7 Prinsip Stoikisme untuk Membantu Kamu Jalani Hidup Lebih Santai dan Bahagia

Regitha Mandasari Putri Suryana | Beautynesia
Minggu, 23 Feb 2025 20:30 WIB
7. Lakukan Kebaikan Tanpa Mengharapkan Balasan
Lakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan/ Foto : Freepik/ Jcomp

Di tengah kesibukan dan tekanan hidup, banyak orang merasa cemas, khawatir, atau bahkan kehilangan arah. Kita sering terbebani oleh hal-hal di luar kendali, seperti pendapat orang lain, ketakutan akan masa depan, atau kegagalan di masa lalu.

Untuk itu, Stoikisme hadir sebagai filosofi yang mengajarkan cara hidup lebih tenang dan bijaksana. Kali ini, kita akan membahas beberapa prinsip Stoikisme yang bisa membantumu menjalani hidup dengan lebih santai dan bahagia. Yuk, simak!

1. Fokus pada Apa yang Bisa Kamu Kendalikan, Lepaskan yang Tidak

Fokus pada apa yang bisa dikendalikan/Foto : Freepik/ Freepik

Banyak hal dalam hidup yang berada di luar kendali kita. Contohnya, opini orang lain, masa lalu, bahkan hasil dari usaha kita. Terlalu memikirkan hal-hal di luar kendali hanya akan membuatmu frustrasi dan stres.

Sebaliknya, Stoikisme mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kontrol, diantaranya usaha, keputusan, dan cara kita merespons suatu situasi. Misalnya, jika seseorang berkata buruk tentangmu, kamu tidak bisa mengontrol opininya, tetapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu meresponsnya dengan tetap tenang atau tidak terpengaruh. Ketika kamu belajar melepaskan hal-hal di luar kendalimu, hidup akan terasa lebih ringan.

2. Terima Kenyataan Apa Adanya, Jangan Melawan yang Tidak Bisa Diubah

Terima kenyataan apa adanya/Foto : Freepik/ Freepik

Hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita. Kadang kita mengalami kegagalan, kehilangan, atau kejadian yang tidak menyenangkan. Jika terus-menerus menyesali atau marah terhadap keadaan, kita hanya akan menyakiti diri sendiri.

Sebaliknya, Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima realita dan beradaptasi. Misalnya, jika rencana liburanmu batal karena cuaca buruk, mengeluh tidak akan mengubah situasi. Yang bisa kamu lakukan adalah menerima keadaan dan mencari cara lain untuk tetap menikmati waktumu. Dengan menerima kenyataan tanpa perlawanan berlebihan, kita bisa menghadapi hidup dengan lebih tenang dan bijaksana.

3. Jangan Biarkan Emosi Negatif Mengendalikan Hidupmu

Jangan biarkan emosi negatif mengendalikan hidupmu/ Foto : Freepik/ Freepik

Perasaan seperti marah, takut, dan sedih adalah hal yang wajar. Misalnya, ketika ada seseorang yang membuatmu marah,sebaiknya tidak berlarut larut. Jika kita membiarkan emosi-emosi itu mengendalikan kita, kita akan kehilangan kendali atas hidup sendiri.

Apakah marah itu akan menyelesaikan masalah? Atau justru memperburuk keadaan? Stoikisme mengajarkan kita untuk mengendalikan emosi dengan berpikir sebelum bertindak.

Salah satu cara untuk mengelola emosi adalah dengan mengambil napas dalam-dalam, memberi waktu sebelum bereaksi, dan melihat situasi dari sudut pandang yang lebih luas. Dengan begitu, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak tanpa terbawa emosi sesaat.

4. Bersiap untuk Hal Terburuk, tetapi Tetap Berharap yang Terbaik

Bersiap untuk hal terburuk, tetapi tetap berharap yang terbaik/ Foto : Freepik/ Freepik

Stoikisme mengenal premeditatio malorum, yaitu membayangkan kemungkinan terburuk agar kita lebih siap menghadapi kenyataan. Tujuannya bukan untuk pesimis, tetapi agar tidak mudah panik atau kecewa.

Misalnya, saat mempersiapkan presentasi, pikirkan juga skenario buruk. Dengan begitu, kamu bisa membawa flash drive atau catatan cadangan. Namun, ini bukan berarti harus berpikir negatif terus-menerus. Justru, persiapan yang matang membuat kita lebih tenang, tetap optimis, dan tidak takut berlebihan.

5. Kebahagiaan Bukan dari Harta atau Status, tapi dari Kesederhanaan

Kebahagiaan bukan dari harta atau status, tapi dari kesederhanaan/ Foto : Freepik/ PV production

Banyak yang mengira kebahagiaan berasal dari uang atau jabatan, padahal banyak orang sukses tetap merasa hampa. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati datang dari hal-hal sederhana seperti kesehatan, keluarga, dan ketenangan batin.

Coba ingat kapan terakhir kali kamu menikmati momen kecil, seperti secangkir teh atau tawa bersama teman. Dengan lebih sering bersyukur, hidup akan terasa lebih bermakna dan bahagia.

6. Jangan Hidup untuk Mencari Validasi dari Orang Lain

Jangan hidup untuk mencari validasi dari orang lain/ Foto : Freepik/ Freepik

Jika kamu terlalu peduli dengan pendapat orang lain, kamu akan terjebak dalam ekspektasi mereka. Takut dihakimi bisa membuatmu ragu mencoba hal baru.

Misalnya, kamu ingin mencoba karier baru atau memulai usaha sendiri, tetapi kamu takut dikomentari oleh keluarga atau teman-temanmu, hingga akhirnya melewatkan banyak peluang.

Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan datang dari hidup sesuai prinsip sendiri, bukan dari validasi orang lain. Hanya kamu yang bisa menentukan kebahagiaan 

7. Lakukan Kebaikan Tanpa Mengharapkan Balasan

Lakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan/ Foto : Freepik/ Jcomp

Dalam Stoikisme, konsep virtue atau kebajikan adalah hal yang paling penting. Artinya, menjadi orang baik bukan karena ingin mendapatkan pujian atau imbalan, tetapi karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.

Misalnya, ketika kamu membantu seseorang yang kesulitan, lakukan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Jika kamu bekerja keras, lakukan karena kamu ingin memberikan yang terbaik, bukan hanya karena ingin dipuji. Ketika kita melakukan kebaikan dengan ikhlas, kita akan merasa lebih puas dan memiliki kedamaian dalam diri.

Beauties, itulah prinsip stoikisme yang dapat membantumu hidup lebih bahagia dan tenang. Mau coba terapkan?

___

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE