Curhat Mahalini soal Alami Body Shaming dan Kekerasan Saat Pacaran, Kenali Tanda-Tandanya!
Mahalini Raharja baru-baru ini mengungkap sebuah kisah mengejutkan di di channel YouTube “Curhat Bang Denny Sumargo”. Dikenal sukses dan berpengaruh di dunia musik, kekasih Rizky Febian ini ternyata pernah menjadi korban kekerasan dan body shaming dalam percintaan.
Seperti apa kisahnya? Bagaimana pula caranya agar tidak jadi korban? Simak ulasan berikut ini!
Curhat Mahalini Pernah Diselingkuhi dan Ditendang
![]() Mahalini/Foto: Instagram.com/mahaliniraharja |
Sebelum bersama Rizky Febian, Mahalini pernah menjalani sebuah hubungan toksik dengan sosok yang tidak diketahui. Pelantun “Melawan Restu” itu mengungkap bahwa dirinya pernah diselingkuhi sampai empat kali oleh seorang pria. Mahalini juga pernah ditendang dan diperlakukan kasar di area kepala.
“Gue pernah sama satu cowok terus diselingkuhin empat kali,” beber Mahalini. “Gue pernah ditendang,” lanjutnya. “Terus gue pernah diginiin (toyor di kepala),” ungkap Mahalini pada Denny Sumargo.
Mahalini Juga Jadi Korban Body Shaming
![]() Mahalini/Foto: Instagram.com/mahaliniraharja |
Bukan hanya kekerasan fisik, Mahalini mengaku pernah mengalami body shaming dari orang yang sama. Pelaku, yang saat itu sebenarnya sudah tak ada hubungan dengan Mahalini, menyebut sang artis gendut dan diminta menurunkan berat badan.
“Jadi waktu di Idol... gue udah putus sebenarnya. Tapi orang-orang pada enggak tahu mantan yang ini. Gue udah putus terus kayak dia tuh masih ngejar-ngejar. Terus dia bilang ‘Kamu tuh jangan gendut gendut gitu dong…’,” beber Mahalini.
“Enggak gendut, tapi waktu itu gue chubby banget lah. Terus dia nge-chat ‘Kamu apa kabar’. Tapi dia masih ngejar banget sampai nge-chat Mama. Terus dia bilang kayak “Kamu tuh kurusin dikit lah”. Menurut gue itu body shaming,” lanjutnya.
Tindakan body shaming itu diamini oleh keluarga pelaku yang secara tidak langsung mengatakan bahwa sudah seharusnya perempuan menjaga tubuh demi pasangannya. Hal ini jelas membuat Mahalini terkejut dan tak habis pikir.
“Terus gue tanya bapaknya dia bilang “Emang harusnya kayak gitu sih. Tante aja tuh ngurusin badan demi Om’. Terus gue kaya ‘Gila Lu ya!’,” lanjutnya.
Bahaya Kekerasan dalam Percintaan
![]() Bahaya Kekerasan dalam Percintaan/Foto: Freepik.com/jcom |
Kekerasan dalam percintaan, faktanya, sudah jadi masalah klasik yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Padahal, kondisi ini bisa berdampak buruk baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut ini beberapa bahayanya, sebagaimana dilaporkan Medical News Today:
- Menimbulkan rasa cemas, malu, takut, bingung, rasa bersalah, dan putus asa. Perasaan tidak nyaman tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan mental termasuk depresi.
- Korban mudah menangis, kehilangan rasa percaya diri, dan kurang bisa mengendalikan suasana hati.
- Sulit berkonsentrasi sehingga menurunkan produktivitas.
- Kesedihan yang berlarut-larut bisa menyebabkan ketegangan otot sehingga muncul rasa sakit di seluruh bagian tubuh maupun penyakit kronis lainnya.
- Korban yang tersiksa secara psikologis akan semakin sulit meninggalkan hubungan toksik.
- Mendorong korban mencari pengalihan yang salah, misalnya dengan alkohol, obat terlarang, hingga menyakiti diri.
Kekerasan sekecil apapun bisa berdampak besar pada pasangan. Hubungan yang tidak sehat tidak hanya merusak mental namun juga sangat berbahaya dari segi fisik. Karenanya, hal ini memang perlu diatasi dengan baik sebelum menimbulkan masalah lebih besar.
Kekerasan dalam Percintaan Sering Tidak Disadari oleh Korban, Kenali Tanda-Tandanya
Mahalini/Foto: Instagram.com/mahaliniraharja
Waspada Tanda-Tanda Kekerasan dalam Percintaan
![]() Bahaya Kekerasan dalam Percintaan/Foto: Freepik.com/jcom |
Sayangnya, kekerasan dalam percintaan bukan hal yang mudah diatasi. Pasalnya, korban yang telanjur “bucin” kadang tidak menyadari sedang menjadi subyek kekerasan. Dilansir dari New Hope, berikut ini tanda-tanda kekerasan dalam percintaan yang harus kamu waspadai:
- Perasaan cemburu yang berlebihan. Pelaku terus menuduh tanpa bukti (misalnya menuding selingkuh, berbohong, dan lain-lain).
- Selalu berusaha mengontrol. Pelaku biasanya menerapkan berbagai aturan tidak masuk akal dan memberikan ancaman jika korban tidak mau menurut.
- Perhatian dan kata manis berlebihan. Hal ini biasanya dilakukan pelaku di awal hubungan untuk membuat korban berhutang budi sehingga tidak mampu berpikir secara obyektif.
- Ekspektasi yang tidak masuk akal. Misalnya korban diminta selalu tampak sempurna di matanya dan pelaku akan marah jika hal tersebut tidak terpenuhi.
- Membatasi ruang gerak pasangan. Korban diminta berdiam di rumah, dilarang bertemu orang, dan tidak diberi akses melakukan hubungan sosial.
- Selalu menyalahkan. Pelaku takkan mau mengaku salah, bertanggung jawab, maupun mencari solusi. Setiap masalah yang muncul adalah kesalahan orang lain, terutama korban.
- Mengancam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk sikap mengontrol agar korban tidak berkutik.
- Sering melontarkan kalimat kasar. Kalimat yang menyakitkan adalah cara untuk merusak mental korban sehingga rasa percaya menurun. Dengan demikian, korban takkan berpikir untuk kabur.
- Hipersensitif. Pelaku selalu membesarkan masalah dan tak ragu mengeluarkan emosi berlebihan.
- Kekerasan fisik. Waspada pada orang-orang yang sering bertindak kasar pada hewan maupun anak-anak. Umumnya mereka juga takkan ragu melakukan hal sama pada pasangan.
Kisah Mahalini mengingatkan kita bahwa tindakan tidak menyenangkan, sekecil apapun, sangat berbahaya untuk pelaku, korban, dan semua aspek.
Karenanya, jika mengalami tanda-tanda di atas, sebaiknya kamu segera keluar dari hubungan toksik tersebut. Memang tak selalu mudah, namun cobalah minta bantuan orang sekitar untuk membantumu kembali berpikir jernih dan bisa melihat secara obyektif.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



