5 Alasan Mengapa Seseorang Bertahan di Hubungan Toksik
Memiliki pasangan seharusnya dapat membuat seseorang menjadi lebih aman dan tidak merasa sendiri. Sayangnya, masih banyak perempuan di luar sana yang sedang terjebak dalam hubungan toksik.Â
Kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT adalah salah satu bentuk dari hubungan tidak sehat. Data menampilkan bahwa perempuan lah yang paling rentan menjadi korban.Â
Dalam Catatan Tahunan Komnas Perempuan di tahun 2023, kasus kekerasan terhadap istri menunjukkan angka yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, terdapat 674 kasus di Komnas Perempuan dan 1.573 kasus di lembaga lainnya.Â
Jika kamu sering membaca berita mengenai KDRT maupun kekerasan dalam pacaran, sering kali perbuatan itu diterima korban tidak hanya sekali saja. Hingga, muncul pertanyaan, mengapa seseorang bisa bertahan di hubungan toksik selama bertahun-tahun?
Secara umum, berikut adalah 5Â alasan yang sering ditemui.
1. Manipulasi
Ilustrasi pasangan berargumen /Foto: Freepik
Alasan yang pertama adalah karena adanya manipulasi dari pasangan. Saat hubungan mulai goyah, dia akan menudingmu bahwa kamu adalah pihak yang menyebabkan semua kekacauan dalam hubungan.Â
Dia akan terus mencurigaimu dan menyalahkanmu, padahal itu hanyalah manipulasi dari dirinya saja. Ketika kamu ingin berpisah darinya, dia mampu menunjukkan pesona agar kamu tetap mau bersamanya.
2. Takut Merasa Kesepian
Ilustrasi perempuan tertidur /Foto: Freepik
Bagi sebagian orang, merasa kesepian adalah hal yang ditakuti. Lagi pula, tidak ada yang ingin merasa kesepian di dunia ini. Maka dari itu, rasa takut akan kesepian banyak dijadikan alasan untuk tetap bertahan di hubungan toksik selama bertahun-tahun.
Mengutip Psychology Today, ketika berada di hubungan yang kasar, kamu bisa saja merasa kesepian walau memiliki pasangan. Kamu merasa sendiri karena terus bertanya-tanya mengapa kamu tidak mendapatkan cinta dan perhatian yang kamu butuhkan dari pasanganmu.
3. Demi Anak
Ilustrasi keluarga kecil /Foto: Pexels/Caleb Oquendo
Bagi perempuan yang telah memiliki anak setelah menikah, anak sering kali menjadi alasan mengapa mereka ingin tetap bertahan dengan pasangan toksik mereka. Mereka berpikir bahwa anak masih membutuhkan kasih sayang dan peran orangtua yang lengkap.Â
Nyatanya, orangtua yang sering bertengkar dan berargumen hebat akan berefek kepada kesehatan mental anak. Hal itu akan meningkatkan resiko depresi, kecemasan, dan rendahnya self-esteem pada anak, dikutip dari situs Parents.Â
4. Berharap Pasangan Akan Berubah
Ilustrasi pasangan sedang bertengkar /Foto: Pexels/Alena Darmel
Nggak sedikit perempuan yang merasa bahwa pasangannya sedang khilaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Sehingga, dia akan terus memaafkannya dan memilih untuk bertahan.
Berharap pasangan akan berubah dalam sebuah hubungan hanya akan menimbulkan kekecewaan. Memang, manusia adalah tempatnya salah. Jika hal itu sering diulangi, tandanya kamu harus segera meninggalkannya.Â
5. Merasa Rendah Diri
Ilustrasi perempuan /Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Melansir Marriage, merasa rendah diri juga bisa menjadi penyebab. Ketika seseorang merasa dia memiliki self-esteem yang rendah, dia akan mencari pengakuan dari luar dan bisa saja pengakuan itu didapatkannya dari pasangan toksik.Â
Maka dari itu, nggak heran mengapa dia susah berpisah dari pasangannya walau telah disakiti berulang kali.
Itu dia 5 alasan umum mengapa seseorang bertahan di hubungan tidak sehat. Jika kamu atau orang sekitarmu sedang mengalaminya, jangan takut untuk mencari bantuan.Â
Kalau sudah mengarah ke dalam ranah kekerasan, kumpulkan bukti-bukti dan cari tempat aman. Apapun alasannya, kekerasan dalam hubungan tidak boleh dinormalisasi.
Kamu tidak sendiri dan pasti bisa melaluinya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!