5 Cara Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Atasi Marah, Begini Penjelasan Psikolog

Narita Fuji Triani | Beautynesia
Sabtu, 11 Oct 2025 12:30 WIB
5 Cara Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Atasi Marah, Begini Penjelasan Psikolog
Cara Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi Atasi Marah/Foto: freepik.com/stockking

Marah merupakan emosi yang terjadi pada setiap manusia, namun sering dianggap sesuatu yang negatif di lingkungan masyarakat. Menurut psikolog, marah bukan sesuatu yang salah atau harus dihindari, bahkan menjadi sinyal penting. 

Orang dengan kecerdasan emosional (EQ) tinggi melihat marah bukan sebagai musuh, melainkan sebagai “teman”. Mereka tahu bahwa marah jadi sebuah petunjuk bahwa ada sesuatu yang perlu dibenarkan, direnungkan, atau dikomunikasikan.

Orang dengan kecerdasan emosional tinggi punya 5 cara yang dilakukan ketika marah menurut psikolog Dr. Juli Fraga di CNBC Make It. Yuk, simak, Beauties!

1. Menamai Kemarahan

Menamai Kemarahan. Cara ini bisa membentuk pengakuan terhadap apa yang dirasakan/Foto: freepik.com/freepik

Orang dengan EQ tinggi menyadari bahwa menekan dan memendam rasa marah terus-menerus bisa berbahaya bagi kesehatan mental. Mereka mengenali bahwa emosi itu ada, maka mereka akan memberi nama rasa amarah yang dirasakan. Misalnya mereka sadar bahwa mereka sedang merasa marah atau merasa tersinggung. Dengan menamai kemarahan menjadi bentuk pengakuan terhadap apa yang dirasakan.

Proses ini disebut sebagai label terhadap perasaan. Hal ini bisa meredakan intensitas perasaan, sehingga emosi yang dirasakan tidak langsung memicu reaksi yang merusak atau impulsif.

2. Membicarakan Kemarahan

Membicarakan Kemarahan. Orang dengan IQ tinggi lebih memilih membicarakan daripada memendam/Foto: freepik.com/yanalya

Orang dengan EQ tinggi tidak melampiaskan kemarahannya dengan tindakan, misalnya berteriak atau membanting pintu. Mereka akan menghindari tindakan-tindakan yang memperburuk situasi dan lebih memilih untuk membicarakannya.

Saat marah, mereka akan menangani dengan bijaksana melalui kata-kata, seperti, “Aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang membuat saya kesal…”, atau “Susah untuk bilang ke kamu karena aku peduli. Aku merasa marah ketika….”

3. Bertanggung Jawab atas Kemarahan

Bertanggung Jawab atas Kemarahan. Cara yang digunakan bisa meredakan ketegangan/Foto: freepik.com/8photo

Mereka tidak menyalahkan orang lain atas kemarahan yang dirasakan. Orang dengan EQ tinggi akan bertanya kepada diri sendiri, seperti “apa yang bisa saya kendalikan?”, atau “apa yang ada di luar kendali saya”. 

Mereka tidak menghabiskan energi untuk sesuatu yang tidak bisa dikontrol. Mereka akan melakukan tindakan seperti mengambil napas dalam-dalam, pergi sebentar untuk meredakan ketegangan, atau melakukan aktivitas fisik jadi cara-cara yang digunakan untuk menangani rasa marah. Mereka tidak akan terbebani oleh perasaan negatif yang terus berkepanjangan.

4. Mengubah Kemarahan jadi Aksi Positif

Mengubah Kemarahan jadi Aksi Positif. Cara ini bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain/Foto: freepik.com/freepik

Kemarahan bisa membuat perubahan. Orang dengan kecerdasan emosional tinggi melihat peluang untuk menggunakan kemarahan sebagai bahan bakar untuk aksi positif yang lebih besar, misalnya membantu komunitas atau mengikuti kegiatan sukarelawan.

Pengalihan emosi ke dalam aksi nyata akan membuat kemarahan jadi sesuatu yang produktif. Jadi, tidak hanya mengurangi rasa frustrasi, tapi juga memberi makna bahwa saat emosi bisa muncul manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

5. Menyadari Kemarahan adalah Guru yang Bijaksana

Menyadari Kemarahan adalah Guru yang Bijaksana. Orang dengan EQ tinggi menggali apa yang perlu diubah/Foto: freepik.com/freepik

Orang dengan EQ tinggi akan paham bahwa kemarahan bukan sekedar sinyal negatif, tapi juga memberi pesan penting. Mereka akan melakukan refleksi diri, seperti “apa yang kemarahan ini coba katakan?”, “apa kemarahan ini ada hubungannya dengan luka masa lalu?”.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menggali apa yang perlu diubah dan diperhatikan dalam hidup mereka. Proses ini membuat kemarahan bukan sesuatu yang ditakuti, tapi alat untuk menjadi pribadi yang tetap tumbuh jadi lebih baik lagi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE