Belajar dari Salam Perpisahan Jacinda Ardern: Semua Orang Bisa Jadi Pemimpin
Setelah mengucapkan salam perpisahan pada politik awal tahun 2023 lalu, kini Jacinda Ardern mulai menjalani kegiatan barunya. Terbaru, setelah ditunjuk sebagai utusan khusus Christchurch Call, dia mulai mempersiapkan pendidikannya di Universitas Harvard yang akan mulai berlangsung musim gugur nanti.
Walaupun kini tak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri Selandia Baru, namun Jacinda Ardern masih jadi sosok yang sangat menginspirasi. Bahkan saat membacakan salam perpisahannya pada awal April 2023 lalu, dia masih mampu menyihir banyak orang lewat kata-katanya. Bagaimana kharismanya sebagai salah satu pemimpin perempuan terbaik dunia? Berikut ulasannya, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber:
Profil Jacinda Ardern
Jacinda Ardern/Foto: Instagram.com/@jacindaardern |
Dilansir dari Wikipedia, Jacinda Kate Laurell Ardern lahir di Murupara pada 26 Juli 1980, sebagai anak bungsu dari dua bersaudara. Ayahnya, Ross Ardern, adalah seorang polisi yang menikahi pekerja kantin sekolah bernama Laurell Ardern. Jacinda Ardern pindah ke Morrinsville, Waikato karena mengikuti ayahnya. Di kota tersebut, dia menamatkan pendidikan dasar hingga lulus dari Universitas Waikato pada tahun 1999.
Menurut Britannica, Ardern mulai tertarik pada politik sejak masih tinggal di Murupara. Saat kecil, dia melihat banyak anak bertelanjang kaki dan kelaparan. Dia tergerak untuk memperbaiki nasib mereka, sehingga mulai aktif dalam berbagai kegiatan saat menginjak usia sekolah.
Perjalanan Karier
![]() Jacinda Ardern/Foto: AFP/Getty Images |
Tertarik dengan dunia politik sejak dini, Jacinda Ardern memulai karier melalui Partai Buruh Selandia Baru. Setelahnya, dengan dukungan bibinya, Ardern terlibat dalam kampanye pemilihan Harry Duyhoven yang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen di distrik New Plymouth.
Setelah beberapa lama berkiprah, di usia 28 tahun, Jacinda Ardern kemudian terpilih menjadi anggota parlemen dari Partai Buruh. Saat itu, dia sangat kritis terhadap masalah pendidikan dan masalah perubahan iklim di Selandia Baru. Ardern kemudian terpilih menjadi pemimpin Partai Buruh pada 1 Agustus 2017, menggantikan Andrew Little.
Tak lama kemudian, pada 26 Oktober 2017, namanya terpilih sebagai Perdana Menteri Selandia Baru ke-40. Selama jabatannya, dia memberikan perhatian besar pada seni, warisan budaya Selandia Baru, serta aktif memerangi dampak kemiskinan pada anak-anak, sebelum akhirnya resmi mengundurkan diri pada 22 Januari 2023.
Salam Perpisahan yang Mengharukan
Jacinda Ardern/ Foto: Getty Images/Dave Rowland |
Setelah mengumumkan pengunduran diri pada Januari 2023, akhirnya Jacinda Ardern mengucapkan salam perpisahan pada Rabu, 5 April 2023, di mana dia menunjukkan sisi lain dirinya. Dilansir dari CNN, dia menegaskan bahwa siapapun bisa menjadi seorang pemimpin seperti dirinya.
“Kamu mungkin orang yang mudah cemas, sensitif, baik hati, dan tulus, entah kamu seorang ibu atau bukan, mantan penganut Mormon atau bukan, kamu mungkin kutu buku, mudah menangis, suka dipeluk, apapun, kalian pasti bisa melakukan semua ini,” ungkapnya dengan berlinang air mata.
“Kalian tidak hanya bisa sekedar berada di sini, kalian bisa memimpin. Seperti aku,” lanjutnya.
Penyebab Pengunduran Diri Jacinda Ardern
Jacinda Ardern/Foto: Instagram @jacindaardern
Selain itu, Ardern juga mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah menyangka akan berada di posisi Perdana Menteri, hanya 7 minggu setelah dinominasikan sebagai pemimpin Partai Buruh. Dia telah berusaha sebaik mungkin menjalankan perannya, namun kini dia mulai merasa lelah dan tak malu mengakuinya.
Tak bisa dipungkiri bahwa masa jabatan Jacinda Ardern memang momen yang cukup sulit bagi Selandia Baru. Belum selesai kasus teror di Christchurch yang menewaskan 51 orang, dia harus langsung berhadapan dengan pandemi Covid-19, lockdown, hingga letusan gunung berapi. Kini, dia ingin beristirahat namun menegaskan bahwa dirinya tetap Jacinda Ardern yang dulu.
Jacinda Ardern/ Foto: Instagram @jacindaardern |
“Aku tidak berubah. Aku meninggalkan tempat ini tetap sebagai orang yang sensitif seperti sebelumnya, masih suka memikirkan hal-hal negatif, sangat membenci sesi pertanyaan sehingga saya berjuang keras untuk untuk makan dengan baik sebelumnya, dan saya di sini memberi tahu kalian, kamu bisa jadi orang itu, dan kalian bisa ada di sini,” lanjutnya.
Jacinda Ardern juga yakin bahwa dia tidak pernah ada di tempat yang salah. Baginya, menjadi Perdana Menteri adalah hal yang membuatnya bisa membuat perbedaan untuk kehidupan yang lebih baik.
Kegiatan Terkini
Dilansir dari Guardian, Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins telah menunjuk Jacinda Ardern sebagai utusan khusus untuk Christchurch Call, di mana dia bertugas paruh paruh waktu untuk menangani aksi ekstrimisme online. Menariknya, dia rela melakukannya bahkan tanpa bayaran.
Selain itu, dia juga akan melanjutkan kuliah di Universitas Harvard, dengan mengambil tiga bidang sekaligus, yaitu kepemimpinan, pemerintahan, dan ekstrimisme online.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Jacinda Ardern/Foto: Instagram.com/@jacindaardern
Jacinda Ardern/ Foto: Getty Images/Dave Rowland
Jacinda Ardern/ Foto: Instagram @jacindaardern