6 Alasan Mengapa Budaya Literasi di Indonesia Masih Sulit Tumbuh

Gayuh Tri Pinjungwati | Beautynesia
Jumat, 26 Sep 2025 07:30 WIB
6. Sulitnya Akses Perpustakaan
Sulitnya Akses Perpustakaan/Foto: Pexels.com/ Abby Chung

Budaya literasi sering menjadi topik penting yang digaungkan dalam berbagai kesempatan. Tapi, kenyataannya di lapangan, literasi di Indonesia masih berjalan tertatih. Meskipun internet mudah diakses, dan media sosial aktif 24 jam, minat baca masyarakat kita masih tergolong rendah. Lantas, kenapa budaya literasi di Indonesia begitu sulit diterapkan?

Sebagian siswa tidak menganggap baca buku sebagai kegiatan yang menyenangkan, salah satunya karena setelah membaca, guru menanyai pemahamannya akan bacaan dan memberikannya tugas. Selain itu, ada alasan lain mengapa literasi di Indonesia begitu sulit diterapkan seperti yang dilansir dari DetikEdu berikut ini.

1. Literasi Belum Dianggap Penting Sejak Dini

Literasi Belum Dianggap Penting Sejak Dini/Foto: Pexels.com/ Lina Kivaka

Banyak dari kita dibesarkan dalam lingkungan yang lebih menekankan pada nilai akademik ketimbang kebiasaan membaca. Anak-anak diajari untuk mengejar nilai, bukan untuk memahami atau menganalisis bacaan.

Buku hanya menjadi alat belajar menjelang ujian, bukan jendela dunia yang menyenangkan. Ketika membaca tak dikenalkan sebagai aktivitas yang menarik sejak kecil, maka sulit menjadikannya sebagai budaya saat dewasa.

2. Bagi Siswa Kegiatan Membaca Itu Tidak Menyenangkan

Bagi Siswa Kegiatan Membaca Itu Tidak Menyenangkan/Foto: Pexels.com/ cottonbro studio

Di samping merasa membaca adalah tugas, siswa rupanya juga menilai membaca identik dengan mata pelajaran yang banyak bacaan panjang. Sedangkan siswa merasa malas membaca buku teks.

Khusus sekolah dengan literasi rendah, membaca terasa berat karena siswa sendiri pada dasarnya kesulitan memahami bacaan. Sedangkan jika ingin membaca di rumah, tidak ada buku bacaan yang sesuai untuk anak di rumahnya.

3. Digitalisasi Tidak Selalu Mendorong Literasi

Digitalisasi Tidak Selalu Mendorong Literasi/Foto: Pexels.com/ mikoto.raw Photographer

Meskipun kita hidup di era digital, bukan berarti semuanya mendukung literasi. Banyak orang lebih senang mengonsumsi konten visual yang cepat dan ringan, seperti video pendek atau meme lucu, dibandingkan membaca artikel atau buku. Ini membuat daya tahan membaca masyarakat kian menurun. Bahkan, membaca caption panjang pun kadang dianggap "terlalu berat".

4. Kurangnya Teladan dalam Keluarga dan Sekolah

Kurangnya Teladan dalam Keluarga dan Sekolah/Foto: Pexels.com/ Kindel Media

Budaya membaca tidak bisa tumbuh tanpa contoh nyata. Jika orang tua dan guru tidak menunjukkan kebiasaan membaca dalam kehidupan sehari-hari, maka sulit bagi anak atau siswa untuk tertarik melakukannya.

Literasi bukan hanya soal membaca buku, tapi juga soal berpikir kritis, memahami informasi, dan mencintai pengetahuan. Ini hanya bisa dibentuk dengan kebiasaan yang ditularkan dari lingkungan terdekat.

5. Budaya Cepat dan Instan

Budaya Cepat dan Instan/Foto: Pexels.com/ Andrea Piacquadio

Di era serba cepat ini, semua orang ingin hasil instan. Membaca butuh waktu, kesabaran, dan ketenangan. Maka tak heran jika banyak yang memilih menonton ringkasan atau mendengar ulasan dibanding menyelami buku dari awal hingga akhir. Budaya instan ini pelan-pelan menggeser ketertarikan terhadap aktivitas membaca.

6. Sulitnya Akses Perpustakaan

Sulitnya Akses Perpustakaan/Foto: Pexels.com/ Abby Chung

Perpustakaan yang tidak selalu mudah diakses juga ditemukan jadi masalah peningkatan literasi. Terlebih, pojok baca di kelas juga tidak punya bacaan yang sesuai buat anak bersangkutan. Masalahnya juga mencakup variasi bacaan terbatas dan jarang diperbaharui.

Meskipun tantangannya besar, budaya literasi tetap bisa tumbuh jika kita mulai dari lingkup terkecil, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas. Mulailah dari membaca 10 menit sehari, mendongeng untuk anak, atau berbagi kutipan menarik dari buku yang kamu baca. Setiap langkah kecil itu berarti. Karena membangun budaya tidak butuh orang banyak, cukup satu yang konsisten dan menulari.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.