Banyak Orang Rela Antre Berjam-jam Demi Mencoba dan Memiliki 'Sesuatu' yang Viral, Kenapa Ini Terjadi?

Keviralan Sesuatu, Ramai Dikaitkan dengan Fenomena FOMO

Ilustrasi FOMO/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Banyak orang rela antre berjam-jam demi mencoba dan memiliki 'sesuatu' yang lagi viral, ramai dikaitkan warganet dengan fenomena Fear Of Missing Out (FOMO).

FOMO adalah perasaan dimana seseorang takut tertinggal tren seperti yang dilakukan oleh orang lain. Saat mengalami FOMO, ia memiliki keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain yang dilihat atau diikutinya.

Selain takut tertinggal, ada dua hal yang turut dirasakan oleh orang FOMO, yakni:

1. Tingginya rasa penasaran. Mereka selalu merasa penasaran pada apa yang juga dilakukan oleh orang lain. Tak jarang, hal ini juga memicu munculnya rasa iri.
2. Sulitnya berkata "tidak" pada hal baru. Mereka juga sulit untuk mengatakan "tidak" pada hal-hal baru, karena atas alasan takut tertinggal. Sehingga berakhir mereka yang selalu ikut tren. 

Karena faktor-faktor itulah, keviralan sesuatu pada banyak hal sering dikaitkan dengan fenomena FOMO. Seperti pada kasus boneka Labubu ini. 

Kecanggihan Media Sosial saat Ini, Meningkatkan 'Fenomena FOMO'

Ilustrasi FOMO/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Kehadiran media sosial di tengah-tengah hidup kita telah membawa perubahan yang begitu besar. Salah satunya meningkatkan fenomena Fear Of Missing Out (FOMO) di masyarakat. 

Cepat dan mudahnya terhubung setiap individu berkat medsos, membuat kita dapat dengan mudah terpapar 'konten kehidupan' orang lain.

Dimana membuat jadi mudah melakukan perbandingan diri yang tidak realistis, mengintensifkan perasaan tidak mampu, yang berujung pada ketidakpuasan terhadap hubungan, termasuk untuk dirinya sendiri. Demikianlah mengutip Simply Psychology. 

Melansir Forbes, anak muda lebih berisiko mengalami FOMO, karena aktifnya dalam bermain medsos dan faktor lain. 

"Orang yang lebih muda jauh lebih berisiko karena meningkatnya jumlah waktu yang dihabiskan secara daring ditambah dengan meningkatnya kepekaan dan kebutuhan akan persetujuan dan rasa memiliki sosial," kata Dr. Dattilo

Namun, anak muda bukan satu-satunya yang mungkin mengalami FOMO. Karena rasa takut tertinggal sering dikaitkan dengan medsos, maka pengguna yang aktif menggunakan medsos lebih berisiko mengalami FOMO.

"Kemungkinan besar penggunaan media sosial dapat menyebabkan kita mengalami FOMO karena kita melihat 'cuplikan momen-momen terbaik' dalam kehidupan orang lain," kata Dr. Vogel, seorang psikolog sosial dan profesor di University of Oklahoma Health Sciences Center.

"Kemungkinan besar juga orang-orang yang sangat terlibat dalam hubungan sosial mereka lebih tertarik pada media sosial dan lebih rentan mengalami FOMO," lanjutnya.

Gantungan boneka Labubu yang lagi viral/ Foto: instagram.com/popmartglobal

Contohnya, pada keviralan boneka Labubu, setelah dipamerkan oleh Lisa BLACKPINK untuk mempercantik tasnya, membuat banyak masyarakat ingin memilikinya.

Padahal, Labubu pertama kali dibuat oleh seniman asal Hong Kong bernama Kasing Lung pada 2015 silam. Lalu, sejak perjanjian lisensi bersama perusahaan mainan Pop Mart asal Tiongkok, Labubu telah rilis dalam dalam berbagai warna, bentuk, dan ukuran. 

Viralnya Labubu yang saat ini terjadi juga bukan hanya di Indonesia, tapi pada beberapa negara Asia lain, seperti Thailand, Malaysia, China, hingga Singapura. 

Bagaimana tanggapanmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!