STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

Fenomena Depresi pada Anak dan Kisah Pilu Anak yang Bunuh Diri di Kupang

Ayu Miranti | Beautynesia
Jumat, 18 Oct 2019 13:45 WIB
Fenomena Depresi pada Anak dan Kisah Pilu Anak yang Bunuh Diri di Kupang
Seorang anak di Kupang dikabarkan bunuh diri karena dibully dan peristiwa tragis yang dialaminya. Depresi yang terjadi pada anak begitu nyata. Cari tahu selengkapnya di sini!

Kabar duka datang dari YSS, seorang siswa kelas VII SMP  Negeri di Kupang yang ditemukan bunuh diri. Terlihat periang, siapa sangka anak pintar yang dulunya pernah menerima sepeda dari Presiden Jokowi akan mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak terduga. Berita ini jelas membuat siapa saja, terutama orangtua menundukkan kepala. Depresi ternyata tidak hanya rentan dialami oleh orang dewasa saja, namun anak-anak juga bisa mengalaminya.
 


Kisah Pilu YSS dan Depresi yang Dialaminya


Di mata keluarga, YSS adalah anak yang periang dan juga pintar. Menurut penurutan Yuni,bibi korban, ia dikenal siswa yang berprestasi dan selalu mendapatkan juara dari SD hingga SMP. Bahkan, saat kelas 5 SD ia pernah mengikuti olimpiade matematika dan IPA hingga ke tingkat Provinsi NTT. 

Saat SD pula, ia pernah menerima hadiah dari Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Kupang untuk membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Ia berhasil menghafal pancasila dengan baik dan benar dan mendapatkan sepeda. 

YSS diduga mengalami depresi semenjak peristiwa memilukan yang dialaminya tahun 2012 lalu. Ibunya tewas dibunuh oleh ayahnya sendiri, Antonius Sinaga dengan cara dicor dalam bak semen. Hingga saat ini ia masih mendendam dengan ayahnya yang masih mendekam di penjara. Ia mengalami depresi lantaran sering dibully oleh teman-temannya karena keturunan pembunuh dan anak tukang cor. 
 


Fenomena Depresi pada Anak


Foto: Istimewa
Dilansir dari Webmd.com, 3% anak dan 8% remaja di Amerika menderita depresi. Umumnya terjadi pada anak laki-laki dibawah usia 10 tahun dan mulai usia 16 tahun pada anak perempuan. Sama seperti orang dewasa, depresi pada anak bisa terjadi akibat beberapa faktor yang terkait dengan kesehatan psikis, peristiwa dalam hidup,  sejarah keluarga, lingkungan hingga faktor genetik. 

Depresi sendiri merupakan sebuah penyakit mental yang ditandai dengan kelainan mood yang mempengaruhi perilaku seseorang. Pada umumnya, seseorang dengan depresi akan menghabiskan energinya untuk merasakan kesedihan yang berkepanjangan. 
 

Depresi karena Dibully pada Anak


Foto: Istimewa

Kisah yang dialami oleh YSS bukan pertama kalinya di Indonesia. Anak yang depresi karena dibully juga pernah terjadi di beberapa wilayah lainnya. 

Andre Sourander, seorang profesor psikiatri anak di Universitas Turku, Finlandia menemukan jika anak-anak yang mengalami bullying di masa kanak-kanak mengalami risiko depresi dan membutuhkan perawatan kejiwaan di kemudian hari.

Hasil penelitiannya yang dilaporkan pada jurnal JAMA Psychiatry tersebut berfokus pada anak 8 tahun yang sering dibully. Para peneliti menemukan jika subjek tersebut lebih mungkin mengalami gangguan kejiwaan dan membutuhkan perawatan dibandingkan anak yang tidak mengalami bully.

31% anak-anak yang mengalami masalah kejiwaan membutuhkan perawatan karena pada umumnya mengalami gangguan kecemasan. Hal ini dapat berakibat buruk pada perilaku sosial seperti penggunaan obat terlarang hingga keinginan untuk bunuh diri.


Gejala Depresi pada Anak yang Perlu Dikenali


Foto: Istimewa

Setiap anak memiliki gejala depresi yang berbeda. Sering kali gejala tersebut tidak teridentifikasi atau terdiagnosis. Itulah mengapa menjaga kesehatan psikis anak begitu penting dilakukan. Apalagi, dalam masa tumbuh kembangnya, mereka begitu rentan terkena dampak negatif yang ada di sekitarnya. Berikut adalah tanda depresi pada anak yang umum terjadi.

        
  • Mudah mengamuk untuk hal yang sepele
  •     
  • Merasa hidupnya tidak berarti
  •     
  • Kesulitan berkonsentrasi yang berakibat pada penurunan kualitas belajar
  •     
  • Mengalami gangguan tidur
  •     
  • Mengalami keluhan fisik seperti sakit perut dan sakit kepala
  •     
  • Mengalami kegelisahan yang ditandai dengan melakukan suatu hal berulang-ulang
  •     
  • Kesulitan berinteraksi
  •     
  • Merasa pesimis dan putus asa

Mengatasi Depresi pada Anak


Foto: Istimewa

Saat anak menunjukkan gejala depresi, segera jadwalkan kunjungan ke dokter. Pada dasarnya pengobatan depresi pada anak maupun orang dewasa itu sama. Pertama akan dilakukan psikoterapi (konseling) dan pengobatan. 

Anak-anak seharusnya tumbuh dengan rasa nyaman dan bahagia bersama orang yang dicintainya. Pelajaran bagi para orangtua untuk lebih aware tentang depresi yang mungkin bisa dialami oleh anak.


(ags/ags)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE