Gen Z Lebih Rentan Terkena Burnout, Begini Cara Mencegahnya dengan Metode Timeboxing

Friska Nindi Rianti | Beautynesia
Senin, 14 Nov 2022 12:30 WIB
Ilustrasi burnout/Foto: Freepik/DCStudio

Bekerja tanpa mengenal waktu bisa membuat seseorang mengalami kelelahan fisik, mental hingga emosional yang berkepanjangan dan menyebabkan hilangnya motivasi kerja. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah 'burnout' dan dilaporkan paling banyak terjadi pada gen Z, yaitu generasi muda yang lahir pada tahun 1996 hingga awal 2000-an.

Mengutip dari CNBCsebuah survei yang dilakukan Deloitte Global di tahun 2022 menunjukkan gen Z lebih banyak mengalami burnout dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Dilaporkan sebanyak 46% gen Z mengalami burnout yang disebabkan lingkungan kerja dan tekanan pekerjaan.

Kondisi pandemi COVID-19 juga turut menjadi faktor yang memperburuk tingkat burnout. Pasalnya, banyak pekerja mengaku jam kerjanya terasa lebih panjang serta mendapati diri kesulitan mengatur waktu dengan peraturan bekerja dari rumah (WFH).


Gen Z lebih rentan mengalami burnout/Foto: Freepik/Freepik

Bekerja dengan durasi waktu panjang dan tidak memiliki waktu istirahat optimal memang menjadi salah satu penyebab burnout. Mengutip dari Psychology Today, Robert Glazer dalam bukunya yang berjudul Elevate mengungkapkan pentingnya menemukan keseimbangan dalam bekerja untuk menghindari burnout.

"Mencegah burnout tidak harus dilakukan dengan mengurangi beban kerja. Namun bisa dilakukan dengan menyeimbangkan waktu (antara bekerja dan beristirahat)." ungkapnya. 

Sementara Jennifer Moss, penulis The Burnout Epidemic menjelaskan, kurangnya kontrol, ketidakseimbangan mengatur batasan kehidupan pribadi dan bekerja, serta ekspektasi kerja yang tidak jelas atau ekstrem merupakan penyebab-penyebab utama burnout

Untuk mencegahnya, kamu bisa mencoba menerapkan metode timeboxing untuk mengatur waktu bekerja agar lebih seimbang.

Mencegah Burnout dengan Metode Timeboxing


Metode timeboxing untuk mencegah burnout/Foto: Freepik/Freepik

Timeboxing merupakan cara sederhana namun dinilai efektif untuk mengelola waktu dan meningkatkan produktivitas. Metode ini dilakukan dengan menentukan batasan-batasan waktu pada setiap aktivitas yang akan kamu lakukan, alih-alih hanya membuat daftar kegiatan tanpa menentukan alokasi waktunya dengan jelas. 

Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih kedisiplinan waktu serta meningkatkan fokus agar hasil kerja lebih optimal dan tepat waktu. Dengan begitu, faktor-faktor pemicu burnout pun bisa terhindarkan.

Jika kamu berhasil menyelesaikan satu pekerjaan sebelum batasan waktu habis, kamu boleh memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat, namun bukan untuk lanjut ke pekerjaan berikutnya. Sedangkan jika pekerjaanmu belum selesai saat waktu alokasi habis, kamu perlu meninggalkan pekerjaan tersebut dan beralih pada tugas selanjutnya. 

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


Metode timeboxing/Foto: Freepik/Rawpixel.com

Sebelum menerapkan timeboxingada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:

  • Mengatur jadwal dengan realistis: kamu perlu bersikap realistis tentang berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk setiap tugas. Alokasikan waktu sesuai dengan beban masing-masing tugas, agar kamu tidak terlalu terburu-buru maupun terlalu santai dalam mengerjakannya.
  • Mulai dari yang kecil: Alih-alih membuat jadwal pekerjaan untuk satu minggu sekaligus, mulailah dengan fokus mengatur alokasi waktu untuk tugas-tugas kecil yang sudah ada di depan mata.
  • Bersikap fleksibel: Jika kamu mendapati diri terus-terusan melewati batas alokasi waktu yang telah ditentukan, jangan ragu untuk mengatur ulang jadwalmu agar batasan waktu lebih sesuai dengan kebutuhan. 

--

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Loading ...