5 Hal yang Dianggap Biasa Ini Justru Bisa Memicu Hukuman Mati Jika Dilakukan di Korea Utara

Verticallya Yuri S.E Pratiwi | Beautynesia
Jumat, 08 Apr 2022 08:30 WIB
5 Hal yang Dianggap Biasa Ini Justru Bisa Memicu Hukuman Mati Jika Dilakukan di Korea Utara
Kim Jong Un bersama para tentara perempuan Korea Utara/ Foto: Theatlantic.com

Terletak di Asia Timur, tepat di sebelah Cina, Rusia, dan Korea Selatan, Korea Utara merupakan sebuah negara yang kerap menjadi pembicaraan karena dikenal sebagai negara dengan hukum yang ekstrem.

Korea utara memiliki Pemimpin tertinggi bernama Kim Jong Un yang memerintah negaranya dengan gaya unik dan dikenal diktator. Kepemimpinan diktator tersebut telah turun temurun dari sang Kakek, Ayah, sampai kemudian Kim Jong Un.

Banyak hal yang menjadi hal biasa bagi warga negara lain, tetapi tidak tersedia di Korea Utara dan bahkan justru menjadi sebuah larangan dan hal yang sangat dilarang di negara tersebut. Tak main-main, hukuman yang diberikan bisa sampai hukuman mati dan hukuman untuk tiga generasi, lho.

Berikut adalah beberapa hal yang biasa bagi kita semua, namun tidak tersedia dan bahkan bisa berujung hukuman bagi tiga generasi di Korea Utara!

Dilarang Tertawa

Tertawa
Beberapa orang tertawa bersama/ Foto: unsplash.com/@omarlopez1

Republik Demokratik Rakyat Korea atau dikenal sebagai Korea Utara, memiliki larangan untuk warganya tertawa. Ini dikarenakan peringatan hari berkabung bagi pemimpin tertinggi mereka Kim Jong Il, yaitu Ayah dari Kim Jong Un.

Selama 11 hari untuk peringatan 10 tahun meninggalnya Pemimpin Kim Jong Il, semua orang di Korea Utara dilarang tertawa. Tak hanya dilarang tertawa, semua orang juga dilarang untuk berbelanja dan minum.

Mantan pemimpin Kim Jong-il, memerintah Korea Utara dari tahun 1994 hingga 2011. Dia meninggal karena serangan jantung pada usia 69 tahun pada 17 Desember 2011. Kemudian digantikan oleh putra bungsunya Kim Jong Un.

Bermain Sosial Media dan Menggunakan Internet

Komputer
Seorang tentara Korea Utara tengah mengoperasikan Komputer sembari diawasi Kim Jong Un/Foto: Slate.com

Pada tahun 2016, Korea Utara secara resmi memblokir Facebook dan Twitter. Pemerintah pun mengumumkan bahwa siapa pun yang mencoba mengaksesnya dengan cara yang "tidak pantas" atau mendistribusikan "data anti-republik" dari mereka akan diberikan hukuman yang berat.

Sebelum pelarangan, terdapat beberapa warga Korea Utara memiliki akses ke web di seluruh dunia, dan sebagian besar terbatas pada internet yang dikendalikan pemerintah.

Pemblokiran resmi situs media sosial sebagian besar mempengaruhi orang asing untuk mem-posting informasi dari Korea Utara ke dunia yang lebih luas.

Mendengarkan Lagu dan Film Luar Negeri

menonton film
Menonton film asing bersama/ Foto: unsplash.com/@anetakpawlik

Bagi kita, menonton film dari luar negeri melalui Netflix, iQiyi, Viu, atau mendengarkan musik luar negeri dari Spotify, Apple Music, YouTube Music dan lain sebagainya merupakan hal yang biasa dan bagian dari keseharian.

Namun bagi warga Korea Utara, melakukan hal tersebut sama saja membuat tiga generasi terkena hukuman berat! Pada tahun 2015, diktator Korea Utara Kim Jong Un memerintahkan untuk menghancurkan semua kaset dan CD yang memiliki lagu-lagu yang dilarang negara termasuk dari negara-negara luar yang dapat menyebabkan perbedaan pendapat.

Menonton film Amerika atau mendistribusikan pornografi dapat menyebabkan hukuman mati. Warga Korea utara hanya bisa menonton dari tiga saluran di TV di Korea Utara, dan semua konten dikendalikan oleh pemerintah.

Dilarang Menggunakan Birth Control

Ilustrasi ibu hamil/Unsplash/Neal E. JohnsonIlustrasi ibu hamil/ Foto: Unsplash/Neal E. Johnson

Hal yang satu ini dikarenakan di negara tersebut sebagian besar pasangan menikah sengaja hanya memiliki satu anak karena tingginya biaya pendidikan dan pengasuhan anak.

Karena hal ini sebagian besar telah menyebabkan tingkat kelahiran Korea Utara menurun dengan cepat, membuat Kim Jong Un sebagai Pemimpin memutuskan untuk memberlakukan larangan prosedur pengendalian kelahiran dan aborsi.

Memiliki anak merupakan pilihan bebas setiap keluarga. Menggunakan birth control menjadi pilihan dan menjadi hal biasa di negara Indonesia atau beberapa negara lain, berbeda dengan di Korea Utara.

Tidak Ada Pembalut Sekali Pakai atau Tampon di Toko

Pads dan tampon
Pads dan tampon/Foto: unsplash.com/@natracare

Membeli kebutuhan bulanan seperti pembalut sekali pakai atau tampon di mini market bukanlah hal yang aneh di sekitar kita. Namun di Korea Utara, hal tersebut ternyata tidak lumrah dan tidak tersedia di toko-toko.

Perempuan Korea Utara sendiri menggunakan pembalut kain yang dapat digunakan kembali dengan mencuci setelah digunakan.

---------------

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(sim/sim)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE