Beasiswa Kemenkeu Dibatalkan Demi Efisiensi Anggaran, Apakah Melanjutkan Pendidikan Penting?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 05 Feb 2025 15:00 WIB
Beasiswa Kemenkeu Dibatalkan Demi Efisiensi Anggaran, Apakah Melanjutkan Pendidikan Penting?
Foto: Freepik.com/Racool studio/Yeko Photo Studio

Bad news, scholarship hunter! Program Beasiswa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) atau Ministerial Scholarship Tahun 2025 dibatalkan walaupun pendaftarannya sudah dibuka sejak 10 Januari 2025 lalu.

Melansir dari DetikEdu, pembatalan ini disampaikan melalui Pengumuman Nomor PENG-14/PP.2/2025 yang ditandatangani Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan dan Manajerial Wahyu Kusuma Romadhoni. Kebijakan tersebut ditetapkan pada 31 Januari 2025. Oleh karena program beasiswa ini sudah dibuka selama 21 hari, pihak Kemenkeu menyampaikan permohonan maaf.

"Kami sampaikan permohonan maaf atas pembatalan Penawaran Beasiswa Kemenkeu (Ministerial Scholarship) Tahun 2025. Sebagai tindak lanjut dari pembatalan, proses pendaftaran beasiswa dimaksud kami hentikan terhitung sejak tanggal pengumuman ini ditetapkan".

Alasan Beasiswa Kemenkeu Dibatalkan

Ilustrasi beasiswa

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Freepik

Keputusan ini diambil atas dasar penghematan anggaran, Beauties. Berdasarkan keterangan Kemenkeu, pembatalan Program Beasiswa Kementerian Keuangan sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 serta Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 yang mengatur efisiensi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Sebagai informasi, Beasiswa Kemenkeu diperuntukkan untuk kader pemimpin atau bertalenta terbaik Kementerian Keuangan untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di luar negeri, Beauties. Dengan adanya beasiswa pendidikan ini, diharapkan SDM Kemenkeu dapat meningkatkan kompetensinya dan mampu mendukung pencapaian visi, misi, dan sasaran strategis kementerian.

Pentingnya Meningkatkan Kompetensi Sebelum Memimpin

Ilustrasi beasiswa

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com

Pemimpin mengemban tanggung jawab yang besar. Setiap keputusan yang diambil harus tepat sasaran, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Terlebih ketika berperan dalam pemerintahan yang mengeluarkan berbagai kebijakan. Oleh karena itu, sebelum menempati posisi pemimpin, seseorang harus dibekali dengan kemampuan dan wawasan yang lebih luas dan mendalam.

Melansir dari laman Harvard Business Publishing, seorang pemimpin harus ahli dalam hampir semua aspek karena itulah yang dibutuhkan dalam pekerjaannya. Mulai dari meningkatkan wawasan dan keahlian dalam bidang yang digeluti, termasuk wawasan operasional, serta mengenai transformasi dan inovasi. Tak hanya itu, seorang pemimpin juga diekspektasi memiliki tingkat kecerdasan emosional dan sosial yang lebih tinggi, punya kemampuan digital dan data, keuangan, komunikasi, strategi, dan keahlian dalam membuat keputusan yang strategis.

Jika seorang pemimpin kurang menguasai sederet hal tersebut, maka bisa saja itu akan memengaruhi keputusan yang diambil saat bekerja nanti. Nah, meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat menjadi jawaban untuk membekali calon pemimpin agar lebih siap dan kompeten dalam pekerjaannya nanti. Plus point-nya, kemampuan bahasa akan semakin terasah dan koneksi bisa semakin luas, Beauties.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE