7 Judul Buku Pernah Dilarang karena Kontroversial di Berbagai Negara, Sudah Pernah Baca?

Justina Nur | Beautynesia
Kamis, 03 Apr 2025 17:30 WIB
7 Judul Buku Pernah Dilarang karena Kontroversial di Berbagai Negara, Sudah Pernah Baca?
Foto: Amazon.com

Karya seni, termasuk karya seni tulis berupa buku, sudah sering jadi korban pelarangan. Sepanjang sejarah, sudah banyak buku yang dilarang untuk diedarkan atau bahkan disensor di berbagai negara karena dianggap kontroversial, menyinggung beberapa nilai tertentu, atau berisi pemikiran yang dianggap berbahaya oleh pihak berwenang.

Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa semakin dilarang, justru buku-buku tersebut menjadi karya sastra yang paling berpengaruh bahkan terus dibaca sampai sekarang. Apalagi jika buku-buku tersebut memiliki tema yang relevan dan dianggap mewakili kondisi saat ini.

Berikut beberapa buku yang pernah dilarang di berbagai negara beserta alasan di balik larangan tersebut. 

Lord of The Flies Karya William Golding

Lord of The Flies Karya William Golding/ Foto: Amazon.com

Buku yang pertama terbit pada 1954 ini mengisahkan sekelompok anak laki-laki yang terdampar di sebuah pulau terpencil setelah pesawat yang mereka tumpangi jatuh. Di suatu kondisi yang darurat tanpa pendampingan orang dewasa yang memimpin, membuat mereka jadi mencoba membangun sistem pemerintahan sendiri.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, kelompok anak-anak ini terpecah, dan akhirnya kekacauan muncul dan mengarah pada kekerasan serta kehilangan moralitas.

Seperti yang dilansir dari USA Today, buku ini dapat mendorong pembaca muda untuk berpikir lebih dalam mengenai pemerintahan dan kepemimpinan sosial. Buku ini juga sering dianggap sebagai alegori politik dan sosial yang mampu memperlihatkan sisi gelap manusia ketika dibiarkan tanpa batasan hukum atau moral.

Akan tetapi, buku ini menghadapi berbagai larangan di sejumlah sekolah di Amerika Serikat karena beberapa alasan, seperti penggunaan bahasa yang kasar, penggambaran tindakan kekerasan ekstrem antar anak-anak, serta rasisme.

I Know Why The Caged Bird Sings Karya Maya Angelou

I Know Why The Caged Bird Sings Karya Maya Angelou/ Foto: Amazon.com

I Know Why the Caged Bird Sings adalah buku autobiografi karya Maya Angelou yang diterbitkan pada tahun 1969. Buku ini mengisahkan masa kecil Maya Angelou yang merupakan seorang gadis kulit hitam yang tinggal di daerah Amerika Selatan selama tahun 1930-an hingga 1940-an.

Buku ini menjelaskan pengalaman menyakitkan yang dialami Maya Angelou saat ia tinggal di Stamp, Arkansas setelah orang tuanya bercerai. Ia mengalami serangkaian rasisme yang parah dan berbagai pengalaman traumatis lainnya. 

Buku yang dikenal sebagai karya klasik modern ini menunjukkan kepada pembaca mengenai seseorang yang mampu mengatasi rasisme dan trauma. Namun, buku ini ternyata juga menghadapi upaya pelarangan di beberapa sekolah dan perpustakaan di beberapa negara bagian Amerika seperti California, Colorado, Texas, dan sebagainya.

Hal ini karena buku tersebut memberikan gambaran grafis tentang kasus pemerkosaan, rasisme dan seksualitas dengan bahasa yang eksplisit.

Animal Farm Karya George Orwell

Animal Farm Karya George Orwell/ Foto: Amazon.com

Animal Farm adalah sebuah buku dongeng alegori yang mampu memberikan gambaran kepada pembaca tentang bahaya otoritarianisme dan bagaimana kekuasaan absolut cenderung korup secara absolut. Di novel ini, George Orwell menggunakan kisah pemberontakan sekelompok hewan yang dipimpin oleh spesies babi melawan tuan mereka di sebuah peternakan Inggris.

Setelah diterbitkan, novel pendek ini mengalami tuduhan sebagai propaganda Komunis dan disebut berisi seruan hasutan untuk menggulingkan negara. Seperti yang dilansir dari Libraries Carnegie Mellon University, ada berbagai upaya untuk menghapus buku ini dari perpustakaan. Bahkan, judul buku ini juga selalu muncul dalam daftar ‘Problem Books’ atau Buku Bermasalah.

Tidak hanya itu, Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat disebut secara diam-diam membeli hak film dari Orwell ini dan mendanai versi film animasi untuk mengubah beberapa plot dan mengubah akhir cerita agar seolah-olah mengisahkan perlawanan budaya komunisme.

1984 Karya George Orwell

1984 Karya George Orwell/ Foto: Amazon.com

1984 adalah novel fiksi distopia yang diterbitkan pada tahun 1949, mengisahkan sekelompok masyarakat di negara fiksi bernama Oceania yang totaliter, dipimpin oleh sosok misterius dijuluki Big Brother. Big Brother ini konon selalu mengawasi dan mengendalikan setiap aspek kehidupan warganya.

Tokoh utama dari novel ini adalah Winston Smith yang bekerja di Kementerian Kebenaran yang bertugas untuk memalsukan catatan sejarah agar sesuai dengan propaganda Partai. Namun, tentu Winston tidak tinggal diam karena mulai muak dan tertekan akibat pengawasan yang terus menerus dilakukan terhadapnya dan manipulasi kebenaran yang ia lakukan. Ia akhirnya mulai memberontak dan mencari kebenaran tentang masa lalu.

Seperti yang dilaporkan oleh LA Times, novel 1984 karya George Orwell pernah dilarang di Florida pada tahun 1981 karena dianggap ‘pro-komunis’ dan mengandung konten tentang seksual yang eksplisit. Meski begitu, novel ini mampu memberikan gambaran kepada pembacanya tentang bagaimana hidup di tengah pengawasan massal, manipulasi informasi, dan hilangnya kebebasan individu di bawah rezim otoriter.

Brave New World Karya Aldous Huxley

Brave New World Karya Aldous Huxley

Novel bergenre distopia yang diterbitkan pada 1931 ini mengambil set waktu tahun 2540, di suatu dunia futuristik serba canggih yang dikenal dengan nama The World State. Di masa tersebut diterapkan berbagai teknologi reproduksi yang canggih dan manipulasi psikologis untuk membentuk masyarakat yang sangat terstruktur.

Manusia di novel ini diciptakan secara artifisial dan dibagi menjadi lima kasta, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, dan Epsilon. Setiap kasta tersebut memiliki peran dan status sosial tersendiri, dengan Alpha dan Beta bertugas sebagai pemimpin dan pemikir, sedangkan masyarakat di kasta lainnya melakukan pekerjaan manual.

Kebebasan individu dalam masyarakat juga ditekan demi stabilitas sosial. Selain itu, warga negara didorong untuk mencari kepuasan instan dengan mengakses hiburan dan obat-obatan seperti ‘soma’ yang akan membuat mereka bahagia. Masyarakat di Brave New World terkesan seperti utopia, tapi sebenarnya mereka telah mengorbankan kebebasan dan kebenaran hanya demi kebahagiaan yang semu.

Novel yang sangat relate dengan kehidupan sehari-hari ini ternyata telah menghadapi serangkaian tantangan dan pelarangan. Pada tahun 2000, buku ini dihapus dari perpustakaan sekolah menengah di Foley Alabama karena menunjukkan penghinaan terhadap agama, pernikahan, dan keluarga. Selain itu, novel ini dinilai memiliki banyak bahasa yang menghina secara rasial dan informasi yang salah tentang penduduk asli Amerika dan mengandung konten seksual yang eksplisit.

Meski begitu, novel ini juga diyakini sebagai novel berpengaruh, karena mengeksplorasi tema-tema seperti konsumerisme, prasangka, dan pencarian kebahagiaan di atas kebenaran yang tentu masih sangat relevan sampai sekarang. Huxley mengajak pembaca untuk merenungkan apakah lebih penting menjadi bahagia atau bebas, serta bagaimana konsekuensi yang akan diterima oleh masyarakat yang terlalu mengutamakan stabilitas dan kepuasan instan.

To Kill a Mockingbird Karya Harper Lee

To Kill a Mockingbird Karya Harper Lee/ Foto: Amazon.com

To Kill a Mockingbird adalah novel klasik Amerika yang pertama kali diterbitkan pada 1960 dan berhasil memenangkan Penghargaan Pulitzer sekaligus dianggap sebagai salah satu karya sastra penting di Amerika Serikat.

Novel ini mengambil latar di bagian selatan Amerika selama masa Great Depression dan mengisahkan kehidupan Scout Finch, seorang gadis cerdas. Pembaca diajak menyelami isu ketidaksetaraan rasial dan hilangnya kepolosan melalui sudut pandang Scout Finch.

Dikisahkan Scout memiliki ayah bernama Atticus Finch, seorang pengacara yang bertugas membela Tom Robinson, seorang pria kulit hitam yang dituduh memperkosa seorang gadis kulit putih. Meski Atticus berhasil memberi bukti dan argumen yang kuat bahwa Tom tidak bersalah, pada akhirnya juri tetap memutuskan Tom bersalah. 

Sejak diterbitkan, To Kill a Mockingbird sering jadi bahan perdebatan dan menghadapi berbagai tantangan di perpustakaan dan sekolah di Amerika Serikat. Hal tersebut terjadi karena buku ini dinilai menggunakan bahasa yang dianggap ofensif, termasuk kata-kata kasar, istilah rasial, serta penggambaran isu sensitif seperti pemerkosaan dan rasisme.

Persepolis Karya Marjane Satrapi

Persepolis Karya Marjane Satrapi/ Foto: Amazon.com

Persepolis adalah novel grafis karya Marjane Satrapi yang menceritakan kisah masa kecilnya dari usia 10-14 tahun saat di Teheran, ibu kota Iran pada akhir tahun 1970-an hingga awal 1980-an yang penuh gejolak. Pada masa tersebut Iran mengalami berbagai peristiwa penting seperti penggulingan Shah Iran, berdirinya rezim baru, dan pecahnya perang antara Iran dan Irak.

Buku ini memberikan sudut pandang yang unik dari seorang gadis polos di Timur Tengah yang selalu menanyakan berbagai hal, termasuk soal agama dan penindasan, nasionalisme, martir, serta peran dan norma gender dalam masyarakat.

Meski begitu, Persepolis justru menghadapi berbagai larangan dan tantangan di berbagai sekolah dan perpustakaan di Amerika Serikat. Seperti yang dilansir dari The Banned Books Project Carnegie Mellon University, sejak 2013 sistem sekolah umum di Chicago tiba-tiba menarik buku ini dari kelas dan perpustakaan tanpa alasan yang jelas. Kemudian, dijelaskan bahwa buku ini dilarang karena mengandung bahasa dan gambar yang tidak pantas untuk konsumsi umum.

Tidak hanya itu, Persepolis juga menduduki peringkat kedua dalam daftar Top 10 Most Challenged Book oleh American Library Association (ALA), atau daftar buku yang paling sering dipermasalahkan. 

Itu tadi Beauties, 7 judul buku yang pernah dilarang untuk diedarkan atau dibaca masyarakat dengan berbagai alasannya. Apakah kamu sudah membacanya?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE