Heboh Pasangan Remaja Nikah di Usia 15 Tahun, Pahami Dampak Pernikahan Dini pada Generasi Muda

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Kamis, 26 Sep 2024 18:15 WIB
Dampak Pernikahan Dini
Ilustrasi Dampak Pernikahan Dini/Foto: Freepik.com/Drazan Zigic

Bagi beberapa kalangan, menikah muda dianggap menguntungkan, terutama berkaitan dengan tingkat kesuburan serta kemampuan untuk mengasuh dan menyejahterakan anak. Namun kasus yang baru-baru ini muncul di dunia maya benar-benar mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sepasang remaja memutuskan menikah padahal usia mereka masih 15 tahun.

Pemilik akun TikTok @16 mantap membagikan sejumlah momen saat menikah, mulai dari foto pernikahan hingga momen berdua setelah menikah. Berdasarkan lokasi unggahan, pernikahan dini tersebut kemungkinan terjadi di kawasan Kalimantan Selatan. Unggahan pernikahan para remaja ini sontak menjadi viral setelah dibagikan kembali oleh akun portal berita, salah satunya @awreceh.id, di Instagram.

Netizen banyak yang miris karena pasangan tersebut tampaknya terlihat terlalu muda untuk membina rumah tangga. Banyak yang mengaku miris karena di usia tersebut remaja masih terbilang rentan, terutama dalam hal psikologi sehingga berpotensi membawa dampak buruk pada perkembangan masih-masing.

Tapi benarkah pernikahan dini seperti pasangan remaja ini berdampak buruk? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!

Fenomena Pernikahan Dini di Masyarakat

Pernikahan dini banyak terjadi di masyarakat karena berbagai alasan Kementrian Agama (Kemenag) Pangandaran mencatat bahwa pada tahun 2023 ada setidaknya 156 warganya yang mengajukan pernikahan dini. Beberapa alasannya, selain karena alasan agama, sebagian besar pasangan memutuskan menikah lantaran hamil di luar nikah. Meski demikian, tak sedikit yang menikah dini lantaran sudah merasa cocok atau karena putus sekolah.

Namun pernikahan dini ini nyatanya tak hanya menjadi fenomena di Tanah Air. Melansir Journal of Global Health Reports , Nepal adalah negara yang memiliki cukup banyak kasus nikah muda, dengan 33 persen pernikahan dilakukan perempuan usia sekitar usia 18 tahun sedangkan 8 persen dilakukan oleh perempuan usia sekitar 15 tahun. Sementara National Library of Medicine juga menyoroti tingginya pernikahan dini di Iran.

Dampak Pernikahan Dini

Ilustrasi Dampak Pernikahan Dini/Foto: Freepik.com/Drazan Zigic

Terlepas dari berbagai alasan di balik pernikahan dini, berumah tangga di usia terlalu muda nyatanya membawa berbagai dampak yang signifikan. Melansir UNICEF, menikah dini bisa menimbulkan berbagai risiko, baik fisik maupun mental. Berikut beberapa risiko yang mungkin muncul:

  • Rendahnya Taraf Kesehatan: Pasangan yang memiliki anak di usia dini umumnya belum memiliki pengalaman untuk merawat diri sendiri maupun anaknya. Hal ini bisa berdampak pada kesehatan seluruh keluarga.
  • Masalah Terkait Reproduksi: Kurangnya edukasi terkait reproduksi bisa berdampak kurang baik, terutama bagi pihak perempuan. Pasalnya, organ perempuan rentan infeksi dan masalah jika tidak mendapat penanganan yang tepat.
  • Kesejahteraan Keluarga Rendah: Saat menikah dini, pasangan kemungkinan belum memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Hal ini bisa berdampak tidak terpenuhinya kesejahteraan keluarga dan berdampak pada kemiskinan.
  • Rendahnya Tanggung Jawab: Mereka yang menikah muda biasanya masih memiliki rasa tanggung yang rendah sehingga belum memiliki kesadaran dan kepedulian yang cukup terhadap keluarga. Hal ini pada akhirnya berdampak pada kualitas hidup keluarga yang dibina.
  • Risiko Terkait Kehamilan: Di usia yang terlalu muda, tubuh perempuan kemungkinan belum cukup siap untuk hamil dan melahirkan. Hamil usia muda berisiko menyebabkan pendarahan, preeklampsia, keguguran, dan masalah lainnya. Hal ini bisa meningkatkan risiko kematian pada perempuan. Ditambah lagi, pemahaman yang kurang juga bisa menimbulkan masalah kehamilan hingga keguguran.
  • Memicu Stres dan Depresi: Ketidakmampuan menghadapi masalah rumah tangga dan mencukupi kebutuhan hidup bisa berdampak pada kondisi mental. Pasangan mungkin akan rentan mengalami stres dan depresi.
  • Meningkatkan Risiko KDRT: Karena kurangnya tanggung jawab dan perasaan “belum cukup menikmati hidup”, banyak pasangan yang kemudian bertindak semena-mena dan memicu risiko KDRT.
  • Ketidakharmonisan Rumah Tangga: Ketidaksiapan pasangan untuk membina rumah tangga pada akhirnya bisa berdampak pada ketidakharmonisan keluarga dan meningkatkan  risiko perceraian pada pasangan muda.

Selain berbagai dampak di atas, ada banyak hal yang juga perlu diwaspadai terkait pernikahan dini. Dalam jangka panjang, ketidaksiapan mental akan berisiko merusak generasi muda di masa depan.

Lalu Berapa Usia Ideal untuk Menikah?

Ilustrasi pasangan/pexels.com

Ilustrasi/Foto: Pexels.com

Untuk mencegah risiko akibat ketidakmatangan fisik dan mental saat menikah muda, pemerintah menetapkan batas minimal untuk menikah. Melansir laman Kemenag Bali, usia ideal untuk menikah adalah 21 tahun untuk perempuan dan pria. Namun jika harus menikah di bawah usia tersebut, yang bersangkutan harus menyertakan surat izin dari orangtua.

Meski demikian, pernikahan dini memang sangat tidak disarankan di berbagai negara. Karenanya, diperlukan pemahaman yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah. Yuk, bantu edukasi diri dan orang sekitar tentang bahaya pernikahan dini!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.