5 Fakta Menarik Penemuan Rafflesia hasseltii, Flora Langka yang Baru Muncul Lagi Setelah 13 Tahun!
Penemuan Rafflesia hasseltii di kawasan hutan Sumatera akhir-akhir ini banyak mendapatkan sorotan. Hal ini disebabkan oleh unggahan Oxford University di media sosial resmi yang menihilkan nama peneliti asal Indonesia dalam apresiasi penemuan flora langka tersebut. Tindakan ini dinilai kurang etis sampai memicu teguran dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Merespon hal ini, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arif Satria pun angkat suara. Menurutnya, proyek penemuan Rafflesia hasseltii ini merupakan kerja sama antara The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum, Program RIIM Ekspedisi, Universitas Bengkulu serta Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu. Sementara itu untuk publikasi ilmiah, Arif menjamin bahwa nama periset BRIN akan menjadi penulis utama.
Lantas seperti apa lika-liku dan fakta menarik di balik penemuan Raflessia hasselti yang konon sudah ditunggu belasan tahun ini? Yuk, simak selengkapnya di sini!
1. Proyek Kolaborasi Lintas Negara
Proyek Kolaborasi Lintas Negara/ Foto: Instagram/illustratingbotanist
Melansir dari situs resmi BRIN, disebutkan bahwa penemuan Rafflesia hasseltii merupakan bagian dari riset kolaboratif antara BRIN, Universitas Bengkulu, dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu dalam proyek bertajuk The First Regional Pan-Phylogeny for Rafflesia. Proyek ini secara khusus mendapatkan dukungan dana dari The University of Oxford Botanic Garden and Arboretum serta Program RIIM Ekspedisi dari BRIN.
Adapun tujuan dari proyek ini adalah untuk merekonstruksi hubungan kekerabatan genetik seluruh jenis Rafflesia di Asia Tenggara. Penelitian yang sudah dimulai sejak awal 2025 ini dilakukan secara paralel di beberapa wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia dan Filipina. Tim BRIN sendiri bertanggung jawab penuh pada pengumpulan dan analisis sampel di Indonesia.
Setelah upaya pencarian yang panjang, keberadaan Rafflesia hasseltii di kawasan hutan Sumatera akhirnya terendus juga. Pada Selasa (18/11), Rafflesia hasseltii dikabarkan akan mekar didaerah Sijumjung, Sumatera Barat. Setelah perjalanan penuh tantangan, tim gabungan yang terdiri dari Septian Andriki (pemandu riset lapang dan konservasionis), Dr. Chris Thorogood (Deputy Director sekaligus Head of Science di Oxford Botanic Garden and Arboretum) dan para peneliti BRIN, termasuk Joko Ridho Witono akhirnya berhasil mendokumentasikan langsung bunga Rafflesia hasseltii yang tengah mekar.
2. Akhirnya Muncul Setelah 13 Tahun Pencarian
Akhirnya Muncul Setelah 13 Tahun Pencarian/ Foto: Detikcom/Dok. Pribadi Septian Andrik
Rafflesia sendiri merupakan genus yang dikenal sebagai salah satu bunga terbesar di dunia yang memiliki diameter mulai dari 70-110 cm, tergantung jenis spesiesnya. Diketahui, flora ini memiliki puluhan spesies berbeda dengan kurang lebih 42 diantaranya dinyatakan hampir punah.
Sementara itu, Rafflesia hasseltii termasuk dalam spesies yang hampir punah. Pasalnya, flora ini ternyata sudah dalam pencarian sejak tahun 2007 atau 13 tahun lalu, lho Beauties! Fakta ini secara langsung diungkap oleh Septian Andirki, salah satu anggota tim konservasionis dan pemandu riset lapang Rafflesia hasseltiii.
3. Punya Siklus Hidup yang Pendek
Punya Siklus Hidup yang Pendek/ Foto: Detikcom/Dok. Pribadi Septian Andrik
Sama seperti jenis bunga rafflesia lainnya, hasselti juga termasuk tanaman holoparasit. Ini artinya sang bunga tidak memiliki klorofil untuk membuat makanannya sendiri sehingga harus hidup menumpang pada inangnya. Rafflesia hasselti pun memiliki siklus hidup yang pendek yakni hanya akan mekar mulai dari 4-8 hari sebelum akhirnya membusuk.
Siklus hidup pendek inilah yang membuat para ilmuwan kesulitan menemukan dan mendokumentasikan Rafflesia hasselti. Belum lagi keberadaannya diprediksi 67% berada di luar kawasan hutan lindung. Inilah yang membuat para ilmuwan tak kuasa menahan haru saat kali pertama menyaksikan langsung Rafflesia hasseltii mekar di habitat aslinya.
Mengutip dari DetikTravel, Rafflesia hasseltii terakhir kali ditemukan mekar di perkebunan milik warga Desa Tanjung Gelang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu pada 2023. Sayangnya, saat itu proses mekarnya belum terdokumentasi.
Setidaknya terdapat 67% keberadaan Rafflesia hasseltii dipercaya berada di luar kawasan hutan lindung, sebuah tantangan besar untuk mendapatkan dokumentasinya langsung. Inilah yang membuat tim ilmuwan dan peneliti tak kuasa menahan haru saat pertama kali menyaksikan bunga Rafflesia hasseltii mekar di habitat aslinya.
Â
4. Temukan Si Cantik Rafflesia hasseltii di Habitat Harimau Sumatera
Temukan Si Cantik Rafflesia hasseltii di Habitat Harimau Sumatera/ Foto: Detikcom/Dok. Pribadi Septian Andrik
Sama dengan tahun 2023, Rafflesia hasseltii yang ditemukan baru-baru ini juga jauh dari kawasan konservasi. Jika dulu tumbuh di sekitar area perkebunan warga, Rafflesia hasseltii kali ini tumbuh di di kawasan yang menjadi habitat harimau Sumatera. Karena itulah, para ilmuwan dan peneliti harus memperkuat insting agar tidak berpapasan langsung dengan sang harimau Sumatera.
Bukan sekedar habitat harimau Sumatera, medan yang dilalui untuk bertemu dengan si cantik Rafflesia hasseltii juga terbilang cukup ekstrem. Tim harus menempuh perjalanan selama tiga jam dengan melewati gunung dengan kemiringan nyaris 90 derajat. Selain itu, masih ada 3 sungai dan air terjun yang permukaan batunya mudah lepas untuk dilalui.
Namun, perjuangan ini akhirnya dibayar tuntas dengan menyaksikan langsung Rafflesia hasseltii mekar di habitat aslinya.
5. Manfaat Tersembunyi Rafflesia hasseltii
Manfaat Tersembunyi Rafflesia hasseltii/ Foto: BRIN
Rafflesia hasseltii ternyata punya nama lokal Cendawan Muca Rimau yang berarti jamur berwajah harimau. Bunga bangkai ini ternyata digunakan oleh masyarakat adat sebagai salah satu bahan pengobatan herbal.
Diketahui, beberapa stud memang menyebut bahwa rafflesia jenis ini mengandung senyawa alkaloid (nikotin dan kafein) dan fenolik (katekin, proantosianidin, dan asam fenolat). Senyawa ini sangat berguna untuk mempercepat proses penyembuhan pada luka.
Pada akhirnya, ada banyak sekali jenis rafflesia yang tumbuh subur di area hutan-hutan di Indonesia yang masih belum terdokumentasikan secara ilmiah. Meski demikian, temuan ini bisa menjadi pemantik harapan agar Indonesia bisa menjadi pusat penelitian dan konservasi Rafflesia dunia.
Gimana nih menurutmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!