Bulan Februari Hanya Punya 28 Hari, Ternyata Ini Fakta Unik di Baliknya...

Nisrina Salsabila | Beautynesia
Jumat, 28 Feb 2025 08:00 WIB
Penerapan Kalender Masehi Masa Kini
Kalender masehi masa kini/Foto: Unsplash.com/Crystal Y

Februari adalah bulan kedua dalam tahun Masehi yang hanya memiliki 28 hari. Hal ini berbeda dengan sebelas bulan lainnya yang terdiri dari 30 dan 31 hari, sehingga menjadikannya bulan dengan usia terpendek dalam satu tahun. Bulan Februari juga punya keunikan lain, yaitu setiap empat tahun sekali terdiri dari 29 hari, atau disebut dengan tahun kabisat.

Lantas, tahukah kamu mengapa bulan Februari hanya punya 28 hari? Mengapa Februari tidak seperti bulan-bulan lain yang punya 30 dan 31 hari? Simak asal-usul faktanya berikut ini.

Kalender Awalnya Terdiri dari 10 Bulan

Daftar Hari Besar Bulan Februari 2025 Lengkap Tingkat Nasional-Internasional

Ilustrasi kalender/Foto: freepik/Freepik

Asal-usul bulan Februari hanya berjumlah 28 hari bermula dari kepercayaan bangsa Romawi. Melansir Children’s Museum Indianapolis, pada masa pemerintahan Raja Romulus, satu tahun dalam kalender Romawi hanya terdiri dari 10 bulan. Penanggalan saat itu dimulai dari bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember, belum ada bulan Januari dan Februari. 

Pasalnya, menurut Romulus, masa antara Desember hingga Maret tidak penting karena tidak berkaitan dengan masa panen. Ini menyebabkan kalender Romawi memiliki sekitar 304 hari dalam setahun, sementara sisa hari hingga mencapai 365 hari diabaikan begitu saja.

Ketika Numa Pompilius menjadi raja berikutnya, ia ingin menyesuaikan kalender dengan tahun lunar supaya lebih akurat dengan peristiwa-peristiwa musim dan religius. Sebagai info, satu tahun lunar terdiri dari 12 bulan, dengan durasi sekitar 354 atau 355 hari dan satu bulan memiliki 29,5 hari. 

Untuk itu, kalender 10 bulan tadi membutuhkan 2 bulan tambahan agar genap menjadi 354 hari. Jadi, Numa Pompilius menambahkan bulan Januari dan Februari ke akhir kalender, sehingga kalender Romawi memiliki 12 bulan dalam setahun.

Alasan Februari Hanya 28 Hari

Alasan Februari hanya memiliki 28 hari/Foto: Unsplash.com/Behnam Norouzi

Masalahnya adalah orang Romawi pada masa itu percaya jika angka genap tidak membawa keberuntungan. Oleh karena itu, setiap bulan memiliki jumlah hari yang ganjil antara 29 dan 31. Namun, untuk mencapai 355 hari, harus ada satu bulan yang memiliki jumlah hari genap. Akhirnya, bulan Februari, yang menjadi bulan terakhir dalam kalender masa itu, dipilih sebagai bulan dengan jumlah 28 hari.

Nama Februari sendiri berasal dari kata Latin Februa yang berarti “penyucian/pembersihan”. Februa juga merupakan nama upacara penghormatan leluhur dan penyucian yang dilakukan oleh orang Romawi setiap tanggal 15 Februari. Pada waktu ini, penduduk Romawi akan melakukan persembahan untuk membersihkan diri dan lingkungan mereka.

Bulan ini kemudian dianggap kurang beruntung atau memiliki konotasi negatif dalam budaya Romawi, sehingga menjadi alasan Februari dipilih sebagai bulan yang lebih pendek.

Asal-usul Munculnya Tahun Kabisat

Tahun kabisat/Foto: Unsplash.com/Sarah Elisabeth

Seiring dengan bergantinya kekuasaan Roma, Julius Caesar mengatur ulang kalender agar berdasarkan pergerakan matahari, bukan lagi siklus bulan. Penanggalan ini lalu dikenal sebagai Kalender Julian. Periode revolusi bumi mengelilingi matahari berlangsung sekitar 365,25 hari. Maka, Julius Caesar menetapkan satu bulan terdiri dari 30 sampai 31 hari.

Februari tetap memiliki 28 hari dalam kalender Julian. Tetapi, untuk menyelaraskan selisih waktu 0,25 hari setiap tahun yang tidak terhitung dalam kalender biasa, dibuatlah penambahan satu hari setiap empat tahun, yang disebut tahun kabisat. Tanggal ekstra yang hanya ada pada tahun kabisat ini jatuh pada 29 Februari, sehingga tahun kabisat memiliki total 366 hari.

Penerapan Kalender Masehi Masa Kini

Kalender masehi masa kini/Foto: Unsplash.com/Crystal Y

Pada tahun 1582, mengutip BBC Sky at Night Magazine, Paus Gregorius XIII menyempurnakan kalender Julian supaya lebih akurat. Ia lalu memperkenalkan sistem kalender yang kita gunakan hingga sekarang, yaitu kalender Gregorian (kalender masehi). Salah satu penyesuaian dalam kalender Gregorian adalah tahun kabisat terjadi setiap empat tahun sekali, kecuali untuk tahun-tahun yang tidak bisa dibagi 400, misalnya 1700, 1800, 1900. 

Di sisi lain, entah bagaimana, bulan Februari tetap mempertahankan jumlah harinya yang unik 28 hari, meski penyesuaian kalander telah terjadi beberapa kali.

****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE