Antara Kerja Mengikuti Passion atau Realistis Membangun Karier yang Ada di Depan Mata, Mana yang Harus Dipilih?
Kerja mengikuti passion atau berusaha membangun karier? It’s like one-million dollar question, isn’t it? Banyak yang bilang kerja akan lebih menyenangkan jika sesuai dengan passion.
Tapi, di sisi lain juga ada yang bilang harus realistis membangun karier demi penghasilan. Beauties ada di tim mana, nih? Yang setuju dengan pendapat bahwa kerja harus sesuai dengan passion atau fokus membangun karier yang mungkin nggak melulu sesuai 'passion' kamu?
Passion vs. Career: Pilih yang Mana?
![]() Passion dan Karier harus pilih yang mana?/Foto: Freepik/benzoix |
Kenyataannya menjadi passionate dalam pekerjaan nggak selalu berarti kita pun merasa bahagia. Menurut Richard Harbridge, yang dilansir dari The HR Digest, menurutnya passion adalah sesuatu yang bermanfaat dan bisa membuat kita lebih penting dan merasa antusias dengan pekerjaan yang dijalani.
Tapi, kita juga menyadari, kalau passion dan kebahagiaan itu nggak selalu sejalan. Kita tetap saja bisa merasa tidak nyaman di tempat kerja meskipun pekerjaan itu sesuai dengan passion. Tetap saja ada kemungkinan kita memilih resign.
Memang, kebanyakan orang--misalnya teman-teman kita yang senang dengan pekerjaannya, mereka cenderung terlihat menikmati, tidak banyak mengeluh, dan memiliki peluang besar untuk terus tumbuh. Rasa senang dengan pekerjaan dan lingkungan kerja tentunya akan sejalan dengan produktivitas kerja.
Namun, kita juga perlu mempertimbangkan pendapat lain. Melansir dari Harvard Business Review, passion adalah faktor yang penting untuk dipertimbangkan saat kita akan memilih pekerjaan, tetapi perlu diingat bahwa passion bukan satu-satunya faktor. Daripada bertanya, “Bagaimana aku bisa dapat pekerjaan yang aku suka?” Coba mulai tanyakan, “Bagaimana karier ini bisa menjadi media penyalur passion-ku? Lalu diikuti dengan pertanyaan lain seperti, “Bidang apa yang memungkinkanku mengejar passion-ku?” “Apa kendala yang memungkinkan ada dan bertentangan dengan tujuanku yang lain?”, misalnya keinginan untuk berkeluarga, bisa punya waktu untuk melakukan hobi, punya tempat tinggal.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan kalau membuat hobi atau passion menjadi pekerjaan bisa merusak kesenangan kita dengan aktivitas ini, karena fokus kita bukan lagi untuk “bersenang-senang” tapi lebih karena akan mendapat kompensasi.
Menetapkan Tujuan
![]() Merencanakan dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai/Foto: Freepik/benzoix |
Masih dari Harvard Business Review, kalau Beauties memutuskan untuk tidak mengejar passion saat bekerja, lalu apa yang harus dicari? Coba mulai pikirkan “Apakah pekerjaan ini bisa memberiku waktu, energi, uang yang cukup untuk mengejar passion-ku?”. Misalnya pekerjaan A bisa membuat Beauties meluangkan hobi berkuda, dan dari pekerjaan itu juga Beauties bisa membeli berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk berkuda. Beauties perlu menetapkan tujuan yang ingin dicapai, mana yang menjadi prioritas, apa yang ingin diraih, dan buatlah keputusan berdasarkan preferensimu.
Sebenarnya untuk keputusan seperti ini pasti akan menimbulkan pro dan kontra, setiap orang dapat memiliki pendapatnya masing-masing. Passion memang bisa membuat kita senang, hidup terasa lebih memuaskan, dan penuh makna, tetapi, perlu diingat juga kalau passion nggak harus selalu mendefinisikan pekerjaan yang dimiliki.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

