7 Dampak Jangka Panjang dari Kebiasaan Terlalu Manjakan Anak, Menurut Psikolog!

Nindya Putri Hermansyah | Beautynesia
Selasa, 25 Mar 2025 19:30 WIB
4. Kesulitan Menghadapi Kegagalan
Mudah merasa depresi saat mengalami kegagalan/Foto: Pinterest/Freepik

Membesarkan anak adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, memastikan mereka tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang dan dukungan. Namun, ada garis tipis antara memberikan perhatian yang cukup dan memanjakan anak secara berlebihan.

Ketika perhatian berubah menjadi pemanjaan tanpa batas, hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Memanjakan anak bukan hanya tentang memberikan materi berlebih, tetapi juga tentang kurangnya batasan dan disiplin yang jelas.

Anak yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan tanpa usaha atau penundaan dapat mengalami berbagai konsekuensi jangka panjang yang mempengaruhi kehidupan dewasa mereka. Apa saja dampaknya, simak!

1. Kurangnya Kemandirian

Anak tumbuh menjadi pribadi kurang mandiri/Foto: Pinterest: Authority Oost

Anak yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan tanpa usaha cenderung menjadi kurang mandiri. Mereka mungkin kesulitan mengambil keputusan sendiri atau menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang tua.

Menurut Brenda Scottsdale, seorang psikolog berlisensi, anak-anak yang dimanja akan terlalu bergantung pada orang tuanya. Misalnya, seorang anak yang selalu dibantu mengerjakan PR tanpa diajarkan cara menyelesaikannya sendiri mungkin akan kesulitan saat menghadapi ujian atau tugas tanpa bantuan.

2. Kurangnya Rasa Tanggung Jawab

Sikap malas dan kurang tanggung jawab/Foto: Pinterest/brainy-st

Memanjakan anak dapat membuat mereka tidak belajar tentang tanggung jawab. Mereka mungkin menganggap bahwa segala sesuatu akan diselesaikan oleh orang lain dan tidak merasa perlu bertanggung jawab atas tindakan mereka. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kedewasaan emosional dan ketidakmampuan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. 

Sebagai contoh, anak yang selalu diberi mainan baru tanpa harus merawat mainan lamanya mungkin tidak akan menghargai barang-barangnya dan cenderung merusaknya karena tahu akan mendapatkan yang baru.

3. Perilaku Egois dan Kurang Empati

Contoh perilaku berempati tinggi/Foto: Pinterest/Indah Ssmiyati

Anak yang terlalu dimanjakan cenderung menjadi egois dan kurang peka terhadap perasaan orang lain. Mereka mungkin menganggap bahwa kebutuhan dan keinginan mereka lebih penting daripada orang lain, sehingga sulit untuk berempati atau bekerja sama dalam tim.

Menurut Lauren Silvers, seorang psikolog anak berlisensi di Florida, memanjakan anak tidak hanya tentang memberikan kasih sayang, tetapi juga melibatkan pengambilan keputusan yang bijaksana. 

Misalnya, anak yang selalu didahulukan dalam segala hal mungkin tidak akan memahami pentingnya berbagi atau menunggu giliran, yang dapat mempengaruhi hubungan sosial mereka di kemudian hari.

4. Kesulitan Menghadapi Kegagalan

Mudah merasa depresi saat mengalami kegagalan/Foto: Pinterest/Freepik

Anak yang selalu dilindungi dari kekecewaan atau kegagalan mungkin tidak belajar bagaimana menghadapi situasi sulit. Mereka bisa menjadi mudah frustrasi atau menyerah saat menghadapi tantangan karena tidak terbiasa mengatasi rintangan.

Menurut Dan Kindlon, seorang psikolog klinis, anak-anak yang terlalu dimanjakan berisiko mengalami egoisme berlebihan, kurangnya kontrol diri, kecemasan, dan depresi. 

Contohnya, anak yang selalu menang dalam permainan karena orang tua membiarkannya menang mungkin akan kesulitan menerima kekalahan saat bermain dengan teman sebaya.

5. Masalah Perilaku dan Disiplin

Memiliki masalah dengan kedisiplinan/Foto: Pinterest/Miranda Shomaker

Tanpa batasan yang jelas, anak yang dimanjakan mungkin menunjukkan perilaku negatif seperti pembangkangan atau kurangnya rasa hormat terhadap otoritas. Mereka mungkin merasa bahwa aturan tidak berlaku untuk mereka dan sulit menerima konsekuensi dari tindakan mereka.

Anak-anak yang terlalu dimanjakan sering kali tidak bisa mengekspresikan diri dengan cara lain selain melalui perilaku negatifnya. Misalnya, anak yang tidak pernah diberi batasan waktu menonton televisi mungkin akan marah atau tantrum saat diminta berhenti menonton untuk melakukan aktivitas lain.

6. Keterampilan Sosial yang Buruk

Kurangnya keterampilan bersosialisasi/Foto: Pinterest/Olanda

Anak yang dimanjakan mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka mungkin tidak memahami konsep berbagi, kompromi, atau bekerja sama, yang dapat menyebabkan isolasi sosial atau konflik dengan teman. 

Sebagai contoh, anak yang selalu mendapatkan apa yang diinginkan tanpa harus berbagi mungkin akan kesulitan bermain dengan teman yang mengharapkan kerjasama dan saling berbagi.

7. Ketergantungan pada Orang Tua

Sifat ketergantungan kepada orang tua/Foto: Pinterest/Getty Images Choosen

Anak yang terlalu dimanjakan mungkin menjadi terlalu bergantung pada orang tua dalam membuat keputusan atau menyelesaikan masalah. Hal ini dapat menghambat perkembangan kemandirian dan kemampuan mereka untuk berfungsi secara efektif di luar lingkungan keluarga. Menurut Brenda Scottsdale, anak-anak yang dimanja akan terlalu bergantung pada orang tuanya.

Beauties, membesarkan anak memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan membatasi pemanjaan yang berlebihan dan mengajarkan nilai-nilai penting sejak dini, kamu sudah membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan peduli terhadap sekitar.

Yuk, mulai hari ini kita lebih bijak dalam mencintai anak-anak kita, bukan dengan memberi segalanya, tapi dengan membimbing mereka menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE