Dari Kawan Jadi Musuh Bebuyutan, Begini Sejarah Konflik Iran dan Israel Sejak 1979

Narita Fuji Triani | Beautynesia
Rabu, 17 Apr 2024 10:00 WIB
Dari Kawan Jadi Musuh Bebuyutan, Begini Sejarah Konflik Iran dan Israel Sejak 1979
Foto: BBC World

Iran telah melakukan serangan udara 300 rudal dan drone kepada Israel (13/4). Iran memberikan balasan karena serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu yang menewaskan 7 petugas Garda Revolusi termasuk dua komandan senior. Kejadian ini mengakibatkan kedua negara tersebut menjadi bersitegang.

Iran dan Israel memang dikenal sebagai musuh bebuyutan sejak beberapa dekade lalu. Hal tersebut lantaran Iran menganggap Israel adalah penjajah Palestina. Namun, sebelum Iran dan Israel bermusuhan, kedua negara ini sempat menjadi kawan. Lalu bagaimana sejarah konflik itu bisa terjadi? Simak selengkapnya yuk!

Iran dan Israel Merupakan Kawan

Foto: CNBC Indonesia/INFOGRAFIS/Timur Tengah Panas, Iran Serang Israel/Aristya Rahadian

Merangkum dari CNBC Indonesia, sebelum tahun 1979 di mana Iran dan Israel mulai bermusuhan, keduanya sempat menjadi sekutu yang berhubungan sangat baik. Semua berawal ketika Israel diproklamirkan dan banyak Negara Arab yang mayoritas muslim menentangnya. Bekerja sama dengan negara lain menjadi syarat untuk meredam tentangan itu. Maka, Iran pun membuka diri untuk bekerja sama dengan Israel.

Tahun 1953, Mohammad Reza Pahlavi, Raja Iran saat itu yang pro-Barat melihat potensial kerjasama untuk masa depan Iran yang cerah jika menjalin kerja sama dengan Israel. Ia takut terhadap agresi Uni Soviet di Timur Tengah. Sesuai dengan dugaannya, kerja sama dengan Israel membuat perekonomian Iran sangat baik.

Tahun 1960-an, kedua negara tersebut menganggap Irak sebagai ancaman, membantu gerakan Kurdi yang memberontak di Irak dan mengerjakan persenjataan rudal bersama. Kerjasama itu terjalin kurang lebih 20 tahun dan saat aksi penindasan Israel terhadap Palestina berlangsung berulang kali. Palestina merupakan negara yang dibela oleh negara Muslim di seluruh dunia. 

Hingga akhirnya hubungan baik keduanya berakhir pada tahun 1979 saat Revolusi Iran menggulingkan kekuasaan Mohammad Reza Pahlavi. Revolusi tersebut mengubah Iran menjadi Republik Islam Iran yang sangat membenci Israel dan Amerika Serikat.

Perang Bayangan Israel-Iran

Ebrahim Raeisi/Foto: twitter.com/@WarWatchs

Selama beberapa dekade, terjadi perang yang disebut perang bayangan antara Iran dan Israel. Serangan tersebut mulai dari darat, laut, udara, hingga dunia maya. 

Melansir dari The Hindu, seperti pada tahun 2010, Stuxnet menjadi virus komputer berbahaya yang diyakini Iran dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel untuk menyerang fasilitas pengayaan uranium di situs nuklir Natanz, Iran. 

Perang bayangan yang terjadi diantaranya adalah pembunuhan ilmuwan nuklir pada tahun 2012, hingga pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, komandan pasukan Garda Revolusi Iran di luar negeri pada tahun 2020. Selain itu, Israel juga menyerang infrastruktur militer Iran di Suriah pada tahun 2018 lalu.

Tindakan Negara Arab dan PBB Terhadap Konflik Iran-Israel

Perang Kata-kata Iran dan Israel di SidangDK PBB

Sidang DK PBB/ Foto: 20Detik

Merangkum dari AlJazeera, beberapa negara Arab telah memilih untuk menormalisasi hubungan Iran dan Israel karena mereka lebih mencari banyak dukungan dari Barat. 

Arab Saudi dan negara besar lainnya berhasil memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran setelah 7 tahun keretakannya menyusul perjanjian yang ditengahi oleh Tiongkok. Namun, bagi Iran pemulihan hubungan dengan Israel adalah hal mustahil, ditambah Israel telah menjadi negeri zionis yang menghancurkan Gaza dan tanah Palestina.

Sementara itu, Dewan Keamanan (DK) PBB mengadakan rapat darurat (15/4) akibat situasi Iran dan Israel yang memanas. Melansir DetikNews, Israel meminta DK PBB memberikan sanksi untuk Iran. Israel menuding Iran sebagai sponsor teroris yang mengganggu kawasan dunia. Sedangkan Iran menilai PBB gagal untuk menjaga perdamaian.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres memberikan peringatan untuk masyarakat Internasional menahan diri terlibat jauh dalam konflik Iran-Israel ini. Dalam keterangannya yang dilansir dari DetikNews, Guterres menyatakan bahwa Timur Tengah sedang berada diambang kehancuran. 

Hingga artikel ini ditulis, belum ada kesepakatan jelas mengenai konflik Iran dan Israel tersebut.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE