4 Kalimat dari Orang Tua yang Bisa Bikin Anak Sukses dalam Hidupnya

Narita Fuji Triani | Beautynesia
Selasa, 07 Oct 2025 11:00 WIB
“Aku percaya usaha dan ketekunanmu punya dampak besar”
sukses tidak selalu tenang mencapai tujuan. Orang tua bisa mengajarkan tentang keberanian untuk mencoba/Foto: freepik.com/freepik

Orang tua pasti ingin yang terbaik untuknya. Bagaimanapun, orang tua akan berusaha untuk kesuksesan anak-anaknya. Hal tersebut juga berpengaruh bagaimana anak melihat diri mereka sendiri dalam bekerja keras, menghadapi kegagalan, dan juga membangun kepercayaan.

Orang tua menjadi pendamping untuk menemani anak berkembang. Namun terkadang orang tua melakukan kalimat atau cerita bohong meskipun niatnya adalah baik untuk anak. Psikolog Dr. Juli Fraga dalam CNBC Make It, memberikan contoh 4 kalimat kebohongan umum yang sering diucapkan orang tua, dan bagaimana seharusnya nasihat yang diberikan agar anak bisa sukses di masa depan. Yuk simak, Beauties!

“Aku percaya usaha dan ketekunanmu punya dampak besar”

sukses tidak selalu tenang mencapai tujuan. Orang tua bisa mengajarkan tentang keberanian untuk mencoba/Foto: freepik.com/freepik

Kalimat “Kalau bersungguh-sungguh, bisa mencapai apapun!” ini sering digunakan untuk mendorong anak-anak agar bekerja keras atau mengejar impian mereka. Tapi, kalimat tersebut bisa jadi bumerang.

Kalau anak-anak diberi tahu bahwa segala sesuatu mungkin terjadi, mereka mungkin saja bisa menyalahkan diri sendiri ketika ada yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Mereka bisa merasa frustrasi ketika kerja keras tidak membuahkan hasil.

Maka, yang lebih baik dilakukan adalah memberikan gambaran realistis. Definisikan ulang arti sukses bukan selalu mencapai tentang mencapai tujuan, tapi tentang keberanian untuk mencoba. Misalnya, dengan mengucapkan kalimat seperti, “Aku percaya usaha dan ketekunanmu punya dampak besar”.

Daripada menjanjikan “apa pun bisa dicapai”, kalimat ini menekankan bahwa usaha dan ketekunan anak itu penting. Anak jadi paham bahwa bukan hanya bakat atau peluang, tapi juga kerja keras yang bisa mencapai tujuan.

"Berbagi itu penting. Tapi, menjaga diri kamu nggak kalah penting”

Egois itu tidak selamanya buruk. Orang tua bisa jarkan anak empati dan selfcare/Foto: freepik.com/wirestock

Kalimat “Kamu tidak bisa egois” jadi salah satu kebohongan umum yang sering diucapkan orang tua. Sebenarnya, bersikap egois tidak selalu buruk. Anak juga harus belajar memprioritaskan diri sendiri. Tidak berbagi dengan teman memang bisa dibilang egois, tapi kalau memang sedang tidak bisa membantu, hal ini jadi bentuk selfcare. 

Orang tua bisa ganti dengan kalimat, “Berbagi itu penting. Tapi, menjaga diri kamu nggak kalah penting”. Anak jadi belajar empati dan self-care. Mereka akan tumbuh dengan keseimbangan antara peduli orang lain dan tahu batas diri, yang penting adalah kesehatan mental dan kesuksesan di masa depan. 

“Tidak apa-apa, sesulit apapun hidup, aku akan ada membantumu”

Melihat sisi baik dari kegagalan memang baik. Tapi, orang tua juga harus memberi tahu akan selalu ada untuk anak/Foto: freepik.com/freepik

Saat anak menghadapi kesulitan, kadang orang tua memberi nasihat untuk melihat dari sisi baiknya atas kegagalan yang terjadi. Terkadang, sikap positif bisa membantu meredakan stres, terutama saat merasa cemas. Namun, sifat positif tidak menyelesaikan segalanya. Berpikir positif atas kegagalan juga bukan jadi jalan keluar yang benar.

Orang tua bisa memberikan nasihat sambil mengucapkan, “Tidak apa-apa kalau tidak baik-baik saja, sesulit apapun hidup, aku akan ada membantumu” ketika anak terpuruk atau takut. Akui bahwa hidup memang sulit, namun orang tua akan selalu ada membantu mereka.

“Kamu bisa coba sendiri dulu, kalau butuh bantuan, nggak apa-apa minta tolong aja”

Meminta bantuan bukanlah tanda gagal. Orang tua bisa mengajarkan kemandiri, tapi anak juga boleh meminta bantuan/Foto: feepik.com/pch.vector

Orang tua kebanyakan berusaha membesarkan anak-anak yang mandiri. Namun, hal ini bisa membuat anak berpikiran bahwa bergantung dan meminta bantuan orang lain itu tidak diperbolehkan. Sehingga, anak-anak bisa terhambat dalam bersosialisasi di sekolah, pertemanan, dan kehidupan.

Orang tua bisa mendorong kemandirian sesuai usia dan memberi anak izin untuk meminta dan menerima bantuan saat membutuhkan. Kalimat, “Kamu bisa coba sendiri dulu, kalau butuh bantuan, nggak apa-apa minta tolong aja”.

Anak jadi paham kalau kemandirian itu penting, tapi meminta bantuan juga bukan berarti terlihat lemah, melainkan bagian dari belajar. Sikap ini bisa membantu mereka tumbuh jadi pribadi yang tangguh, mampu berkolaborasi, dan membangun hubungan yang sehat. Hal ini juga bisa jadi bekal untuk sukses di sekolah, pekerjaan, maupun kehidupan sosial.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE