5 Cara Manajemen Emosi Saat Menghadapi Anak yang Sedang Tantrum, Orangtua Wajib Terapkan!

Dwi Lindah Permatasari | Beautynesia
Sabtu, 21 Oct 2023 22:00 WIB
5. Pantau Nada Bicara dan Pilihan Kata
Ilustrasi/Foto: Freepik/peoplecreations

Orang tua dan anak-anak mempunyai kemampuan untuk memicu berbagai emosi satu sama lain yang tidak dapat dilakukan orang lain. Bahkan ketika kita sudah dewasa, kita sering kali bersikap tidak rasional terhadap orang tua kita sendiri.

Begitupun orang tua ketika sedang marah. Hal terpenting yang perlu kita ingat tentang kemarahan adalah jangan bertindak apa pun saat sedang marah.

Untuk menghindari konflik dan hal-hal yang tidak diinginkan, berkomitmenlah untuk tidak berteriak, memukul, mengumpat, atau memberikan hukuman apa pun pada anak saat marah. Pasalnya, kamu tidak hanya menyakitinya, tetapi juga berpotensi akan ditiru oleh anak nantinya.

Mereka mungkin akan berpikir teriakan adalah cara orang dewasa menangani konflik. Lalu mereka akan mengadopsi perilaku ini juga. Jadi, belajarlah untuk mengelola emosi dan kemarahan secara bertanggung jawab agar bisa memberikan teladan yang baik kepada anak. Bagaimana caranya?

Dirangkum dari Psychology Today, berikut 5 cara untuk mengendalikan emosi ketika menghadapi anak yang sedang tantrum.

1. Tetapkan Batasan Sebelum Marah

Ilustrasi/Foto: Freepik
Ilustrasi/Foto: Freepik

Ketika kita marah pada anak-anak, sering kali kita tidak menetapkan batas lantaran ada sesuatu yang tidak menyenangkan bagi kita. Saat kamu mulai marah, itulah sinyal untuk melakukan sesuatu. Alih-alih berteriak, lakukan intervensi dengan cara yang positif untuk mencegah lebih banyak perilaku apapun yang mengganggu.

Ada baiknya kamu menjelaskan kepada anak-anak dan meminta mereka untuk menjaga perilaku yang membuat kamu kesal. Jika anak-anak melakukan sesuatu yang semakin mengganggu atau bertengkar saat kamu sedang sibuk, nyatakan kembali ekspektasi kamu. Arahkan anak-anak untuk menjaga situasi agar tidak semakin menyebalkan.

2. Tenangkan Diri Sebelum Mengambil Tindakan

Ilustrasi/Foto: Freepik

Saat kamu merasa marah, kamu memerlukan cara untuk menenangkan diri. Kesadaran akan selalu membantu kamu memanfaatkan pengendalian diri dan mengubah fisiologi kamu. Ambil napas dalam-dalam sebagai tombol jeda.

Jika kamu bisa meluangkan waktu 20 menit sehari untuk latihan mindfulness, kamu sebenarnya bisa membangun kapasitas saraf sehingga lebih mudah menenangkan diri di saat-saat anak membuat kamu kesal.

3. Tunggulah Sebelum Mendisiplinkan

Ilustrasi/Foto: Freepik/gpointstudio

Pastikan jangan pernah bertindak saat sedang marah. Tidak ada yang mengatakan kamu harus mengeluarkan keputusan dengan cepat.

Kamu bisa mengucapkan kalimat seperti, “Aku tidak percaya kamu memukul adikmu setelah kita membicarakan betapa sakitnya memukul. Saya perlu memikirkan hal ini, dan kita akan membicarakannya sore ini. Sampai saat itu tiba, saya harap kamu berperilaku lebih baik.”

Setelah itu, duduklah bersama anak dan bila perlu tetapkan batasan yang tegas. Kamu akan lebih bisa mendengarkan pendapatnya dan merespons dengan batasan yang masuk akal dan penuh rasa hormat terhadap perilakunya.

4. Hindari Kekerasan Fisik

Ilustrasi/Foto: Freepik

Menurut Journal of Psychopathology, 85 persen remaja mengatakan mereka pernah ditampar atau dipukul oleh orang tuanya. Tahukah kamu, hukuman fisik seperti itu mempunyai dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak yang berlangsung sepanjang hidup.

Memukul mungkin membuat kamu merasa lebih baik sementara waktu karena dapat meredakan amarah. Sayangnya, ini berdampak sangat buruk bagi anak. Cara terbaik untuk merasa lebih baik ketika marah dan lelah menghadapi perilaku anak yang tantrum adalah dengan tidak menyakiti anak.

Tidak hanya itu, kamu juga perlu menghindari ancaman kepada anak saat sedang marah. Ancaman hanya efektif ketika kamu menepatinya. Ancaman ini justru akan melemahkan otoritas kamu dan memperkecil kemungkinan anak mengikuti aturan di lain waktu.

5. Pantau Nada Bicara dan Pilihan Kata

Ilustrasi/Foto: Freepik/peoplecreations

Menghadapi anak-anak yang sedang tantrum memang sangatlah menguras energi. Kita sering kali tidak menyadari jika sudah menaikkan nada bicara ketika berada di situasi tersebut. Nah, pahamilah bahwa semakin tenang kita berbicara, semakin tenang perasaan kita, dan semakin tenang pula respons orang lain terhadap kita.

Penggunaan kata-kata makian atau bernada tinggi membuat kita dan pendengar semakin kesal. Ini membuat situasi menjadi semakin buruk. Kita masih mempunyai kekuatan untuk menenangkan diri sendiri dan anak-anak melalui nada suara dan pilihan kata yang lebih baik.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE