akibatnya, kamu terlalu mengabaikan diri sendiri dan munculnya rasa tidak ingin terlalu menonjol. Padahal, memberi apresiasi terhadap diri sendiri akan membantumu untuk lebih semangat dan melangkah maju.

4. Tidak Percaya Pujian

6 Cara Mengatasi Rasa Takut dan Tidak Percaya Diri Berbicara di Depan Umum/Foto: Pexel.com/Mikhail Nilov

Ilustrasi/Foto: Pexel.com/Mikhail Nilov

Ternyata, tidak semua orang percaya terhadap pujian dan justru menganggapnya memiliki maksud tersembunyi. Hal itu bisa menunjukkan kinerja otak seseorang yang tumbuh dalam pola asuh berbasis bertahan hidup.

Saat beranjak dewasa, kamu bisa menganggap kalimat-kalimat pujian memiliki maksud negatif dan mencurigakan. Kondisi ini terjadi karena kamu terlalu waspada dengan sekelilingmu.

Oleh sebab itu, kamu bisa merilekskan pikiranmu dan belajar mulai menerima kata-kata positif sebelum mengambil kesimpulan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE