Berhenti Menormalisasi Lelucon Menjurus Pelecehan: Candaan Bukan Lagi Candaan Jika Menyakiti Orang Lain!

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 16 Aug 2022 20:00 WIB
Stop normalisasi candaan yang menjurus pelecehan/Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages

Baru-baru ini viral di media sosial seorang karyawati diduga alami pelecehan seksual oleh rekan kerjanya melalui chat di grup WhatsApp kantor. Kejadian bermula saat perempuan tersebut berniat membantu untuk menjadi model di kantor tempat ia bekerja. Namun, salah seorang rekan kerja kemudian mengambil foto bagian punggungnya tanpa izin.

Foto tersebut kemudian dibagikan ke grup chat WhatsApp kantor dan diduga dijadikan bahan untuk melecehkannya. Ada beberapa rekan kerja yang melontarkan komentar tidak pantas dan menjurus pada pelecehan. Padahal, perempuan itu ada di grup chat WhatsApp tersebut. Mirisnya lagi, bahkan ada karyawan perempuan yang ikut melontarkan komentar melecehkan berbalut 'candaan'.

Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, tak terkecuali di tempat kerja. Lingkungan di mana orang dituntut untuk berperilaku profesional tidak serta merta menjadikannya bebas dari ancaman pelecehan seksual. Pelakunya biasanya berasal dari atasan maupun rekan kerja. 

Humor Seksis di Tempat Kerja Masih Kerap Dinormalisasi

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/

Salah satu bentuk pelecehan yang cukup sering terjadi di tempat kerja adalah berupa komentar berbau melecehkan yang bersembunyi di balik 'candaan' atau biasanya dikenal dengan humor seksis. Humor seksis sendiri adalah humor atau candaan namun bersifat merendahkan, menghina, memberikan stereotip dan mengobjektifikasi seseorang berdasarkan gendernya. Sedangkan seksisme adalah prasangka atau diskriminasi berdasarkan gender seseorang.

Masih banyak yang tidak menyadari kehadiran humor seksis karena dianggap sebuah 'candaan' dan sering kali dinormalisasi. Ketika candaan tersebut dilontarkan, reaksi tertawa atau bahkan membalas dengan komentar bernada serupa dianggap wajar dan hal biasa. Karena kerap dinormalisasi, ujung-ujungnya korban bahkan bisa jadi tidak menyadari ketika ia menjadi korban pelecehan. Ketika humor seksis ini dilumrahkan, bisa membuat seksisme dan pelecehan seksual dianggap menjadi hal yang lazim.

Perempuan Kerap Jadi Korban Humor Seksis

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Pria juga bisa menjadi korban humor seksis, namun perempuan lah yang kerap menjadi sasaran dan objek dari komentar bernada melecehkan. Dilansir dari Hindustan Times, humor atau lelucon seksis di tempat kerja menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kemampuan pekerja perempuan untuk bisa meraih prestasi.

"Masih ada persepsi bahwa tidak apa-apa untuk terlibat dalam lelucon seksis. Ini berdampak negatif pada kesehatan dan kinerja pekerja perempuan, dan itu menciptakan budaya di mana seakan-akan tidak apa-apa melakukan hal tersebut," ungkap sebuah laporan dari Melbourne Business School.

Selain humor bernada seksis, ada bentuk seksisme lain di tempat kerja yang kerap ditemui dan dialami oleh perempuan. Misalnya, karyawan pria diberikan pekerjaan yang lebih baik, atau ketika pekerja perempuan mengeluarkan ide dan pendapat malah tidak dihargai, dan pelecehan seksual yang menjadi bentuk nyata dari seksisme.

Stop Normalisasi Pelecehan Berkedok Candaan!

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/markgoddard

Banyak yang masih menormalisasi humor seksis karena dianggap 'humor', harmless alias tidak berbahaya, atau hanya sebuah candaan. Mirisnya, tidak hanya pria yang bisa tertawa atas lelucon seksis yang dilontarkan kepada perempuan, namun sesama perempuan juga bisa ikut mentertawakannya. Ini terjadi karena adanya budaya normalisasi tersebut sehingga kurangnya pemahaman kalau candaan seperti itu tidak pantas untuk dilontarkan.Jika dibiarkan berlarut-larut, akan menciptakan diskriminasi, trauma dan rasa sakit pada korban, serta dampak buruk lainnya.

Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan ketika berada di lingkungan yang masih menormalisasi pelecehan berkedok candaan adalah dengan tidak tertawa dan menegur. Perlu dipahami, candaan bukan lagi candaan apabila menyakiti pihak lain, apalagi sampai melecehkan hingga meninggalkan luka mendalam dan trauma.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Loading ...