Gagasan 4 Perempuan Peneliti Indonesia untuk Wujudkan Sains yang Berdampak

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 12 Nov 2025 17:30 WIB
Gagasan 4 Perempuan Peneliti Indonesia untuk Wujudkan Sains yang Berdampak
4 Pemenang L'Oréal-UNESCO For Women in Science/Foto: Dok. L'Oreal/Fausta Bayu

Laporan UNESCO pada 2025 menunjukkan bahwa sebesar 43,5 persen peneliti di Indonesia adalah perempuan. Di sisi lain, bukti menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan pria dalam sains dan matematis. Namun, kesenjangan masih terjadi, baik dalam kesempatan kerja, perbedaan gaji, maupun representasi di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).

Oleh karena itu, dukungan bagi perempuan peneliti untuk mencapai kesetaraan masih perlu dilanjutkan, Beauties. Salah satu wujud nyata dalam komitmen mendukung kontribusi perempuan peneliti di Indonesia adalah L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Program ini telah konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti Indonesia selama 22 tahun terakhir.

Tahun ini, FWIS kembali hadir memberikan penghargaan melalui pendanaan riset, membuka jejaring global, dan mendukung langkah perempuan peneliti untuk menghadirkan solusi terhadap permasalahan di sekitar. Ada empat perempuan peneliti terpilih sebagai penerima FWIS 2025 yang masing-masing mendapatkan total dukungan pendanaan riset senilai Rp400 juta, dan kesempatan berjejaring dengan komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia.

Siapa saja para perempuan peneliti yang menerima FWIS 2025? Yuk, cari tahu berikut ini!

L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2025

L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia menjadi wujud nyata dalam komitmen mendukung kontribusi perempuan peneliti di Indonesia.

4 Pemenang L'Oréal-UNESCO For Women in Science/Foto: Beautynesia/Nadya Quamila

FWIS 2025 mencatat peningkatan partisipasi sebesar lebih dari 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan ratusan proposal penelitian yang masuk dari berbagai universitas dan lembaga riset di seluruh Indonesia, dan 70 persen diantaranya adalah perempuan peneliti muda di bawah 40 tahun. Peningkatan tersebut mencerminkan semakin kuatnya minat dan kepercayaan diri perempuan Indonesia untuk berkontribusi melalui sains dan inovasi.

Selain itu, sebagian besar proposal riset yang diajukan berakar pada potensi lokal dan kekayaan hayati Indonesia, mulai dari pengembangan tanaman asli bernilai tinggi hingga inovasi pengelolaan limbah menjadi sumber daya berkelanjutan.

Tren ini menegaskan bahwa sains memiliki peran penting sebagai fondasi kemajuan bangsa, sekaligus bukti bahwa semakin banyak ilmuwan perempuan Indonesia yang berani melangkah maju, memperluas kontribusi, dan memperkuat kolaborasi lintas institusi serta disiplin ilmu.

Mayoritas proposal penelitian yang masuk berakar pada potensi lokal dan keanekaragaman hayati Indonesia, mulai dari pengembangan tanaman asli menjadi bahan aktif bernilai tinggi, hingga inovasi pengelolaan limbah menjadi sumber daya berkelanjutan. Para peneliti juga didorong untuk berkolaborasi; menggabungkan pendekatan multidisiplin, mengintegrasikan life science dengan material science dan teknologi mutakhir untuk menjawab persoalan yang nyata di masyarakat.

4 Perempuan Peneliti Terpilih FWIS 2025

Dr. Maria Apriliani Gani

Dr. Maria Apriliani Gani/Foto: Dok. L'Oreal Indonesia

Tahun ini, empat peneliti terpilih menjadi penerima FWIS 2025, menghadirkan penelitian yang berfokus pada solusi konkret dan inovatif untuk menjawab tantangan nyata di Indonesia, mulai dari bidang bioteknologi, kesehatan, dan keberlanjutan.

Dr. Maria Apriliani Gani - Pengembangan model seluler untuk terapi osteoporosis berbasis tanaman obat lokal

Dosen dan Peneliti di Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung ini mengembangkan model seluler yang meniru kondisi osteoporosis akibat stres oksidatif untuk mempercepat penemuan obat antiosteoporosis berbasis tanaman obat Indonesia. Pendekatan ini memungkinkan skrining kandidat obat yang dapat sekaligus menstimulasi pembentukan tulang dan menekan pengeroposan tulang, tanpa menggunakan animal testing.

Akan bekerjasama dengan peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) untuk memperkuat aspek herbal medicine dan karakterisasi metabolit bioaktif dari tanaman obat lokal, riset ini berpotensi memperkuat saintifikasi jamu, mendukung transisi global menuju non-animal testing, serta meningkatkan kualitas hidup perempuan lanjut usia yang rentan terhadap osteoporosis.

Dr.rer.nat. Lutviasari Nuraini - Material implan mampu luruh berbasis paduan magnesium untuk regenerasi tulang

Dr.rer.nat. Lutviasari NurainiDr.rer.nat. Lutviasari Nuraini/ Foto: Dok. L'Oreal Indonesia

Peneliti di Pusat Riset Metalurgi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan material paduan Magnesium–Zinc–Rare Earth Element (Mg–Zn–Nd) untuk aplikasi implan mampu luruh (biodegradable implant) yang dapat terurai secara alami setelah tulang pulih. Dengan menambahkan unsur logam tanah jarang Neodymium (Nd), riset ini bertujuan meningkatkan kekuatan mekanik dan mengendalikan laju degradasi magnesium agar implan tetap stabil selama proses penyembuhan.

Penelitiannya berpotensi mendukung kemandirian produksi implan nasional dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia. Melibatkan kolaborasi lintas disiplin antara peneliti BRIN dan akademisi universitas, inovasi ini diharapkan dapat diadopsi oleh industri implan nasional sehingga manfaat riset berkelanjutan ini dapat dirasakan langsung oleh para praktisi kesehatan dan masyarakat luas.

Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D - Terapi mRNA antivirus spektrum luas untuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk

Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D

Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D/Foto: Dok. L'Oreal Indonesia

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa ini mengembangkan terapi berbasis mRNA inovatif yang dirancang sebagai antivirus bersifat broad-spectrum, mampu menargetkan tidak hanya virus dengue tetapi juga berbagai jenis virus lain yang ditularkan oleh nyamuk.

Penelitian ini berpotensi menghasilkan platform terapiutik baru yang efektif terhadap berbagai virus, dan menjadi terobosan besar dalam pengendalian penyakit infeksi tropis. Selain dampak ilmiah, melalui kolaborasi riset dengan UC Davis ini diharapkan memperkuat kapasitas riset biomedis nasional serta menjadi langkah nyata dalam memberdayakan ilmuwan perempuan Indonesia untuk berkontribusi di panggung bioteknologi global.

Helen Julian, Ph.D - Teknologi pengolahan limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi

Helen Julian, Ph.DHelen Julian, Ph.D/ Foto: Dok. L'Oreal Indonesia

Dosen di Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung ini mengembangkan sistem terpadu Membrane Photobioreactor–Nanofiltration (MPBR–NF) untuk mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent / POME) menjadi sumber daya bernilai tinggi. Melalui teknologi ini, mikroalga memanfaatkan senyawa dalam air limbah untuk tumbuh, menghasilkan biomassa yang dapat dikonversi menjadi produk bermanfaat seperti bioenergi dan bahan pangan, sekaligus meningkatkan kualitas air limbah.

Penelitian ini dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sejumlah universitas mitra internasional untuk memperkuat keahlian lintas disiplin dalam pengelolaan limbah industri. Didukung oleh program L’Oréal–UNESCO For Women in Science 2025, riset ini akan mengintegrasikan proses nanofiltrasi guna meningkatkan efisiensi pemulihan mikroalga dan pengolahan limbah secara berkelanjutan, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan bio-based economy.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE