8 Aktivis Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia, Apa Saja Perannya?

Cikal Chairunisa | Beautynesia
Jumat, 08 Sep 2023 18:15 WIB
8. Malala Yousafzai
Malala Yousafzai/ Foto: Encyclopedia Britannica

Dewasa ini, peran perempuan tidak hanya berdiam diri di rumah saja. Perempuan di era modern bahkan bisa membawa perubahan besar yang positif bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga khalayak.

Tentunya banyak perempuan di berbagai belahan dunia yang berani menyuarakan dan sekaligus memperjuangkan hak perempuan, anak-anak, masyarakat, dan lain sebagainya.

Dilansir dari Elle, berikut adalah sejumlah aktivis perempuan yang berhasil mengubah dunia.

1. Susan B. Anthony

Susan B. Anthony/ Foto: Encyclopedia Britannica
Susan B. Anthony/ Foto: Encyclopedia Britannica

Susan Brownell Anthony atau yang lebih dikenal dengan Susan B. Anthony lahir pada 15 Februari 1820 di Adams, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Ia merupakan pelopor gerakan hak pilih perempuan di AS dan menjadi presiden dari National Woman Suffrage Association (NWSA) pada 1892-1900, dikutip dari Britannica.

Anthony dan Elizabeth Cady Stanton mengumpulkan tanda tangan untuk mengajukan petisi kepada kongres untuk hak memilih, mendesak politisi untuk mempertimbangkan amandemen konstitusi. Baru setelah kematian Anthony pada 13 Maret 1906, amandemen ke-19, juga dikenal sebagai amandemen Susan B. Anthony, disahkan pada tahun 1920. 

2. Margaret Higgins Sanger

Margaret Higgins Sanger/ Foto: Encyclopedia Britannica

Margaret Higgins Sanger yang lahir pada 14 September 1879 merupakan penganjur awal Keluarga Berencana (KB). Sanger memanfaatkan pidato dan tulisannya untuk menyampaikan pesan. Ia membuka klinik KB pertama di AS pada tahun 1916 dan ditangkap tidak lama setelah menyebarkan informasi tentang kontrasepsi.

Ia percaya bahwa penting untuk membebaskan perempuan dari kehamilan yang tidak direncanakan untuk menghasilkan perubahan sosial. Sanger akhirnya mendirikan American Birth Control League pada tahun 1921 yang berkembang menjadi Planned Parenthood. Sanger menghembuskan nafas terakhir pada 6 September 1966.

3. Rosa Parks

Rosa Parks/ Foto: Istimewa

Rosa Parks yang lahir pada 4 Februari 1913 telah menjadi ikon dalam gerakan hak-hak sipil atas sikap perlawanannya yang sederhana pada 1 Desember 1955. Saat itu, ia menolak permintaan seorang supir bus untuk menyerahkan kursinya di bus yang memisahkan tempat duduk antara warga kulit putih dan kulit berwarna, di kota Montgomery, ibukota negara bagian Alabama.

Rosa Parks pun ditangkap oleh polisi, diadili, dan dinyatakan bersalah karena telah melanggar undang-undang pemisahan ras yang berlaku waktu itu. Ia menjadi simbol penting desegregasi dan protes yang patuh. Ia meninggal dunia pada 24 Oktober 2005.

4. Betty Friedan

Betty Friedan/ Foto: Encyclopedia Britannica

Buku Betty Friedan tahun 1963 yang bertajuk The Feminine Mystique ketika pertama kali diterbitkan, mengeksplorasi peran tradisional perempuan dan mengadvokasi gender perempuan untuk mencari kepuasan di luar rumah. Friedan yang lahir pada 4 Februari 1921 itu membantu mendirikan National Organization for Women dan dikenal sebagai salah satu pemimpin feminisme gelombang kedua.

Pada tahun 1970, ia membantu mengorganisir Women's Strike For Equality yang bertujuan untuk memperjuangkan kesempatan yang sama bagi perempuan di tempat kerja dan kesetaraan sosial.

Pemogokan terjadi pada 26 Agustus 1970 dan lebih dari 20.000 perempuan berkumpul di New York untuk memprotes. Hal tersebut menarik perhatian banyak orang, termasuk Presiden Nixon dan dianggap sebagai pemicu gerakan feminis di Amerika. Ia meninggal dunia pada 4 Februari 2006.

5. Coretta Scott King

Coretta Scott King/ Foto: Encyclopedia Britannica

Coretta Scott King, istri pemimpin gerakan perjuangan hak-hak sipil Martin Luther King Jr., memainkan peran penting dalam Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika. Setelah pembunuhan suaminya, King yang lahir pada 27 April 1927 itu pun memperluas fokusnya untuk memasukkan hak-hak perempuan dan perdamaian dunia, serta terus mengadvokasi persamaan hak untuk orang Afrika-Amerika.

Ia mendirikan King Center pada tahun 1968 untuk melanjutkan pekerjaan suaminya dan berbicara di berbagai rapat umum dan protes di seluruh dunia. Lebih lanjut, King meninggal dunia pada 30 Januari 2006.

6. Heather Jarvis and Sonya Barnett

Heather Jarvis and Sonya Barnett/ Foto: Istimewa

Pada tahun 2001, Heather Jarvis mendirikan SlutWalk bersama Sonya Barnett. Jarvis dan Barnett, yang saat itu adalah pelajar, sangat marah dengan pernyataan seorang anggota Kepolisian Toronto yang mengatakan, "jika perempuan tidak ingin menjadi korban, mereka harus berhenti berpakaian seperti pelacur."

Perempuan di kota lain pun merasa tergerak untuk bergabung dengan SlutWalks demi mengklaim kembali gagasan bahwa persetujuan adalah satu-satunya hal yang penting.

7. Wangari Maathai

Wangari Maathai/ Foto: Encyclopedia Britannica

Wangari Maathai yang lahir pada 1 April 1940 merupakan seorang aktivis kelahiran Kenya yang mendirikan Green Belt Movement, sebuah organisasi lingkungan yang berfokus pada penanaman pohon, konservasi, dan hak-hak perempuan.

Maathai yang meninggal pada 25 September 2011 berhasil menjadi perempuan Afrika pertama yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2004 atas kontribusinya terhadap keberlanjutan dan perdamaian. Ia bekerja tanpa lelah sepanjang hidupnya untuk mendorong negara-negara di Afrika menanam pohon dan membangun pembibitan tanaman karena mereka dapat membantu memerangi deforestasi, kelaparan, dan krisis air.

8. Malala Yousafzai

Malala Yousafzai/ Foto: Encyclopedia Britannica

Dilansir dari Britannica, Malala Yousafzai yang lahir pada 12 Juli 1997 di Mingora, Lembah Swat, Pakistan saat remaja berbicara secara terbuka menentang larangan pendidikan anak perempuan yang diberlakukan oleh Taliban Pakistan.

Malala mendapat perhatian publik ketika ia selamat dari upaya pembunuhan pada usia 15 tahun. Kemudian, pada 2014 ia dan Kailash Satyarthi bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas upaya mereka atas nama hak-hak anak.

Itulah delapan aktivis perempuan yang berhasil mengubah dunia. Sebenarnya masih banyak perempuan berani lainnya di seluruh penjuru dunia yang sedang memperjuangkan hak-haknya. Ada idolamu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE