6 Kalimat Orang Tua untuk Bikin Anak Sukses dan Bermental Kuat

Sierra Ayuningtyas Muktisari | Beautynesia
Rabu, 26 Nov 2025 21:00 WIB
6 Kalimat Orang Tua untuk Bikin Anak Sukses dan Bermental Kuat
Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: freepik.com/freepik

Beauties, setiap orang tua tentu ingin melihat anak mereka tumbuh menjadi sosok yang sehat, sukses, dengan mental kuat dan tidak mudah menyerah. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan peran orang tua secara intens dalam mendukung tumbuh kembang buah hati.

Misalnya, orang tua bisa mendampingi anak dengan memberikan kalimat-kalimat positif atau bertanya kepada anak mengenai hari-hari mereka.

Melalui cara ini, orang tua bisa mengajarkan anak hal-hal yang mungkin tidak diajarkan di sekolah serta memahami lebih dalam mengenai perasaan atau sudut pandang anak.

Selain itu, ketika anak-anak merenungkan pengalaman mereka, mereka melatih keterampilan seperti kesadaran emosional, pemecahan masalah, dan empati, serta mengembangkan pola pikir berkembang.

Dikutip dari  CNBC Make It,  ini enam  kalimat pertanyaan orang tua untuk anak  yang membuat mereka tumbuh jadi sosok yang sukses dan bermental kuat.

1. “Apa bagian terbaik dari harimu?”

Kalimat pertanyaan “Apa bagian terbaik dari harimu?” dapat mendorong anak-anak untuk mencari hal-hal positif.

Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: freepik.com/freepik

Kalimat pertanyaan ini dapat mendorong anak-anak untuk mencari hal-hal positif, Beauties.

Bagi anak-anak yang cenderung fokus pada kesalahan, menjawab pertanyaan ini dapat membantu mereka membangun rasa optimis dan rasa syukur yang merupakan faktor penting untuk menjadi ‘pelindung’ bagi kesehatan mental.

Para orang tua juga bisa menjelaskan menggunakan kalimat dari sudut pandang mereka seperti misalnya, “Bagian terbaik hariku adalah berjalan-jalan saat istirahat makan siang. Bagaimana denganmu?” untuk membantu anak mengutarakan jawaban dari sudut pandang mereka.

2. “Kesalahan apa yang bisa membuatmu belajar hari ini?”

“Kesalahan apa yang bisa membuatmu belajar hari ini?”. Membicarakan kesalahan secara terbuka dapat mengurangi rasa malu dan membantu anak agar melihat kesalahan sebagai peluang untuk berkembang.

Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: freepik.com/freepik

Membicarakan kesalahan secara terbuka dapat mengurangi rasa malu dan membantu anak agar melihat kesalahan sebagai peluang untuk berkembang, Beauties.

Melalui kalimat ini, orang tua bisa mengajarkan anak bahwa kesalahan bisa terjadi kapan saja, serta mengajarkan mereka untuk mencari solusinya sekaligus. Selain itu, kalimat ini sebaiknya ditanyakan dengan nada ingin tahu, bukan menghakimi.

3. “Apa satu hal yang bisa membuat harimu lebih baik hari ini?”

“Apa satu hal yang bisa membuat harimu lebih baik hari ini?”. Pertanyaan ini membantu anak-anak mengidentifikasi perasaan seperti frustrasi dan kekecewaan tanpa berkutat pada pengalaman tersebut.

Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: freepik.com/freepik

Pertanyaan ini membantu anak-anak mengidentifikasi perasaan seperti frustrasi dan kekecewaan tanpa berkutat pada pengalaman tersebut. Hal ini secara alami membuka pintu untuk pemecahan masalah dan perencanaan.

Orang tua bisa bertanya dengan cara yang menyenangkan, seperti, "Jika kamu punya tongkat ajaib untuk mengubah satu hal hari ini, apa itu?"

Hal ini dapat memunculkan ide-ide kreatif dari anak, seperti, "Seandainya ada lebih banyak waktu untuk proyek seniku, mungkin aku akan membawanya pulang untuk menyelesaikannya."

4. “Siapa yang kamu bantu hari ini?”

“Siapa yang kamu bantu hari ini?” Orang tua dapat memberdayakan anak-anak untuk terlibat dalam tindakan membantu orang lain dengan pertanyaan seperti ini.

Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: Freepik/freepik

Orang tua dapat memberdayakan anak-anak untuk terlibat dalam tindakan membantu orang lain dengan pertanyaan seperti ini. Ketika orang tua bertanya secara teratur, anak-anak mulai mencari kesempatan untuk membantu dan tindakan kebaikan menjadi kebiasaan.

Tanyakan tentang tindakan kontribusi kecil seperti, "Siapa yang kamu bantu hari ini di sekolah?" Mereka mungkin mengingat sesuatu yang sederhana, misalnya, "Aku membantu guru membagikan kertas ujian."

5. “Hal menarik apa yang kamu pelajari hari ini?”

“Hal menarik apa yang kamu pelajari hari ini?” Kalimat ini menekankan rasa ingin tahu di atas prestasi akademik. Menunjukkan minat pada proses pembelajaran itu sendiri mendorong pembelajaran seumur hidup.

Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: Freepik.com

Kalimat ini menekankan rasa ingin tahu di atas prestasi akademik. Menunjukkan minat pada proses pembelajaran itu sendiri mendorong pembelajaran seumur hidup.

Orang tua bisa mendorong anak-anak untuk berbicara tentang apa yang mereka pelajari selain hanya mata pelajaran mereka. Mereka dapat berbagi fakta menarik, seperti, "Aku baru mengetahui bahwa guru di sekolah tahu cara bermain alat musik."

Tunjukkan minat dan ajukan pertanyaan lanjutan untuk menjaga percakapan tetap berjalan dengan anak.

6. “Hal baru apa yang ingin kamu pelajari?”

“Hal baru apa yang ingin kamu pelajari?”
Kalimat ini mendorong anak-anak untuk melihat ke luar zona nyaman mereka dan mendukung mereka untuk berani.

Ilustrasi orang tua dan anak/ Foto: Freepik.com/EyeEm

Kalimat ini mendorong anak-anak untuk melihat ke luar zona nyaman mereka dan mendukung mereka untuk berani. Mereka tidak harus pandai dalam sesuatu untuk mencoba sesuatu yang baru, karena ini adalah bagian dari pengalaman belajar.

Jika anak ragu untuk mencoba hal baru, para orang tua bisa mendukung mereka dengan bertanya, “Apakah ada klub atau kegiatan yang ingin kamu coba sekali saja?”. Dengan begitu, anak-anak lebih mungkin bereksplorasi dengan hal-hal yang menurutnya menarik.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(sim/sim)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE