Fakta-fakta Tewasnya Santri di Gontor, Dianiaya Kakak Kelas hingga Pengakuan Ponpes
Seorang santri Pondok Pesantren Gontor diduga dianiaya hingga tewas oleh sesama santri. Meski korban dengan inisial AM (17) dinyatakan telah meninggal pada 22 Agustus lalu, namun kasus ini baru mencuat di media usai sang ibu, Soimah, meminta bantuan hukum kepada pengacara kondang Hotman Paris hingga berita ini viral. Hotman Paris kemudian mengambil video dan mengunggahnya di media sosial, khususnya meminta Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta untuk segera mengusut kasus ini.
“Halo Pak Kapolda Jawa Timur, di sini ada seorang ibu yang datang ke saya bertemu Hotman di Palembang, katanya anaknya meninggal di Gontor 1, diduga tindak kekerasan,” kata Hotman dilansir dari laman detikNews.
Kecurigaan Keluarga Akan Adanya Penganiayaan
![]() Aduan Ibu Soimah/Foto: Instagram/@hotmanparisofficial |
Ibu asal Pelembang, Sumatera Selatan ini mengaku banyak kejanggalan yang ia rasakan pada hari meninggalnya sang putra. Ia tidak langsung mendapat kabar setelah AM meninggal pada pukul 06.45 WIB, melainkan berselang tiga jam kemudian. Dilansir dari laman detikNews, kerabat Soimah yang berada di lokasi mengaku melihat darah pada kain kafan jenazah hingga harus mengganti kain kafan sebanyak dua kali.
Dari sinilah timbul kecurigaan adanya penganiayaan. Namun, Soimah belum berani melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian karena melibatkan nama baik salah satu institusi pendidikan besar di Indonesia.
“Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami,” ungkap Soimah sambil terus menangis dalam video yang diunggah oleh Hotman Paris.
Tanggapan Pondok Pesantren Gontor
![]() Pondok Pesantren Gontor/Foto: Detik |
Secara terpisah, juru bicara Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor Noor Syahid kemudian memberikan pernyataannya dalam pernyataan tertulis. Dilansir dari laman detikNews, pihak Ponpes mengakui adanya dugaan penganiayaan antarsantri. Selain menyesalkan peristiwa ini, pihak Ponpes secara resmi menyatakan menyesali peristiwa ini serta berjanji untuk bersikap kooperatif dengan pihak berwenang untuk menuntaskan kasus ini.
“Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat,” ujar Noor Syahid dalam surat pernyataan resminya. Pihak Ponpes kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga besar korban dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya AM. Di samping itu, pihak Ponpes menyatakan telah menindak tegas pelaku dengan mengeluarkan pelaku dari Ponpes dan mengembalikan mereka ke orangtua masing-masing.
“Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini,” tegas Noor Syahid.
“Poin ketiga, kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatya almarhum AM ini,” lanjut Noor Syahid berkomitmen, dikutip dari laman detikNews.
Pengusutan Kepolisian dan Tanggapan MUI
![]() Wakil Ketua MUI/Foto: Detik |
Sementara itu, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP di Ponpes Gontor. Dari hasil penyelidikan, polisi telah mengantongi dua nama terduga pelaku sejak Selasa (6/9).
“Polres mengantongi terduga pelaku penganiaya dan kita melengkapi proses penyelidikan ini secara sempurna,” ujar Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, dikutip dari laman detikNews. Dua terduga pelaku tersebut saat ini telah diamankan oleh polisi.
Dalam wawancaranya, Catur mengatakan bahwa 9 saksi yang diperiksa adalah 4 dokter, 2 santri, dan 3 pengasuh pondok. Adapun barang bukti yang telah disita adalah pentungan, air mineral, minyak kayu putih, dan becak.
Menanggapi kasus ini, lembaga besar Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara. Dilansir dari laman detikNews, Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menyampaikan belasungkawa dalam keterangan tertulisnya dan berharap agar kasus ini dapat dituntaskan dengan seadil-adilnya.
“MUI berharap agar pimpinan pondok dapat menyelesaikan masalah ini dengan pihak keluarga korban dengan sebaik-baiknya dan dengan searif-arifnya sesuai dengan watak dan jati diri pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tunduk dan patuh kepada hukum yang berlaku,” ujar Anwar dikutip dari laman detikNews.
Dengan banyaknya dukungan masyarakat dan desakan lembaga-lembaga besar Indonesia, pengusutan terus dilakukan oleh pihak kepolisian dan mulai menemukan titik terang.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


