Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 23 Sep 2024 14:30 WIB
Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel
Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel/Foto: Dok. Al Jazeera/Sorin Furcoi

Israel telah menewaskan lebih dari 41 ribu warga Palestina sejak genosida yang dilakukan pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 16 ribu nyawa melayang adalah anak-anak Palestina. 

Seorang seniman asal Lebanon, Bachir Mohammad, membuat sebuah instalasi seni menampilkan lebih dari 15 ribu boneka beruang atau teddy bear, yang masing-masing mewakili nyawa seorang anak yang hilang selama genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza. Instalasi ini telah diresmikan di ibu kota Qatar, Doha.

Dilansir dari Al Jazeera, boneka beruang yang mengenakan kaus hitam itu memiliki pesan, "Saya bukan sekadar angka. Saya manusia. Dengan identitas. Dengan tanah air. Saya Palestina. #BebaskanPalestina". Boneka beruang itu terlihat berjejer di trotoar di Barahat Msheireb di Pusat Kota Msheireb, Doha.

Instalasi seni berjudul Echo of Lost Innocence merupakan bagian dari inisiatif untuk menarik perhatian dunia akan kebrutalan genosida Israel dan apa yang telah dialami warga Palestina, khususnya anak-anak, dalam 11 bulan terakhir.

Seluruh Hasil Penjualan Boneka Disumbangkan ke Anak Palestina

Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel

Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel/Foto: Dok. Al Jazeera/Sorin Furcoi

Instalasi seni ini akan digelar mulai 16 hingga 26 September di Doha. Boneka beruang itu juga akan dijual untuk umum, dan seluruh hasil penjualan akan disumbangkan kepada anak-anak di Gaza.

“Instalasi ini berfungsi sebagai pengingat bagi masyarakat internasional untuk bekerja lebih keras guna mencapai gencatan senjata di Gaza dan memulihkan harapan bagi anak-anak Palestina,” kata Bachir Mohammad dilansir dari Al Jazeera.

Bachir Mohammad lahir di Kuwait, tetapi ia dan keluarganya terpaksa pindah ke Lebanon selama Perang Teluk pada tahun 1990, tempat ia tinggal selama perang tahun 1996 dan 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Ketika Bachir memulai proyek instalasi, saat itu jumlah anak Palestina yang menjadi korban kurang dari 4 ribu. Namun, kini, jumlahnya telah melampaui 15 ribu dan terus meningkat.

“Setiap boneka beruang dalam instalasi tersebut mewakili seorang anak yang telah hilang dan terbungkus dalam balok beton, yang melambangkan kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel," ungkapnya.

Anak-anak Palestina Jadi Korban Terbesar Serangan Israel

Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel

Instalasi Seni 15 Ribu Teddy Bear di Doha, Representasi Nyawa Melayang Anak Palestina Akibat Genosida Israel/Foto: Dok. Al Jazeera/Sorin Furcoi

Seorang pria Italia yang bekerja di Qatar mengatakan membayangkan jumlah anak-anak yang terbunuh melalui boneka beruang ini sangat memilukan.

“Ketika anak-anak saya melihat semua mainan ini terbungkus dalam balok beton, saya harus menjelaskan kepada mereka bahwa mainan-mainan ini menggambarkan anak-anak yang telah meninggal. Mereka harus tahu bahwa apa yang dilakukan Israel membawa kematian dan kehancuran," ungkapnya kepada Al Jazeera, tidak ingin disebutkan namanya.

"Saya berharap mereka akan memahami kompleksitas konflik seperti itu ketika mereka dewasa, tetapi untuk saat ini mereka harus tahu bahwa perang tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang baik. Kita harus menyumbangkan sesuatu, kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk membantu," tutupnya.

Sejak dimulainya genosida Israel di Gaza pada Oktober 2023, serangan udara Israel telah menargetkan anak-anak di tenda, sekolah, dan taman bermain, dengan banyak yang ditemukan terpenggal atau terbakar parah di reruntuhan.

Genosida Israel telah menyebabkan anak Palestina menjadi yatim piatu. Mereka yang menjadi korban kini harus berhadapan dengan amputasi, penyakit, trauma psikologis, dan kelaparan karena blokade bantuan Israel.

Dilansir dari AJ Plus, setiap harinya, rata-rata ada 10 anak di Gaza yang kehilangan satu atau bahkan kedua kakinya akibat serangan Israel. Selama 11 bulan terakhir, lebih dari 21 ribu anak di Gaza dilaporkan menghilang karena terperangkap di bawah reruntuhan, ditahan tentara Israel, dikuburkan di makam tak bertanda, atau terpisah dari keluarganya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE