Ketidaksetaraan gender telah menjadi perhatian banyak orang selama beberapa dekade terakhir. Diskriminasi tidak hanya membatasi ruang gerak perempuan, namun juga kerap berimbas pada aksi kekerasan.
Jika ditarik benang merah, sebenarnya ada 4 faktor utama penyebab kesenjangan gender. Apa saja? Berikut ulasan yang dilansir dari Council of Europe.
1. Faktor Budaya
Selama berabad-abad, budaya patriarki dan seksisme telah dipegang teguh oleh hampir seluruh warga dunia. Banyak perempuan ditempatkan dalam posisi inferior karena alasan agama dan tradisi. Pada akhirnya, banyak orang yang menerjemahkan sosok perempuan sebagai makhluk yang harus tunduk dan hidup di bawah kontrol pria.
Untuk melegitimasi posisinya, pria diperkenankan melakukan kekerasan sebagai hukuman untuk perempuan yang dianggap tidak taat. Tentunya hal ini dibarengi dengan pembatasan gerak agar posisi perempuan tidak pernah sama dengan pria. Belum lagi, perempuan juga menjadi korban tindak kriminal dan eksploitasi seksual tanpa bisa berbuat apa-apa.
Harus Bagaimana?
Diskriminasi gender yang dilatarbelakangi budaya bukan hal yang mudah ditangani. Hal yang bisa dilakukan adalah menanamkan kesadaran untuk menghargai hak asasi manusia, terlepas dari agama maupun tradisi yang dianut. Nilai ini juga harus ditanamkan pada generasi baru.
2. Faktor Legal
Penyebab Ketidaksetaraan Gender/Foto: Unsplash.com/Mika Baumeister |
Pemicu lain ketidaksetaraan gender adalah lemahnya hukum yang berlaku. Sebagaimana dilaporkan oleh Council of Europe, sebagian besar perempuan enggan melaporkan ketidakadilan yang diterima karena takut tidak mendapatkan perlindungan yang layak.
Dalam kasus pelecehan seksual misalnya, perempuan menganggap hal itu sebagai aib yang harus disembunyikan sehingga enggan melaporkan pelaku. Penyebabnya, selain karena masyarakat yang cenderung mudah menghujat korban, perlindungan hukum di wilayahnya mungkin saja terlalu 'lembek'. Selain membuat korban sulit mendapat keadilan, kondisi ini juga akan dimanfaatkan pelaku untuk melakukan diskrimanasi dengan leluasa.
Harus Bagaimana?
Hukum terkait kekerasan dan bentuk diskriminasi terhadap perempuan memang harus ditegakkan. Untungnya, saat ini hampir setiap wilayah telah menyediakan lembaga yang khusus menangani kasus yang melibatkan perempuan sebagai korban. Sebagai anggota masyarakat, kamu bisa membantu dengan melaporkan semua hal terkait kekerasan perempuan dan memberikan bantuan terhadap korban di sekitarmu.
3. Faktor Ekonomi
Penyebab Ketidaksetaraan Gender/Foto: Unsplash.com/Gyan Shahane |
Diskriminasi dan kekerasan pada dasarnya adalah hal yang saling berkaitan. Saat ruang gerak perempuan dibatasi, maka dia akan kesulitan memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam kondisi yang tidak berdaya, terutama dari segi ekonomi dan mental, maka perempuan akan mudah menjadi obyek kekerasan dan diskriminasi.
Harus Bagaimana?
Masyarakat perlu memahami pentingnya memberdayakan perempuan. Selain membantu memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesejahtaeraan diri, baik dengan memberikan lapangan pekerjaan atau memberikan skill yang memadai, pola asuh orangtua juga harus mampu membentuk perempuan yang berdaya di masa depan.
4. Faktor Politik
Penyebab Ketidaksetaraan Gender/Foto: Unsplash.com/Samantha Sophia |
Politik berkaitan dengan kekuasaan dan pengaruh. Namun dalam berbagai budaya, perempuan dianggap sebagai golongan minoritas, kurang mumpuni, dan suaranya dianggap tidak mewakili aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, peran serta perempuan dalam dunia politik dan kepemimpinan menjadi terbatas karena tidak didukung masyarakat dan para politikus.
Harus Bagaimana?
Untuk membuat perempuan lebih diakui, salah satu cara adalah dengan memberdayakan perempuan itu sendiri. Jika pembatasan dan diskriminasi bisa diminimalisir, maka perempuan akan memiliki kesempatan mengembangkan dan memberdayakan diri. Lambat laun akan muncul banyak tokoh perempuan yang berpengaruh di masyarakat.
Itulah analisis tentang akar penyebab ketidaksetaraan gender yang terjadi di masyarakat dunia. Memang perlu pemikiran yang bijaksana untuk menyikapi isu ini. Namun dengan pemahaman yang baik tentang HAM dan nilai kemanusiaan, maka siapapun bisa membuat kehidupan yang lebih cerah di masa depan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!