Dulunya Berdiri Megah, Ini Kisah 7 Hotel Terbengkai di Berbagai Negara

Nazwa Yuliana | Beautynesia
Sabtu, 30 Aug 2025 13:00 WIB
7. Lee Plaza Hotel – Detroit, Amerika Serikat
Lee Plaza Hotel – Detroit, Amerika Serikat/ Foto: Pinterest.com/ Flickr

Hotel identik dengan kenyamanan, keramahan, dan momen liburan yang menyenangkan. Namun, di balik gemerlap dunia perhotelan, ada sisi gelap yang jarang diketahui publik. Beberapa hotel yang dulunya mewah dan ramai pengunjung, kini berubah menjadi bangunan kosong, hancur dimakan waktu, dan bahkan ditinggalkan begitu saja tanpa pernah difungsikan.

Alasan di balik keterbengkalaian hotel-hotel ini beragam. Mulai dari krisis ekonomi, bencana alam, konflik politik, hingga kesalahan dalam perencanaan. Beberapa bahkan disebut-sebut angker dan menyimpan kisah mistis.

Dilansir dari Nine Travel Australia dan Business Insider, berikut ini adalah kisah tujuh hotel terbengkalai di berbagai negara yang bukan hanya penuh cerita, tapi juga menyimpan sejarah dan misteri yang mengundang rasa penasaran.

1. Ryugyong Hotel – Pyongyang, Korea Utara

Hotel Ryugyong/ Foto: Pinterest.com/ olivia

Dijuluki “Hotel Kiamat”, Ryugyong Hotel menjadi salah satu proyek paling ambisius sekaligus paling gagal dalam sejarah perhotelan dunia. Dirancang setinggi 330 meter dengan 105 lantai, bangunan berbentuk piramida ini awalnya ingin menjadi simbol kejayaan ekonomi Korea Utara.

Pembangunan dimulai pada 1987, namun dihentikan pada 1992 karena keruntuhan Uni Soviet dan krisis ekonomi besar-besaran di negara tersebut. Selama lebih dari dua dekade, bangunan ini dibiarkan kosong tanpa jendela atau interior.

Walaupun pada 2011 eksterior hotel diperbaiki dan dilapisi kaca, hingga kini hotel ini belum pernah menerima tamu. Bagian dalamnya masih gelap dan tidak difungsikan. Bagi warga lokal, Ryugyong menjadi lambang ambisi yang tak pernah tercapai, megah di luar, kosong di dalam.

2. Hotel del Salto – Bogota, Kolombia

Hotel Del Salto/ Foto: Pinterest.com/ Sandy

Terletak di tepi tebing dengan pemandangan langsung ke Air Terjun Tequendama yang megah, Hotel del Salto awalnya dibuka pada tahun 1928 dan menjadi tempat elit bagi para tamu kaya. Gaya arsitektur neoklasik yang elegan membuatnya jadi salah satu hotel paling indah di masanya.

Namun, seiring waktu, Sungai Bogotá mengalami pencemaran berat yang membuat turis menjauh. Akhirnya hotel ini tutup dan dibiarkan kosong sejak tahun 1990-an. Kisah tragis tentang tamu yang melakukan bunuh diri dari balkon hotel memperkuat kesan angker bangunan ini.

Kini, bangunan tersebut diubah menjadi museum ekologi, namun aura misteriusnya tetap melekat kuat. Banyak pengunjung yang masih merasa “tidak nyaman” saat berada di dalamnya, seolah sedang diawasi oleh energi dari masa lalu.

3. Bokor Palace Hotel – Kampot, Kamboja

Bokor Palace Hotel – Kampot, Kamboja/ Foto: Pinterest.com/ Cee

Dibangun pada 1920-an oleh kolonial Prancis, Bokor Palace Hotel terletak di dataran tinggi Pegunungan Bokor dengan pemandangan laut lepas yang indah. Hotel ini awalnya menjadi tempat liburan musim panas para elit kolonial.

Namun, perang sipil, kerusuhan politik, dan naik-turunnya rezim pemerintahan membuat bangunan ini ditinggalkan berkali-kali. Dalam kondisi berkabut, bangunan kosong ini terlihat seperti kastil berhantu, sepi, dingin, dan penuh teka-teki.

Meski sempat dipugar dan dibuka kembali beberapa tahun terakhir, banyak bagian hotel tetap terbengkalai dan menjadi magnet bagi para pemburu kisah misteri dan fotografer urban exploring.

4. Grossinger’s Resort – Liberty, New York, Amerika Serikat

Grossinger’s Resort – Liberty, New York, Amerika Serikat/ Foto: Pinterest.com/ alisha

Grossinger’s Resort dulunya adalah salah satu resor paling terkenal di kawasan Catskills, New York. Dikenal sebagai tempat liburan favorit komunitas Yahudi-Amerika, resor ini menawarkan fasilitas super lengkap: kolam renang indoor, lapangan ski, lapangan golf, hingga arena hiburan.

Namun, pada 1980-an, kejayaannya mulai meredup karena tren liburan berubah. Pada 1986, resort ini ditutup. Yang tersisa hanyalah bangunan kosong penuh grafiti, rumput liar yang tumbuh di antara lantai dansa, dan kolam renang berlumut.

Meskipun kini jadi bangunan terlantar, pesona nostalgia dan sejarahnya tetap terasa. Banyak orang yang datang hanya untuk merasakan aura masa lalu, antara kesedihan dan keanggunan yang membatu oleh waktu.

5. Haludovo Palace Hotel – Pulau Krk, Kroasia

Haludovo Palace Hotel – Pulau Krk, Kroasia/ Foto: Pinterest.com/ Arwen🪐🌟

Haludovo Palace Hotel adalah bukti betapa glamornya pariwisata di era 1970-an. Didirikan oleh pengusaha kaya dan sempat disponsori oleh pendiri majalah Penthouse, hotel ini dirancang sebagai tempat hiburan super mewah dengan kasino kelas dunia.

Sayangnya, hotel ini hanya bertahan sebentar. Krisis ekonomi dan meletusnya Perang Balkan membuat hotel ini bangkrut dan ditinggalkan. Kini, meskipun reruntuhannya masih terlihat megah, seluruh area dipenuhi rumput liar, debu, dan dinding yang retak.

Para petualang urban menjadikan tempat ini sebagai spot fotografi, dengan lorong-lorong panjang dan jendela besar yang membingkai keindahan yang hilang.

6. Hotel Belvédère – Furka Pass, Swiss

Hotel Belvédère – Furka Pass, Swiss/ Foto: Pinterest.com/ Matteo Olmi

Hotel Belvédère bukan hotel biasa. Letaknya di jalur pegunungan tinggi Swiss dan terkenal karena tampil dalam film James Bond: Goldfinger. Dulu, hotel ini menjadi tempat peristirahatan ideal bagi para pelancong yang melewati Furka Pass.

Namun, karena cuaca ekstrem dan menurunnya jumlah pengunjung di jalur tersebut, hotel ini ditutup pada 2015. Kini bangunan ini terlihat terpencil, dingin, dan memudar, berdiri anggun di tengah lanskap pegunungan yang megah namun sunyi.

Meski terbengkalai, bangunan ini masih menjadi spot favorit fotografer dan traveler yang ingin melihat keindahan Swiss dari sisi yang berbeda.

7. Lee Plaza Hotel – Detroit, Amerika Serikat

Lee Plaza Hotel – Detroit, Amerika Serikat/ Foto: Pinterest.com/ Flickr

Lee Plaza dulunya adalah apartemen mewah sekaligus hotel bergengsi yang menampung kaum elite Detroit pada masa kejayaannya. Gedung pencakar langit bergaya art-deco ini dibuka pada 1929 dan sempat jadi ikon kota.

Namun, seiring dengan penurunan ekonomi dan migrasi besar-besaran di Detroit, bangunan ini mulai kehilangan penghuninya. Sejak 1990-an, hotel ini ditinggalkan dan menjadi simbol kemunduran industri di kota tersebut.

Interiornya kini dipenuhi debu, jendela-jendela pecah, dan dinding penuh grafiti. Meski menyeramkan, aura elegan dari masa lampau masih terasa di setiap pilar dan ukiran klasiknya. Sebuah kisah tentang keindahan yang membeku dalam waktu.

Hotel-hotel ini dulunya menjadi tempat penuh cerita, kemewahan, dan impian. Namun kini, yang tersisa hanyalah bangunan sunyi dan kenangan akan masa lalu. Di balik dinding kusam dan jendela pecah, tersimpan sejarah, tragedi, dan pelajaran tentang betapa waktu bisa mengubah segalanya.

Beberapa dari hotel ini masih punya harapan untuk dipulihkan, sementara yang lainnya dibiarkan menjadi monumen bisu. Bagi para fotografer, penjelajah urban, dan pencinta sejarah, hotel-hotel ini menjadi pengingat bahwa segala kemewahan pun bisa berakhir dalam keheningan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE