Elon Musk Berencana Kenakan Biaya untuk User X 'Twitter', Bagaimana Kalau Medsos Tak Lagi Gratis?

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Jumat, 22 Sep 2023 07:30 WIB
Berapa Biaya yang Harus Dibayar?
Platform Media Sosial X/Foto: theaustralian.com.au

Penggunaan media sosial belakangan ini telah menjadi elemen penting dalam sistem komunikasi dan informasi masyarakat. Namun bagaimana jadinya jika platform yang awalnya gratis tiba-tiba dikenai biaya? Akankah kamu masih menggunakannya?

Wacana itulah yang baru-baru ini diusung Elon Musk. Melansir New York Post, CEO Tesla itu berencana menetapkan biaya layanan untuk seluruh pengguna X (dulunya bernama Twitter). Kira-kira apa alasannya? Berapa tarifnya? Simak fakta-faktanya berikut ini!

Seluruh Pengguna X Bakal Dikenai Biaya Bulanan

Platform Media Sosial X/Foto: digitalrightsmonitor.pk
Platform Media Sosial X/Foto: digitalrightsmonitor.pk

Elon Musk menggagas penetapan paywall untuk plaftorm media sosial X saat berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dengan santai, dia pun memaparkan bahwa pihaknya akan menetapkan tarif berlangganan kepada seluruh pengguna tanpa kecuali.

Sebagai informasi, platform X yang ada saat ini terdiri dari dua versi, yaitu gratis dan berbayar, yang memiliki sejumlah perbedaan akses layanan. Untuk akun berbayar, user dikenai biaya sebesar 8 USD (sekitar Rp123 ribuan menurut kurs 22 September 2023), dan mereka dapat mengakses layanan premium, seperti pin tweet atau menyembunyikan like.

Namun jika Elon Musk benar-benar merealisasikan rencananya, maka seluruh pengguna diharuskan akan membayar biaya langganan setiap bulan. Meski demikian, belum disebutkan kapan penetapan biaya layanan ini mulai diberlakukan.

Kenapa Pengguna X Dikenai Biaya?

Platform Media Sosial X/Foto: x.com

Dalam perbincangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Elon Musk ditanya tentang seberapa besar usahanya mengatasi masalah ujaran kebencian melalui media sosial. Dia mengungkapkan bahwa cara satu-satunya adalah dengan menetapkan biaya langganan.

“Alasan terpenting kami beralih ke (kebijakan) payment bulanan kecil dalam penggunaan sistem X adalah karena ini satu-satunya cara untuk memerangi pasukan bot dalam jumlah besar,” ungkap Elon Musk.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa tingginya ujaran kebencian terjadi karena mudahnya membuat akun bot yang dikendalikan oleh robot. Namun jika pengguna dikenai tarif berlangganan, akun-akun macam ini akan mudah diberantas karena mereka akan sulit mendaftarkan kartu kredit yang berlaku. Dan lagi, pembuat akun bot juga akan berpikir dua kali jika harus mengeluarkan biaya terlalu besar untuk “mengacau” di dunia maya.

“Diskusinya panjang sekali, tapi menurut saya ini adalah satu-satunya pertahanan melawan pasukan bot yang masif, karena seiring berkembangnya AI, AI sebenarnya bisa lulus tes CAPTCHA semacam ini, bahkan lebih baik dari manusia,” lanjutnya.

Gagasan Elon Musk Sempat Ditolak

Elon Musk/Foto: usatoday.com

Sebelum berbincang dengan Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Elon Musk sebenarnya sudah pernah menyampaikan hal ini kepada pebisnis David Sacks pada bulan November 2022 silam. Saat itu X masih bernama Twitter. Namun ide ini ditolak karena sang investor ingin lebih dulu menerapkan sistem verifikasi yang lebih meluas.

Namun faktanya, hal itu hanya membuat pendapatan Twitter saat itu menurun drastis hingga 60 persen. Imbasnya, perusahaan sempat melakukan PHK besar-besaran. Elon Musk pun menuding keberadaan Liga Anti Pencemaran Nama Baik telah menjadi penyebab Twitter hampir mati saat itu.

Berapa Biaya yang Harus Dibayar?

Platform Media Sosial X/Foto: theaustralian.com.au

Terkait biaya yang akan ditetapkan setiap bulannya, Elon Musk belum memberikan rincian dengan pasti. Meski demikian, dia mengaku hanya akan menetapkan tarif sangat rendah, bahkan lebih kecil dari biaya langganan untuk akun X Premium.

“Kami hanya akan menetapkan jumlah yang sangat kecil,” ungkapnya sebagaimana dilansir dari New York Post.

Respon Publik

Elon Musk/Foto: 21stcenturychronicle.com

Wacana ini jelas menuai beragam respon dari warganet. Jurnalis Kara Swisher langsung melontarkan sindiran bahwa keputusan Musk sangat tidak masuk akal. Dia heran, hanya karena perusahaan merugi dan harus mengeluarkan biaya besar, kenapa Musk harus meminta pengguna melakukan hal yang sama. Sejumlah pendapat lain juga ikut menolak keputusan ini.

“Alasan mengapa media sosial sangat populer adalah karena gratis dan semua orang menggunakannya. Tidak semua orang mampu membayar,” ungkap jurnalis David Leavitt melalui akun Twitter-nya.

“Sekalipun pengguna dengan senang hati membayar, namun menurut saya bukan ide bagus untuk mempercayakan detail kartu kredit atau bank kepada perusahaan ini,” imbuh sejarahwan Alex von Tunzelman.

Sejumlah penolakan juga terjadi di kalangan netizen Indonesia, yang berencana akan beralih pada platform lain. Meski demikian, beberapa pihak juga ada yang memberikan dukungan karena mungkin cara ini bisa membantu menciptakan suasana media sosial yang lebih kondusif.

Bagaimana menurut kamu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE