Ini Penyebab Tahun Baru Islam Selalu Jatuh di Tanggal Berbeda Setiap Tahunnya, Kamu Sudah Tahu?

Jasmine Rahmanizahra Sumirat | Beautynesia
Rabu, 19 Jul 2023 15:30 WIB
Penyebab Tahun Baru Islam Selalu Jatuh di Tanggal Berbeda Setiap Tahunnya...
Ini penyebab Tahun Baru Islam selalu jatuh di tanggal berbeda/Foto: Kartika Sari/detikcoom

Umat muslim di Indonesia akan memasuki Tahun Baru Islam. Perayaan Tahun Baru Islam pun selalu jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya. Hal ini memang dikarenakan tahun Hijriyah yang tidak sama dengan tahun baru Masehi.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa hal ini dapat terjadi. Mengapa Tahun Baru Islam selalu jatuh pada tanggal yang berubah-ubah setiap tahunnya? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Penyebab Tahun Baru Islam Selalu Berubah Setiap Tahunnya

Suasana Ka'bah.
Suasana Ka'bah/foto:unsp;ash/Izuddin Helmi Adnan

Alasan mengapa tahun baru Islam selalu jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya dikarenakan adanya perbedaan sistem penanggalan yang berbeda dengan kalender Hijriah. Seperti yang kita ketahui, saat ini kita memang menggunakan sistem penanggalan kalender Masehi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada sistem penanggalan dalam kalender Hijriah atau kalender Islam didasarkan pada peredaran Bulan yang mengitari Bumi. Sedangkan, sistem penanggalan dalam kalender Masehi yang sering kita gunakan didasarkan pada peredaran Bumi yang mengitari Matahari. 

Hal ini akhirnya menyebabkan sistem penanggalan kalender Hijriah dan kalender Masehi berbeda. Mulai dari penentuan awal hari, bulan, tahun, hingga jumlah hari dan bulan dalam setahun.

Sehingga akhirnya ini yang menyebabkan Tahun Baru Islam juga jatuh pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya pada kalender Masehi.

Penyebab Tahun Baru Islam Selalu Jatuh di Tanggal Berbeda Setiap Tahunnya...

Sejumlah remaja mengikuti pawai obor di Medan. Pawai obor ini dilakukan dalam rangka memperingati tahun baru Islam. (Kartika Sari/detikSumut)

Ini penyebab Tahun Baru Islam selalu jatuh di tanggal berbeda/Foto: Kartika Sari/detikcoom

Kalender Masehi

ilustrasi kalender masehi.
ilustrasi kalender masehi/foto:unsplash/ Towfiqu barbhuiya

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya secara singkat, kalender masehi didasarkan pada perhitungan peredaran bumi yang mengitari matahari. Jumlah hari dalam setahun, berdasarkan kalender masehi adalah 365,222 hari yang akhirnya dibagi menjadi 12 bulan.

Dalam satu tahun, terdiri dari 12 bulan yang setiap bulannya memiliki pembagian hari berbeda-beda, yakni 30 hari, 31, hari, 28 hari, dan 29 hari yang hanya muncul pada tahun kabisat atau 4 tahun sekali.

Kalender Hijriah

Ilustrasi kalender hijriah.
Ilustrasi kalender hijriah/foto:freepik

Penggunaan kalender Hijriah telah diterapkan sejak masa kepemimpinan Umar bin Khattab. Kalender ini mengacu pada perhitungan peredaran bulan mengitari bumi. Dalam satu tahun, kalender Hijriah mengacu pada 12 kali siklus sinodis bulan atau 12 kali hilal.

Sama seperti kalender Masehi, kalender Hijriah juga dibagi menjadi 12 bulan, diantaranya adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadan, Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah.

Berbeda dengan kalender Masehi, siklus sinodis bulan Hijriah pun bervariasi dengan rata-rata 29,53 hari. Hal ini membuat jumlah hari dalam satu bulan Hijriah berada di antara 29 hingga 30 hari dengan merujuk hilal yang terlihat atau tidak. Oleh karena itu, dalam satu tahun Hijriah terdiri dari 354,36 hari berbeda dengan tahun Masehi yang terdiri dari 365 hari. 

Nah, itulah penjelasan mengapa Tahun Baru Islam selalu jatuh di tanggal yang berbeda setiap tahunnya pada kalender Masehi. Semoga bermanfaat, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE