Heboh Gumpalan Awan Berpetir Terlihat di Garut-Bandung, Ini Penjelasan BPDB

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 23 Sep 2025 17:00 WIB
Heboh Gumpalan Awan Berpetir Terlihat di Garut-Bandung, Ini Penjelasan BPDB
Heboh Gumpalan Awan Berpetir Terlihat di Garut-Bandung, Ini Penjelasan BPDB/Foto: Dok. IG Garut Update

Viral di media sosial, netizen heboh dengan kemunculan awan berpetir yang terlihat di wilayah dekat Kabupaten Garut, Sumedang, hingga Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (22/9). Tak sedikit yang bertanya-tanya fenomena alam apa yang sedang terjadi hingga mengaitkannya dengan tanda-tanda bencana besar seperti gunung meletus.

"Fenomena Langit Tak Biasa. Sore tadi langit mendadak berubah menjadi gelap kemerahan disertai kilatan petir yang intens. Belum ada keterangan resmi terkait penyebab fenomena ini. Warga diminta tetap waspada dan berhati-hati," tulis akun @haloriungbdg, Senin (22/9).

Netizen lainnya juga mengatakan bahwa awan berpetir tersebut tidak disertai suara apa pun, sehingga menimbulkan kebingungan hingga kekhawatiran. Lantas, fenomena alam apakah itu?

Penjelasan soal Fenomena Awan Berpetir di Garut-Bandung

Di bumi, ada beberapa fenomena cuaca unik yang jarang muncul. Dari awan mammatus sampai devil dust, semuanya bikin kamu takjub!

Ilustrasi/Foto: Freepik

Fenomena alam awan berpetir yang terlihat di Garut juga Bandung adalah hal yang normal terjadi di awan cumulonimbus, Beauties. Fenomena ini bukan ancaman erupsi seperti narasi yang beredar di media sosial. 

"Tidak benar jika ada informasi bahwa fenomena ini adalah erupsi Gunung Guntur," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh dilansir detikJabar dari Antara, Selasa (23/9).

Dia mengatakan fenomena petir yang menyala berkali-kali di wilayah Kabupaten Garut pada Senin (22/9) petang merupakan petir dalam awan yang terjadi pada awan cumulonimbus. Fenomena itu terjadi akibat akumulasi dan perbedaan muatan listrik di dalam awan badai.

Aah Anwar menjelaskan kristal es bermuatan positif terbawa ke puncak awan. Sedangkan butiran air dan es yang lebih berat bermuatan negatif berkumpul di bagian bawah awan.

"Ketidakseimbangan muatan ini menimbulkan pelepasan energi listrik di dalam awan, sehingga muncul kilatan cahaya yang dikenal sebagai intra-cloud lightning atau sheet lightning," katanya.

Lebih lanjut, menurutnya, fenomena ini merupakan kejadian alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis, seperti Indonesia.

"Keberadaan awan cumulonimbus yang memunculkan petir ini tetap berpotensi disertai hujan deras, angin kencang, dan sambaran petir ke permukaan bumi," katanya.

Aah Anwar juga menegaskan bahwa tidak benar apabila fenomena alam tersebut dikaitkan dengan akan terjadi bencana besar. Dia menyebut anggapan itu tidak memiliki dasar ilmiah. Kilatan cahaya yang terjadi, menurutnya, bukan erupsi gunung aktif di Garut. Dia mengatakan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan berstatus normal atau tidak ada aktivitas erupsi.

Sebagai informasi, awan cumulonimbus adalah salah satu awan konvektif atau awan yang menjulang tinggi ke atas. Jika dilihat dari bentuknya, awan ini seperti jamur di mana pada bagian atas terdapat seperti bentuk topi. Jika dilihat dari permukaan, awan ini terlihat tebal, gelap, dan tinggi. Awan Cumulonimbus berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem, hujan lebat, sambaran petir, hingga angin kencang.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE