Duh! Ternyata Ini Sederet Bahaya Pernikahan Dini, dari Mental sampai Risiko Kesehatan

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 08 Oct 2024 12:30 WIB
Duh! Ternyata Ini Sederet Bahaya Pernikahan Dini, dari Mental sampai Risiko Kesehatan
Foto: Getty Images/iStockphoto/SunnyVMD

Belakangan dunia maya sedang dihebohkan dengan kabar pernikahan figur publik yang menikah di usia sangat muda, yakni pria yang tahun ini menginjak usia 19 tahun dan usia wanita yang lebih muda, yaitu 17 tahun. Pernikahan di usia muda ini tuai kontroversi di antara netizen.

Perlu diketahui bahwa berdasarkan BKKBN yang dilansir dari laman Indonesia Baik, usia ideal untuk menikah adalah 25 tahun untuk laki-laki dan dan 21 tahun untuk perempuan. Sementara menurut UU No.16/2019, perkawinan hanya diizinkan jika laki-laki dan perempuan sudah mencapai umur 19 tahun.

Namun, bagaimana jika usia mempelai lebih muda dari itu? Kondisi yang lebih muda dari usia 19 tahun bisa saja disebut pernikahan dini, Beauties. Memutuskan untuk menikah dini diiringi sejumlah konsekuensi.

Kemungkinan Tidak Lanjut Sekolah

ilustrasi ruang kelas sekolah

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com

Berdasarkan UNICEF, perempuan yang menikah sebelum berusia 18 tahun lebih kecil kemungkinannya untuk melanjutkan sekolah. Saat berumah tangga, ada prioritas-prioritas yang berbeda dengan anak-anak sebayanya yang masih belum menikah. Misalnya, dari segi mencukupi kebutuhan ekonomi sehingga perempuan lebih tertarik untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan, dibanding menimba ilmu pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kemungkinan Mengalami Kekerasan

ilustrasi korban KDRT/Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska

Nggak cuma dari segi pendidikan, dari segi kesehatan pun juga tidak tanpa risiko. Melansir Plan International Canada, ada potensi kekerasan fisik dan seksual yang lebih tinggi dialami mereka yang menikah sebelum berusia 18 tahun. Hal ini juga diakui UNICEF yang menyatakan pernikahan dini mengancam kesejahteraan individunya dan lebih mungkin mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Kurang Pengalaman Hidup

Ilustrasi Wanita Tangguh/ Foto: Freepik/Way Home Studio

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Way Home Studio

Kedewasaan individu juga turut menjadi pertimbangan saat menikah. Biasanya kedewasaan ini terpupuk lewat pengalaman-pengalaman hidup. Oleh karena itu, lain cerita jika pernikahan dilakukan terlalu dini. Mengutip laman Daily Star, anak muda membutuhkan waktu untuk memahami dirinya masing-masing, mengetahui objektif mereka, dan apa yang mereka inginkan. Dengan kata lain, pengembangan dirinya masih belum selesai.

Kondisi Finansial Tidak Stabil

Ilustrasi keuangan atau menabung

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan

Dari segi ekonomi, ada pula konsekuensi yang bisa dirasakan pasutri menikah dini. Sebab, mereka dalam kondisi yang dianjurkan untuk tetap melanjutkan pendidikan sekaligus harus mencukupi ekonomi keluarga. Pasangan muda butuh pekerjaan yang stabil dengan sumber pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun di sisi lain, kondisi ini berpotensi merusak hubungan mereka dan menyebabkan tekanan keuangan.

Risiko Kesehatan Ibu dan Bayi

Ilustrasi Ibu dan Bayi

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/rudi_suardi

Kehamilan yang dialami perempuan muda juga lebih berisiko dibandingkan mereka yang sudah cukup umur. Mengutip Girls Not Brides, risiko yang dialami termasuk dampak kesehatan jangka panjang serta kematian. Sementara risiko pada bayi, yaitu ada kemungkinan bayi terlahir prematur, berat badan bayi rendah saat lahir, kondisi neonatal yang parah, hingga malnutrisi dan stunting.

Risiko Perceraian Lebih Tinggi

Ilustrasi wanita cerai lepaskan cincin

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Kompilasi dari sederet penyebab di atas pada akhirnya memperbesar kemungkinan pasangan muda untuk bercerai. Bahkan hal ini didukung oleh studi dari Office for National Statistics. Studi menunjukan bahwa pasangan yang menikah di awal usia 20-an punya kemungkinan bercerai lebih besar dibandingkan mereka yang menikah usia akhir 20-an atau 30-an. Ada beberapa penyebabnya, termasuk kurangnya kedewasaan dan pengalaman hidup.

Duh, ternyata banyak juga ya risiko menikah dini! Selain dari segi kedewasaan yang belum matang, akan ada banyak hal dalam hidup yang terlewatkan oleh pasutri muda karena bergesernya prioritas, hingga dari segi finansial yang masih tak pasti. Menurutmu di era modern saat ini, masih relevankah menikah dini?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE