Beauties, pernah terpikir tidak, mengapa negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi sering banget kekurangan dokter? Data dari berbagai laporan internasional menunjukkan bahwa negara-negara dengan skor korupsi rendah punya rata-rata jumlah dokter jauh lebih tinggi per kapita dibandingkan negara-negara dengan korupsi tinggi.
Kenapa bisa begitu? Padahal kekurangan dokter bisa mengakibatkan masyarakat jadi nggak punya akses ke layanan kesehatan yang layak, angka kematian yang meningkat, dan penyakit yang seharusnya bisa dicegah malah menyebar luas.
Nah, kamu bisa cari tahu penjelasan tentang hubungan antara korupsi dengan kekurangan dokter lewat artikel yang dilansir dari Euro News berikut ini!
Hubungan Demokrasi, Korupsi, dan Tenaga Kesehatan
Ilustrasi/Foto: Freepik/pressfoto |
Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS Global Public Health, negara demokratis dengan pemilu yang terpercaya, kebebasan sipil, dan pemerintahan yang berfungsi baik memiliki lebih banyak dokter dibanding negara lainnya. Bahkan, temuan ini tetap konsisten meskipun ada perbedaan dalam pengeluaran kesehatan relatif terhadap PDB di masing-masing negara.
Ketersediaan dokter memiliki dampak besar pada akses dan kualitas perawatan kesehatan. Data menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10 persen dalam kepadatan dokter dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan hingga 2,3 persen.
Namun, negara dengan tingkat korupsi tinggi cenderung mengalami masalah dalam menjaga kapasitas tenaga kesehatan mereka, terlepas dari status demokrasi mereka. Penulis utama studi dan asisten profesor di departemen pediatri di sekolah kedokteran Universitas Barat di Kanada, Dr. Amrit Kirpalani, juga menyatakan bahwa kualitas tata kelola sangat memengaruhi kapasitas tenaga kesehatan suatu negara.