Ceritakan Perjuangan Warga Palestina, Ini 4 Rekomendasi Buku Karya Penulis Asal Palestina

Della Oktivia Armitha | Beautynesia
Selasa, 28 Nov 2023 06:00 WIB
Ceritakan Perjuangan Warga Palestina, Ini 4 Rekomendasi Buku Karya Penulis Asal Palestina
Baca buku/Foto: freepik.com/jcomp

Konflik Palestina dan Israel telah membuka banyak mata tentang apa yang sebenarnya terjadi di tanah Palestina. Semenjak konflik kembali memanas pada awal Oktober lalu, dukungan untuk Palestina terus berdatangan dari seluruh dunia.

Puluhan tahun konflik terjadi, sudah puluhan generasi menyaksikan kekejaman pada Zionis terhadap warga asli Palestina. Dan tidak sedikit pula warga Palestina yang harus mengungsi ke berbagai Negara.

Warga Palestina yang berhasil bertahan, kini memperjuangkan kemerdekaan mereka dengan berbagai cara, salah satunya menjadi seorang akademisi, penulis maupun penyair. Berbagai buku fiksi maupun non-fiksi berhasil diciptakan dari tangan-tangan mereka.

Terasingkan dari tanah kelahiran sendiri, membuat beberapa penulis ini menyuarakan pengalaman dan kisahnya lewat berbagai buku. Hebatnya lagi, nih, Beauties, buku-buku yang berhasil mereka tulis sukses mendapat banyak perhatian dan memperoleh berbagai penghargaan.

Nah, buat kamu yang ingin mencari rekomendasi buku bacaan, khususnya tentang perjuangan rakyat Palestina mempertahankan tanah kelahiran mereka, berikut Beautynesia berikan empat buku bacaan yang ditulis oleh penulis asal Palestina.

I Saw Ramallah (1997) Oleh Mourid Barghouti

Cover buki I Saw Ramallah Karya Mourid Barghouti/Foto: happymag.tv

I Saw Ramallah adalah sebuah buku autobiografi dari seorang penulis kelahiran Ramallah, Palestina bernama Mourid Barghouti. Buku ini ditulis ketika ia tidak diizinkan kembali ke tanah kelahirannya.

Tepatnya pada 1966, Mourid Barghouti keluar Palestina menuju Kairo, Mesir untuk menuntut ilmu. Setahun kemudian, ketika ia ingin kembali ke Palestina, Mourid dilarang masuk. Akhirnya, ia menghabiskan waktu selama tiga dekade atau 30 tahun di negeri orang lain.

Pengalaman itulah yang ia tulis lewat buku “I Saw Ramallah”. Buku ini pertama kali dirilis pada 1997. Lalu, pada 2000 dan 2005, buku kembali dicetak dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Mourid Barghouti berhasil memperoleh penghargaan Medali Naguib Mahfouz For Literature pada 1997 lewat buku ini. Kemudian, ia kembali menulis lanjutan buku ini berjudul, “I Was Born There, I Was Born Here” ketika mengunjungi kembali kota Ramallah bersama anaknya, Tamim Albarghouti.

Pada 14 Februari 2021, Mourid Barghouti meninggal dunia di Amman, Yordania di usia 76 tahun.

Salt Houses (2017) Oleh Hala Alyan

Cover buku Salt Houses karya Hala Alyan/Foto: muslimgirl.com

Buat kamu yang suka fiksi, cocok nih baca buku Salt House karya Hala Alyan. Buku ini ditulis dengan bahasa yang penuh emosi. Bercerita tentang 4 generasi keluarga asal Palestina yang mengenang perjuangan dan imajinasi tentang tanah air mereka.

Kisah tentang pengungsian, kelangsungan hidup yang penuh kesedihan dan cinta, ditulis dengan begitu baik. Penulis menyajikan cerita yang siap membuka mata para pembaca tentang harapan warga Palestina atas haknya terhadap tanah air mereka.

Hala Alyan, sang penulis merupakan perempuan berdarah Palestina. Ia menyelesaikan gelar doktor di Universitas Rutgers untuk bidang Psikologi Klinis. Ia juga dikenal sebagai psikolog klinis yang kerap menyelesaikan masalah tentang trauma, kecanduan dan perilaku lintas budaya.

Tidak heran, jika tulisan-tulisannya mampu menyentuh perasaan dan emosional para pembaca, salah satunya novel “Salt House” ini. Hala Alyan juga berhasil memperoleh penghargaan Dayton Literacy Peace Prize pada 2018, sebagai penulis yang dianggap menyuarakan kedamaian.

Against The Loveless World (2019) Oleh Susan Abulhawa

Cover buku Against The Loveless World karya Susan Abulhawa/Foto: muslimgirl.com

Buku novel ini juga menyuarakan tentang perjuangan rakyat Palestina yang langsung ditulis oleh perempuan kelahiran Palestina. Terbit pertama pada 2019, buku ini berhasil mendapat penghargaan di Palestine Book Awards 2020 Creative Award dan menjadi finalis Aspen Words Literary Prize.

Against The Loveless menyajikan kisah seorang perempuan bernama Nahr yang hidup sebagai pengungsi. Nahr juga diceritakan sempat hidup di penjara Israel. Kemudian, ia melanjutkan hidup sebagai pengungsi dan mencari kehidupan yang baik bagi keluarganya.

Kisah yang sarat akan cinta, semangat hidup yang dibumbui politik, tersaji dengan baik dalam novel karya Susan Abulhawa ini. Susan menyajikan cinta dalam bentuk yang berbeda berdasarkan kisah perjuangan Nahr. Novel ini akan mengajak pembaca untuk mendukung para perempuan seperti Nahr yang berjuang untuk hidupnya.

Susan Albulhawa sendiri adalah perempuan yang lahir dari pengungsian perang di tahun 1967. Kala itu, Israel telah merebut tanah Palestina. Kini, ia tinggal di Pennsylvania, sebuah negera bagian di Amerika Serikat.

Meski jauh dari tanah kelahiran, Susan Albulhawa berhasil mendirikan organisasi bernama Playgrounds for Palestine. Ia mendedikasikannya untuk anak-anak Palestina yang memiliki hak bermain.

Ia dikenal sebagai seorang aktivis dan penulis dengan karya yang paling banyak dibaca. Novel pertamanya, “Morning in Jenin” berhasil diterjemahkan dalam 30 bahasa dan menjadi salah satu buku internasional terlaris.

The Hundred Years’ War on Palestine: A History of Settler Colonialsm and Resistance, 1917-2017 (2020) Oleh Rashid Khalidi

Cover buku The Hundred Years’ War on Palestine karya Rashid Khalidi/Foto: muslimgirl.com

Peristiwa tentang deklerasi perang terhadap Palestina dikemas dengan enam bagian dalam buku ini. The Hundred Years’ War on Palestine menjadi buku non-fiksi yang terbit pada 2020. Penulis mengajak para pembaca untuk lebih paham tentang perjuangan di Palestina.

Buku ini ditulis langsung oleh sejarawan keturunan Palestina, Rashid Ismail Khalidi atau lebih akrab dikenal sebagai Rashid Khalidi. Ia menuliskan bahwa, perjuangan di Palestina adalah perjuangan penduduk asli terhadap kolonial yang didukung berbagai pihak dan memaksa mereka menyerahkan tanah air mereka kepada pihak kolonial dan pendukungnya.

Rashid Khalidi juga dikenal sebagai professor Studi Arab Modern Edward Said di Universitas Colombia. Ia pernah bekerja sebagai editor di Journal of Palestine Studies dalam rentang waktu 2002-2020. Buku ini menjadi salah satu tulisan-tulisannya tentang Palestina.

Bagi kamu yang menyukai sejarah dan ingin mendalami peristiwa yang terjadi di Palestina, buku karya Rashid Khalidi ini sangat direkomendasikan.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(sim/sim)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE