Di Mana Keberadaan Cherry Lai yang Diduga Lakukan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios? Ini Kata Polisi

Nadya Quamila | Beautynesia
Kamis, 19 Sep 2024 09:30 WIB
Di Mana Keberadaan Cherry Lai yang Diduga Lakukan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios? Ini Kata Polisi
Cherry Lai dan Ken Lai /Foto: X.com/@CherryLai2020

Nama Cherry Lai menjadi viral di media sosial belakangan ini. Cherry Lai, co-owner dan istri CEO dari studio game Brandoville Studios, diduga melakukan kekerasan terhadap karyawannya. Banyak netizen yang bertanya-tanya, di mana kah keberadaan Cherry Lai saat ini?

Dari bukti-bukti yang diunggah dan tersebar di media sosial, sejumlah karyawan Brandoville Studios mengaku mengalami kekerasan fisik, emosional, verbal, diskriminasi, pemerasan, rasisme, seksisme, hingga eksploitasi. Adapun pendiri dan CEO dari Brandoville Studios adalah suami dari Cherry Lai, yaitu Ken Lai.

Kasus ini pertama kali mencuat di media sosial oleh akun @Bisher_d790 di X (sebelumnya Twitter). Dalam cuitannya, ia melampirkan bukti-bukti yang diunggah ke platform Canva. Bukti-bukti dugaan kekerasan tersebut milik seorang mantan karyawan berinisial C.

Di salah satu bukti yang diunggah, seorang karyawan berinisial C diminta untuk menampar dirinya hingga 100 kali oleh Cherry Lai sebagai bentuk hukuman. Tak hanya itu, usai resign dari Brandoville Studios, hidup C diduga masih diusik oleh Cherry Lai. C mengaku bahwa Cherry Lai telah mengirimkan dirinya dan keluarganya ancaman pembunuhan.

Kabar terbaru, Polres Metro Jakarta Pusat mengaku bakal berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan Dirjen Imigrasi untuk memburu Cherry Lai.

Di Mana Cherry Lai?

Cherry Lai

Cherry Lai/Foto: Dok. X

Dilansir dari CNN Indonesia, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP M Firdaus menyebut koordinasi dilakukan untuk memburu Cherry Lai yang diduga melakukan kekerasan terhadap pegawainya.

"Tim khusus akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Kemenaker RI dan pihak Imigrasi Jakpus," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (17/9).

Pihaknya mengaku belum mengetahui di mana keberadaan Cherry Lai. Namun, ia berharap dengan adanya koordinasi ini, keberadaan Cherry Lai segera terungkap. Termasuk soal kabar pelaku yang berada di sekitar Indonesia. 

"Nanti kita akan koordinasi dengan Imigrasi," tuturnya.

Di sisi lain, Firdaus mengatakan pihaknya juga akan mendalami informasi keberadaan perusahaan Brandonville Studios lainnya yang tidak dilaporkan kepada Kemenaker.

"Informasi perusahaan lain sudah kami dapatkan namun kami perlu lakukan pendalaman dan pemeriksaan pihak terkait," jelasnya.

Profil Cherry Lai, Seorang Warga Negara Hong Kong

Cherry Lai dan Ken Lai /Foto: X.com/@CherryLai2020

Cherry Lai dan Ken Lai /Foto: X.com/@CherryLai2020

Meski belum diketahui pasti di mana keberadaannya, namun, sejumlah netizen menduga bahwa Cherry Lai dan sang suami kini telah kabur ke luar negeri. Bukan tanpa alasan, berdasarkan informasi dari korban C yang ditulisnya di Canva, Cherry Lai merupakan warga negara Hong Kong yang memiliki izin tinggal tetap atau permanent residency di Kanada. 

Cherry Lai pindah ke Kanada sejak umurnya 9 tahun dan tinggal selama bertahun-tahun di sana. Di negara itu, ia bertemu dengan suaminya yang kini juga membangun bisnis bersamanya. 

Cherry Lai diketahui memiliki latar belakang di MLM (Multi Level Marketing). Bahkan, ia telah mendapat peringkat "blue diamond" di suatu perusahaan dengan sistem MLM. 

Awal Kasus Terungkap

Profil Brandoville Studios, Perusahaan yang Lagi Viral karena Dugaan Kasus Kekerasan terhadap Karyawan

Brandoville Studios/Foto: Dok. Brandoville Studios

Kasus ini pertama kali mencuat di media sosial oleh akun @Bisher_d790 di X (sebelumnya Twitter).

"Ini menjijikkan dan harus diselesaikan di pengadilan, Cherry Lai dari Brandoville Studios melakukan kekerasan terhadap karyawannya.  Brandoville, yang sebelumnya merupakan bagian dari Lemon Sky, pernah mengalami skandal besar pada tahun 2021 tentang kondisi kerja yang buruk," tulis akun tersebut pada Senin (9/9).

Bisher juga mengunggah sebuah link berisikan bukti-bukti percakapan yang menunjukkan kekerasan dilakukan oleh Cherry Lai terhadap sejumlah karyawan. Berdasarkan bukti-bukti yang diunggah, karyawan Brandoville Studios diduga mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari fisik, emosional, verbal, finansial, diskriminasi, rasisme, seksisme, penyalahgunaan kekuasaan, hingga eksploitasi.

Cuitan Bisher kemudian dibagikan ulang animator dan komika Indonesia, Ryan Adriandhy di akun X nya, @Andriandhy. 

"PERINGATAN TRIGGER: Kekerasan fisik & verbal, manipulasi, eksploitasi pekerja❗️- Baca dengan hati-hati, ya. @christasyd, artist yang bekerja di studio game Brandoville Studios dengan berani angkat suara setelah sekian lama menjadi korban kekerasan atasannya, Cherry Lai," tulis Ryan, Kamis (12/9).

"Mantan karyawan Brandoville Studios DM saya di IG dan meminta bantuan mengangkat kasus Christa di X. Namun yang terjadi padanya juga harus diketahui banyak orang. THIS IS WRONG!" lanjut Ryan.

Ryan mengunggah tangkapan layar yang berisikan pesan oleh mantan karyawan Brandoville Studios yang diduga menjadi korban kekerasan Cherry Lai.

"Tahun lalu saya hamil saya sering terpaksa pulang pagi sampe saya pendarahan dan lahiran prematur. Lalu empat bulan kemudian anak saya meninggal, dia malah marah0marah ke teman saya. Intinya saya nggak boleh tinggalin kerjaan walaupun anak saya meninggal," bunyi pesan dari mantan karyawan kepada Ryan.

Berbagai Bentuk Dugaan Kekerasan yang Dialami Karyawan Brandoville Studios

Profil Brandoville Studios, Perusahaan yang Lagi Viral karena Dugaan Kasus Kekerasan terhadap Karyawan

Brandoville Studios/Foto: Dok. Brandoville Studios

Seperti yang sudah disebutkan sebelumya, ada banyak bentuk dugaan kekerasan yang dialami oleh karyawan Brandoville Studios. Pertama, kekerasan fisik. Sejumlah karyawan diduga disuruh menghantamkan kepala mereka ke meja, tembok, dipaksa bekerja hingga larut malam dan tidak mendapatkan waktu untuk istirahat.

Di salah satu bukti yang diunggah, seorang karyawan berinisial C diminta untuk menampar dirinya hingga 100 kali oleh Cherry Lai sebagai bentuk hukuman. Terdapat bukti percakapan antara keduanya dan video C menampar dirinya sesuai permintaan Cherry Lai.

Salah seorang mantan karyawan Brandoville Studios membagikan kronologi terkait karyawan C yang diduga diminta menampar hingga membenturkan kepalanya ke tembok oleh Cherry Lai.

"Pada saat itu Ibu Cherry sedang berada diluar negeri, Hongkong. Jadi meeting itu menggunakan Zoom. Beberapa saat meeting berlangsung saya tidak ingat persis apa kesalahan yang dilakukan C waktu itu, tapi Ibu Cherry meminta C untuk menghadap ke dinding dan Ibu Cherry berkata “C, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?"" bunyi pengakuan mantan karyawan yang diunggah dalam bukti-bukti dugaan kekerasan di Brandonville Studios.

"Dan disana C langsung membentur kan kepalanya ke dinding, dan itu cukup keras. Tidak sampai di sana saja, Ibu Cherry meminta Christa untuk menampar muka nya sendiri dan itu juga keras, karena apabila C menamparnya mukanya tidak keras, Ibu Cherry akan meminta C untuk mengulang tamparannya lagi. Saya tidak ada gambar atau video tapi saya ingat betul hal itu terjadi," ungkap mantan karyawan tersebut.

C juga mengunggah bukti-bukti kekerasan yang dialaminya selama bekerja di Brandoville Studios. Ia diduga mengalami kekerasan fisik, verbal, emosional, dimanipulasi, diskriminasi agama, eksploitasi, hingga pemerasan.

"Suatu kali dia menelepon saya tengah malam untuk mengambilkannya Cocsoda dari kulkasnya di dapur kantor lantai 3 dan mengantarkannya ke luar ruangannya, dan saya diharapkan mengantarkannya dalam waktu kurang dari 10 menit, padahal jarak antara tempat sewa saya dan kantornya 10-15 menit berjalan kaki," tulis C.

"Dia [Cherry Lai] pernah menghukum saya dengan menyuruh saya berlari naik turun tangga (5 lantai) dalam waktu yang telah ditentukan, setiap kali saya berlari melebihi batas waktu, saya harus mengulangi prosesnya. Total saya berlari 45 kali malam itu," bunyi pengakuan C.

Bukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville StudiosBukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios/ Foto: Tangkapan Layar

"Sejak 2022, saya tidak libur saat Idulfitri, padahal itu hari libur nasional terbesar di Indonesia. Cherry juga mengambil THR saya di tahun 2023 karena dia bilang kinerja saya jelek dan saya berutang padanya atas semua investasi yang dia gunakan untuk saya, dan untuk mendidik dan melatih saya. Itu yang dia katakan untuk memeras saya dan merusak gaji saya di tahun 2024. Saya juga dipaksa bekerja sepanjang Natal dan Paskah, saya tidak diizinkan pergi ke gereja saya sendiri," lanjut C.

"Dia mendesak saya untuk mengajukan kartu kredit agar saya dapat membelikan barang-barang untuknya, padahal kartu debit sudah cukup. Pada bulan Oktober 2023, ketika saya dipaksa mengundurkan diri tanpa kompensasi, saya telah menumpuk utang kartu kredit yang tidak dapat saya bayar karena saya kehabisan uang," tulis C.

Cherry Lai diduga juga meminta C untuk memfoto pakaian yang ia kenakan setiap harinya ke kantor. C mengaku dirinya disebut 'gemuk' dan 'jelek' oleh Cherry Lai.

"Dia meminta saya untuk mengambil foto pakaian saya setiap hari ke kantor dan akan menyebut saya gemuk dan jelek. Dia mengancam akan memecat saya jika dia menganggap saya gemuk, jelek, dan tidak modis menurut standarnya," ungkap C.

Usai resign dari Brandoville Studios, hidup C diduga masih diusik oleh Cherry Lai. C mengaku bahwa Cherry Lai telah mengirimkan dirinya dan keluarganya ancaman pembunuhan.

"Keluarga saya dan saya sekarang merasa tidak aman di rumah kami sendiri, terutama karena Cherry telah mengirimi kami beberapa ancaman pembunuhan selama bertahun-tahun," ujar C.

Berikut ini beberapa link terkait bukti-bukti dugaan kekerasan yang terjadi di Brandoville Studios. Kamu bisa akses DI SINI dan DI SINI, Beauties.

Terkait dugaan kasus kekerasan di Brandoville Studios, Beautynesia juga berkesempatan mewawancarai salah satu korban sekaligus mantan karyawan Brandoville Studios berinisial A. Kamu bisa baca wawancara eksklusifnya DI SINI.

Brandoville Studios Tutup pada Agustus 2024

Brandoville Studios

Brandoville Studios/Foto: Dok. Brandoville Studios

Kasus dugaan kekerasan Brandoville Studios terhadap sejumlah karyawan menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang menyebut bahwa aksi yang dilakukan Cherry Lai adalah bentuk perbudakan.

Sebagai informasi, Brandoville Studios adalah sebuah perusahaan yang membuat artwork atau karya seni untuk game. Menurut keterangan situs resmi perusahaan, Brandoville Studios adalah studio premium pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam game dan animasi AAA.

Di laman resmi Brandoville disebutkan studio itu merupakan bagian dari Lemon Sky. Pemegang saham perusahaan membangun Brandoville Lemon Sky dengan mitra bisnis lokal di Indonesia tahun 2018, dilansir dari CNBC Indonesia.

Lemon Sky diketahui bagian dari jaringan studio yang ikut mengerjakan animasi untuk game Final Fantasy dan The Last of Us. Pada Agustus 2024, Brandoville Studios resmi ditutup. 

Setelah menutup Brandoville Studios, Ken Lai dan Cherry Lai diduga mendirikan sebuah perusahaan baru bernama Lailai Studios. 

Lailai Studios adalah studio yang didirikan di Jakarta tetapi berkantor pusat di Hong Kong. Studio itu menyebut sebagai salah satu grup pengembang Computer Graphic Arts atau seni grafis komputer (CG) dan khusus membuat game AAA serta animasi premium.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.