Bukan Hanya Milik Pria, Ini Alasan Pentingnya Perempuan Berani Bersikap Asertif Demi Memperjuangkan Haknya

Nuriatul Fatimah | Beautynesia
Kamis, 05 Jan 2023 06:15 WIB
Bukan Hanya Milik Pria, Ini Alasan Pentingnya Perempuan Berani Bersikap Asertif Demi Memperjuangkan Haknya
Bukan Hanya Milik Pria, Ini Alasan Pentingnya Perempuan Berani Bersikap Asertif Demi Memperjuangkan Haknya/Freepik.com/tsyhun

Saat pria bersikap tegas dalam mengemukakan pendapat dan opininya, maka lingkungan yang mendengarkannya cenderung akan lebih mudah menerima dan memahami maksud dari pemikiran pria tersebut. Lalu, bagaimana jika sikap tegas dalam mengemukakan pendapat dan opini dilakukan oleh perempuan?

Tanggapan lingkungan terhadap sikap perempuan tersebut akan terbagi menjadi dua. Kelompok pertama adalah menerima pendapat perempuan tersebut dengan objektif, lalu kelompok kedua akan berasumsi bahwa perempuan tersebut merupakan seorang perempuan yang bersikap di luar 'batas-batas kewajaran'.

Perempuan yang Mengungkapkan Pendapat Kerap Dianggap Sebagai Bentuk Sikap Pembangkangan dan Memiliki Pendapat yang Emosional atau Tidak Rasional.
Perempuan yang Mengungkapkan Pendapat Kerap Dianggap Sebagai Bentuk Sikap Pembangkangan dan Memiliki Pendapat yang Emosional atau Tidak Rasional/Foto: Freepik.com

Berani mengemukakan pendapat, tegas, teguh terhadap pendirian dan konsisten terhadap pendapat merupakan bagian dari sikap yang masih diasosiasikan dengan maskulinitas. Sehingga, hal tersebut hanya lebih pantas jika dikemukakan oleh pria dibanding perempuan. Padahal, rangkaian sikap di atas merupakan bagian dari komunikasi asertif. Komunikasi asertif merupakan cara komunikasi efektif untuk mengungkapkan pendapat pribadi agar dapat diterima dan dipahami oleh orang lain.

Dilansir dari Culture Plus Consulting, pria seolah memiliki 'hak istimewa' atau male privilege untuk bersikap asertif, sehingga segala yang terlintas dalam benaknya mampu dikomunikasikan dengan baik. Hal ini bisa berdampak baik bagi kehidupannya, terutama dalam kehidupan domestik, bermasyarakat, dan karier karena hal-hal yang sekiranya menyangkut hak dan kebutuhannya dapat dengan mudah dikomunikasikan.

Pria Memiliki Hak Istimewa Untuk Mengungkapkan Pendapatnya Meskipun Hal Tersebut Dapat Bertentangan dengan Kepentingan Individu yang Lain.
Pria Memiliki Hak Istimewa Untuk Mengungkapkan Pendapatnya Meskipun Hal Tersebut Dapat Bertentangan dengan Kepentingan Individu yang Lain/Foto: Freepik.com

Sedangkan perempuan yang sering kali diasosiasikan dengan sikap malu, pasrah, mudah diatur, mudah dipengaruhi, mudah diarahkan, dan penurut dianggap cukup menjadi pendengar dan menerima dampak dari hasil keputusan saja. Sehingga hal-hal yang berkenaan dengan kebutuhan dan keinginannya kerap tidak dapat tersampaikan.

Bersikap asertif seolah menjadi hal tabu untuk dilakukan oleh perempuan. Padahal, menganggap sikap asertif bagian dari hal yang tabu untuk dilakukan oleh perempuan merupakan bagian dari mendukung dan menormalisasi kekerasan terhadap perempuan.

Bahaya dari Tidak Bisa Bersikap Asertif

Perempuan berhak menentukan apa yang terbaik untuk dirinya selama tidak melupakan kodratnya

Bukan Hanya Milik Pria, Ini Alasan Pentingnya Perempuan Berani Bersikap Asertif Demi Memperjuangkan Haknya/Foto: pexels.com/rodnae-productions

Bahaya dari tidak mampu bersikap asertif adalah perempuan tidak memiliki kuasa dalam menolak keinginan orang lain yang bukan bagian dari keinginannya, di mana sikap penurut menjadikan dirinya sebagai objek bagi kepentingan orang lain. Hal tersebut dapat menjebak perempuan dalam kondisi kekerasan.

Bersikap asertif contohnya adalah menciptakan rasa percaya diri bahwa diri sendiri layak dan wajar untuk memprioritaskan kebutuhan dan keinginan dan berupaya bersikap tegas jika hak sebagai individu berpotensi dilanggar dan diciderai. Selain itu, sikap asertif juga meliputi sadar bahwa dalam kondisi sedang dimanipulasi atau dimanfaatkan orang lain, teguh terhadap pendirian dan konsisten terhadap pendapat tanpa mampu dipengaruhi atau dimanipulasi oleh orang lain.

Sikap Pasrah Terhadap Pendapat dan Keputusan Orang Lain yang Mempengaruhi Kehidupan Pribadinya Dapat Mengakibatkan Perempuan Sebagai Objek Bagi Kepentingan Orang Lain. Hal Tersebut Dapat Menjebak Perempuan Dalam Kondisi Kekerasan.
Sikap Pasrah Terhadap Pendapat dan Keputusan Orang Lain yang Mempengaruhi Kehidupan Pribadinya Dapat Mengakibatkan Perempuan Sebagai Objek Bagi Kepentingan Orang Lain. Hal Tersebut Dapat Menjebak Perempuan Dalam Kondisi Kekerasan/Foto: Freepik.com

Jika sikap asertif tersebut di atas dilakukan, maka perempuan dapat memposisikan dirinya bukan sebagai individu kelas kedua yang hanya sekedar menjadi dampak dari sikap, keputusan, dan ucapan pria yang memiliki hak istimewa atau male privilege yang absolut di masyarakat. Sikap asertif tentu akan menimbulkan persetujuan dan ketidakpersetujuan dari masyarakat dan lingkungan, namun pondasi dari sikap asertif adalah keberanian mengemukakan pendapat dan teguh terhadap pemikiran pribadi tanpa melanggar hak-hak orang lain.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE