5 Kalimat Red Flag yang Suka Diucapkan Orang Narsistik untuk Memanipulasi Orang Lain saat Berdebat

Pratitis Nur Kanariyati | Beautynesia
Rabu, 23 Apr 2025 08:00 WIB
2. 'Sensitif Banget, Nggak Usah Berlebihan Gitu'
Ilustrasi orang narsistik yang menekan lawan bicaranya yang dinilai bereaksi berlebihan/Foto: Freepik.com/freepik

Berselisih pendapat dengan orang lain adalah hal yang wajar. Tetapi, sering kali perdebatan bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman, seperti stres, marah, atau sedih. Pertengkaran pada umumnya memang tidak nyaman bagi siapa pun, termasuk pada orang narsistik.

Orang narsistik bersifat manipulatif dan memiliki keinginan untuk mengendalikan orang lain, sehingga membuat perselisihan menjadi sangat frustrasi, menurut Monica Cwynar, seorang pekerja sosial klinis berlisensi di Thriveworks, Pittsburgh, yang dilansir dari Huffpost.

Berikut ini terdapat sederet frasa red flag yang kerap digunakan orang narsistik untuk memanipulasi orang lain ketika berdebat!

1. 'Saya Tidak Marah, Kamu yang Marah'

Ilustrasi pasangan yang menyangkal emosinya sendiri/Foto: Freepik.com/freepik

Pernah menjumpai lawan bicara yang selalu melontarkan frasa seperti itu selama berdebat? Merasa orang lain-lah yang marah, bukan dia. Padahal, dirinya sendiri yang meluapkan emosi secara berlebihan.

Justine Grosso, seorang psikolog trauma somatik mengatakan kepada Huffpost, bahwa orang yang narsisme patologis atau NPD (Narcissistic Personality Disorder) cenderung akan menyangkal emosi mereka sendiri dan percaya emosi itu milik orang lain.

2. 'Sensitif Banget, Nggak Usah Berlebihan Gitu'

Ilustrasi orang narsistik yang menekan lawan bicaranya yang dinilai bereaksi berlebihan/Foto: Freepik.com/freepik

Frasa seperti ‘Kamu terlalu berlebihan atau sensitif' sering digunakan orang narsistik untuk mengendalikan narasi dan membuat kita merasa bersalah atas permasalahan yang terjadi. Padahal itu bukan sepenuhnya salah kita, melainkan dia.

Vanessa Kennedy, direktur psikologi di Driftwood Recovery mengungkapkan bahwa kalimat ‘Kamu sensitif’ atau ‘Bukan itu maksudku’ dimaksudkan untuk membuatmu bertanya-tanya, apakah kamu sudah bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang seharusnya dianggap enteng, padahal pada kenyataannya, perilaku mereka telah melewati batas, dilansir dari CNBC Make It.

Jika Beauties merasa diremehkan saat mengomunikasikan bagaimana tindakan pasangan memengaruhi-mu, ini adalah tanda-tanda awal bahwa dia tidak mampu menjalin hubungan yang sehat saat ini.

3. 'Aku Tidak Percaya Kamu Kaya Gini ke Aku. Aku yang Selalu Disalahkan atas Semuanya'

Ilustrasi orang narsistik yang merasa selalu disalahkan/Foto: Freepik.com/freepik

Selalu merasa menjadi korban, itulah perselisihan yang selalu dirasakan orang narsistik ketika berdebat. Cwynar menuturkan bahwa orang narsistik sering melihat dirinya sebagai korban karena rasa berhak yang mendalam, harga diri yang rapuh, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Mentalitas seperti ini membuat orang narsistik percaya bahwa dirinya ‘terus-menerus disakiti atau diperlakukan dengan buruk oleh orang lain.’

4. 'Kamu Harusnya Paham Kalau Aku Marah.'

Ilustrasi pasangan yang sedang marah/Foto: Freepik.com/freepik

Tidak semua orang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap orang di sekelilingnya, termasuk memahami bahwa seseorang sedang terluka atau marah.

Sebagian orang dengan gangguan kepribadian narsistik berkata, “Kamu seharusnya tahu kalau aku sedang marah,” dengan harapan kamu akan mengantisipasi emosinya dan memahami apa yang dirasakan tanpa komunikasi apa pun. Perasaan takut, bersalah, dan kewajiban dapat muncul, yang akhirnya menghilangkan kekuatan dari individu yang dirugikan, kata Grosso.

5. Ungkapan Bertele-tele yang Tidak Menyentuh Inti Permasalahan

Ilustrasi pasangan yang suka bertele-tele ketika menyelesaikan masalah/Foto: Pexels.com/timur weber

Sering mendapati orang berdebat yang isinya sudah melenceng dari inti permasalahan? Ada konsep yang disebut ’word salad’, di mana mereka mungkin mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Mereka melontarkan pernyataan yang tidak nyambung hanya untuk membingungkan lawan bicara, ujar psikoterapis, Manahil Riaz, seperti dikutip dari Huffpost.

Akhir dari ini semua, kita lupa alasan bertengkar karena percakapan telah melenceng terlalu jauh ke kiri, imbuhnya.

Itulah kalimat red flag orang narsistik yang kerap digunakan untuk mematikan lawan bicara ketika berdebat. Saat menghadapi orang seperti itu, kita harus tetap tenang dan jangan ikut terpancing dengannya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE