Hebat! Dua Mahasiswa Indonesia Diundang Jadi Pembicara di FBI karena Ungkap Kasus Pemalsuan Website

Rini Apriliani | Beautynesia
Jumat, 14 Oct 2022 15:30 WIB
Hebat! Dua Mahasiswa Indonesia Diundang Jadi Pembicara di FBI karena Ungkap Kasus Pemalsuan Website

Dua mahasiswa Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair), yaitu Eko Mangku Cipto dan Harianto Rantesalu mengharumkan nama Indonesia di Amerika Serikat.

Kali ini bukan karena mengikuti ajang perlombaan, tapi karena keduanya sukses mengungkapkan kasus pemalsuan website resmi pemerintah Amerika Serikat yang terjadi pada April 2021.

Ungkap Kasus Pemalsuan Website

Hacker Atau Peretas Punya Keahlian Membobol Jaringan Komputer dan Internet/Foto : pexels.com/Nikita BelokhonovIlustrasi Hacker/Foto : pexels.com/Nikita Belokhonov/ Foto: Ivana Christy Tampubolon

Peristiwa yang sempat menghebohkan Amerika ini bermula dari dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan tindak kejahatan dengan pemalsuan website situs resmi Amerika Serikat. 

Pemalsuan ini dilakukan untuk mendapatkan data pribadi warga negara Amerika dan dengan tujuan penggelapan dana bantuan Covid-19 untuk warga Amerika.

Pihak kepolisian yang bekerja sama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat, dibantu dengan Eko dan Harianto untuk mengungkapkan kasus pemalsuan website ini. Buah dari penelusuran, akhirnya pelaku berhasil diciduk dan ditahan.

Eko dan Harianto Diundang ke Markas Besar FBI

Mahasiswa Pascasarjana Unair jadi Pembicara di FBIMahasiswa Pascasarjana Unair jadi Pembicara di FBI/ Foto: Humas Unair

Dilansir dari detikcom, berkat kesuksesannya, dua mahasiswa Magister Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga ini secara resmi diundang oleh pemerintah Amerika Serikat ke markas besar Federal Bureau Investigation (FBI), di Cleveland, Ohio. 

Keduanya menjadi pembicara dan memaparkan teknik penyelidikan dan penyidikan terhadap dua tersangka kasus DMV Website Scampage milik pemerintah Amerika Serikat. 

"Kasus yang dalam penangannya melibatkan dua institusi yaitu FBI dan Polda Jatim dengan tim siber Ditreskrimsum (Direktorat Reserse Kriminal Khusus) ini menurut Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta bahwa data pribadi tersebut digunakan untuk mencairkan dan PUA (Pandemic Unemployment Assistance) atau dana bantuan untuk pengangguran warga negara Amerika senilai USD 2.000 setiap satu data orang dan dijual lagi seharga USD 100 setiap satu orang," jelas Eko. 

Tersangka Telah Mencuri Lebih dari 30.000 Data

Darkweb, darknet and hacking concept. Hacker with cellphone. Man using dark web with smartphone. Mobile phone fraud, online scam and cyber security threat. Scammer using stolen cell. AR data code.Ilustrasi kejahatan di internet/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tero Vesalainen

Link website palsu pemerintah Amerika Serikat yang dimaksud untuk tindak kejahatan telah disebar ke 20.000.000 nomor telepon warga negara Amerika Serikat. Tersangka sukses mengumpulkan 30.000 data dari warga 14 negara bagian di Amerika Serikat. 

Adapun nominal uang yang didapatkan dari aksi kejahatan ini adalah sekitar Rp420 juta, sedangkan tersangka satunya lagi sudah meraup Rp60 juta. 

______________

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE