Mengenal Sosok Permaisuri Masako, Diplomat Lulusan Harvard yang Kuasai 6 Bahasa
Hidup yang dijalani oleh Owada Masako sebagai permaisuri Jepang tidaklah mudah. Ia harus menjalankan tugas resminya sebagai perwakilan masyarakat Jepang. Kebayang, kan, betapa beratnya?
Apalagi sebelumnya Permaisuri Masako merupakan rakyat biasa yang mempunyai karier dan prestasi yang luar biasa, hingga akhirnya membangun rumah tangga dengan Naruhito pada 1993.Â
Perempuan berusia 59 tahun itu resmi naik tahta menjadi permaisuri setelah suaminya menjadi kaisar. Naruhito merupakan Kaisar Jepang pertama yang lahir setelah Perang Dunia II. Ia dinobatkan sebagai Kaisar Jepang pada 22 Oktober 2019, sebagai peralihan dari status putra mahkota.
Tidak bisa dipungkiri bahwa pesonanya sangat luar biasa sampai berhasil memikat hati seorang Putra Mahkota Kekaisaran Jepang. Bagaimana tidak? Selain diberkahi dengan paras yang rupawan, Permaisuri Masako juga seorang yang cerdas dan aktif berkegiatan.
Kira-kira, siapa sebenarnya sosok Permaisuri Masako itu? Yuk, simak kisah hidupnya di bawah ini.
Riwayat Hidup
![]() Riwayat hidup Owada Masako/ Foto: Wikipedia |
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Owada Masako lahir pada 9 Desember 1963 di Tokyo, Jepang. Masako adalah putri Owada Hisashi, pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri pemerintah Jepang. Ia menghabiskan masa kecilnya di Uni Soviet dan Amerika Serikat, tempat ayahnya menjalankan misi diplomatik.
Pada tahun 1985, ia lulus dari jurusan ekonomi di Universitas Harvard. Oleh karena ingin mengejar mimpinya sebagai seorang diplomat Jepang, tahun berikutnya Masako pun melanjutkan pendidikannya di Universitas Tokyo.
Usahanya berbuah manis, ia berhasil mengalahkan 800 peserta lain dengan masuk ke dalam daftar 28 orang yang lulus seleksi penerimaan pegawai Kementerian Luar Negeri Jepang pada tahun 1987. Perlu kamu tahu, Masako merupakan salah satu dari tiga orang perempuan yang berhasil lulus, dikutip dari BBC.
Pada tahun 1988, kementerian mengirimnya untuk belajar di Balliol College, Oxford. Masako kembali pada tahun 1990 dan menjadi diplomat junior yang bekerja selama berjam-jam untuk menyusun makalah pengarahan tentang masalah perdagangan dan menerjemahkan dokumen.
Masako sangat dihormati karena pengetahuannya yang luas tentang hal-hal teknis dan keterampilannya sebagai seorang diplomat yang fasih dalam beberapa bahasa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Spanyol, dan Jepang. Dilansir dari BBC, ia juga dikatakan pandai bermain softball, ski, dan tenis.
Kisah Cinta Permaisuri Masako dan Kaisar Naruhito
![]() Kisah cinta Permaisuri Masako dan Kaisar Naruhito/ Foto: Encyclopaedia Britannica |
Masako dan Naruhito bertemu untuk pertama kalinya di sebuah pesta teh yang diadakan untuk menyambut Infanta Elena, Adipati Wanita Lugo, pada tahun 1986. Naruhito yang pada saat itu masih menjabat sebagai putra mahkota pun terpikat dengan pesona seorang Masako. Akan tetapi, Masako diketahui tidak tertarik untuk berpacaran.
Pada saat itu, perempuan telah mencapai tingkat kebebasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jepang. Dengan menikah, Masako akan kehilangan kebebasan dalam diri maupun mental.
Selain itu, Masako juga harus merelakan karier diplomatiknya yang sudah susah payah ia bangun demi hidup di lingkungan kekaisaran Jepang. Mulai dari sini, setiap langkah dan keputusannya akan disorot.
Masako baru menerima lamaran Naruhito pada Desember 1992. Naruhito menjelaskan kepada calon istrinya itu bahwa tugasnya sebagian besar bersifat diplomatis. Kemudian, ia berjanji untuk melindungi Masako seumur hidupnya.
Pernikahan mereka yang sangat dinantikan berlangsung pada tanggal 9 Juni 1993 di Tokyo. Naruhito mengikuti jejak ayahnya, Kaisar Akihito, dengan menikahi orang biasa.
Menghadapi Tekanan sebagai Anggota Keluarga Kekaisaran Jepang
Foto: Wikipedia
Pasangan itu melakukan sejumlah perjalanan ke luar negeri bersama di tahun-tahun pertama pernikahan mereka. Namun, harapan untuk mempunyai seorang putra pun mulai meningkat sampai tahun 1990-an karena menurut hukum Jepang, hanya pria yang bisa menggantikan Naruhito kelak.
Sebenarnya, Masako sempat mengalami keguguran pada 1999, hingga akhirnya seorang putri bernama Aiko lahir pada 2001. Hal ini tidak memperbaiki keadaan, justru tuntutan untuk mempunyai seorang putra semakin tinggi, terutama karena putri mahkota sudah memasuki usia 40-an.Â
Selain membatasi perjalanannya, Masako juga semakin jarang terlihat di depan umum. Pada 2004, ia dilaporkan menderita gangguan kesehatan yang berhubungan dengan stres. Tekanan yang hebat atas ketidakmampuan Masako melahirkan seorang putra membuatnya depresi berat. Ia akhirnya memutuskan untuk benar-benar menarik diri dari kegiatan publik.
Masako tidak memiliki anak lagi, tetapi kelahiran seorang putra dari Pangeran Akishino, adik laki-laki Naruhito dan istrinya pada tahun 2006 menyelesaikan masalah suksesi. Selanjutnya, kesehatannya dilaporkan membaik.
Menjadi Inspirasi Perempuan
![]() Menjadi inspirasi perempuan/ Foto: Wikipedia |
Setelah bertahun-tahun mencoba berdamai dengan kesulitan menjadi anggota keluarga kekaisaran Jepang, Putri Masako mulai terlihat bangkit. Ia kembali menghadiri kegiatan-kegiatan kekaisaran, mulai dari mengunjungi lokasi korban bencana Tsunami di tahun 2011, hingga melakukan perjalanan ke luar negeri pertama kalinya ke Belanda setelah 11 tahun hanya tinggal di Jepang.
Pada hari ulang tahunnya, Desember 2018, Masako menyatakan bahwa ia bersedia untuk menyandang peran baru sebagai permaisuri meskipun masih gugup. Perjuangannya selama menjadi putri mahkota memang sungguh luar biasa. Tidak sedikit yang berpendapat bahwa kesulitan-kesulitan yang pernah dialami oleh Masako dapat membantunya menjalani peran baru sebagai permaisuri sampai saat ini.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


