4 Mitos Tentang Kesetaraan Gender yang Sering Disalahpahami
Pernah dengar kata-kata seperti "Pria harus kuat, perempuan harus lemah lembut" atau "Perempuan nggak cocok jadi pemimpin"?Â
Nah, mitos-mitos seperti ini sering banget muncul dalam obrolan sehari-hari, padahal belum tentu benar! Kesetaraan gender masih jadi topik yang sering disalahpahami, dan banyak anggapan keliru yang justru bikin kita mundur selangkah dari kemajuan.Â
Di artikel ini, kita bakal kupas beberapa mitos tentang kesetaraan gender yang mungkin pernah kamu dengar, plus fakta sebenarnya di baliknya. Yuk, kita bahas bareng!
Kesenjangan Gaji Berdasarkan Gender Itu Nggak Ada
![]() Perbedaan gender/Foto: pexels.com/Andrea Piacquadio |
Banyak yang bilang kalau kesenjangan gaji antara pria dan perempuan itu cuma mitos. Sebagian besar beranggapan bahwa selama seseorang punya keterampilan yang sama, gaji yang diterima pasti setara, terlepas dari gender. Namun, apakah benar kenyataannya seperti itu?
Melansir dari HR News, kesenjangan gaji berbasis gender itu masih nyata terjadi di banyak negara. Contohnya, di Inggris, rata-rata perempuan dibayar 15,4% lebih rendah dibanding laki-laki. Di banyak sektor, terutama di posisi manajerial dan kepemimpinan, perempuan sering kali menerima bayaran lebih rendah meskipun memiliki pengalaman dan keahlian yang sama.
Perempuan Kurang Percaya Diri untuk Naik Jabatan
Perempuan kurang percaya diri untuk naik jabatan (Gender equality/Foto: pexels.com/Christina Morillo)
Banyak yang percaya kalau perempuan nggak naik jabatan karena mereka kurang percaya diri. Padahal, faktanya nggak sesederhana itu.
Meskipun punya skill yang mumpuni, percaya diri, dan siap naik level, tapi tetap saja perempuan sering dianggap nggak cukup layak untuk naik jabatan. Selain itu, standar buat perempuan juga lebih tinggi.Â
Melansir dari Generation Women, riset menunjukkan bahwa pria sering dipromosikan berdasarkan potensi, sedangkan perempuan harus membuktikan prestasi dulu. Artinya, sementara perempuan sibuk bekerja keras buat menunjukkan kemampuan mereka, pria sudah melaju lebih dulu!
Urusan Rumah Tangga Itu Tugas Perempuan
Urusan rumah tangga itu tugas perempuan (Mitos kesetaraan gender/Foto: pexels.com/ Andrea Piacquadio)
Siapa bilang bersih-bersih, masak, dan ngurus rumah cuma tugas perempuan? Faktanya, pekerjaan rumah tangga itu netral dan bisa dilakukan siapa saja. Namun, karena mitos ini terus dipercaya, banyak perempuan akhirnya dibatasi dalam pendidikan, karier, dan kepemimpinan, waktu mereka habis untuk urusan rumah, sementara laki-laki lebih leluasa mengejar ambisi.
Padahal, kalau tugas rumah dibagi adil, semua orang bisa berkembang. Bahkan, anak-anak yang tumbuh di keluarga dengan peran yang setara terbukti punya prestasi lebih baik di sekolah. Jadi, masih yakin urusan rumah cuma tanggung jawab perempuan?
Perempuan Itu Lebih Lemah
Sering kali perempuan dianggap lebih lemah (International Women's Day/Foto: pexels.com/Moose Photos)
Sering kali perempuan dianggap lebih lemah. Faktanya, kekuatan fisik seseorang bukan ditentukan oleh gender, tapi oleh kondisi tubuh dan kapasitas individu.
Memang, ada momen di mana tubuh perempuan mengalami perubahan, seperti saat hamil atau menstruasi, tapi itu sifatnya sementara. Setelah itu? Perempuan bisa sama kuatnya dengan pria, bahkan ada yang lebih kuat.Â
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Â
