Jangan Panik! Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua saat Anak Jadi Pembully

Aqida Widya Kusmutiarani | Beautynesia
Minggu, 26 Oct 2025 22:30 WIB
Beri Konsekuensi yang Bermakna
Memberi hukuman boleh saja, tapi pastikan hukuman itu masuk akal dan punya makna buat anak/Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Nggak ada orang tua yang siap dengar kabar kalau anaknya ternyata merundung teman. Rasanya campur aduk, antara kaget, malu, sampai bingung harus melakukan apa. 

Mengetahui anak terlibat dalam kasus bullying memang bikin hati berat. Namun, sebelum langsung marah atau merasa gagal jadi orang tua, yuk tarik napas sebentar. 

Ini saatnya memahami kenapa hal itu bisa terjadi dan apa yang bisa dilakukan orang tua saat anak menjadi pelaku bully. Yuk, baca ulasan lengkapnya di bawah ini!

Ajak Anak Ngobrol Baik-Baik

Begitu tahu anak terlibat kasus bullying, apalagi sebagai pelaku, wajar banget kalau rasa marah langsung muncul. Namun, sebelum emosi meledak, coba tarik napas dan ajak anak ngobrol dulu. 

Jelaskan dengan tenang apa yang kamu dengar, lalu beri dia kesempatan untuk cerita dari sudut pandangnya. Dari situ, kamu bisa paham apa penyebabnya. Mungkin karena rasa minder, pengaruh teman, atau hal lain. 

Kalau anak masih sulit terbuka, nggak ada salahnya minta bantuan psikolog supaya masalahnya bisa ditangani dengan cara yang lebih tepat.

Bantu Anak Belajar Menghadapi Situasi Sosial

Bantu anak latihan menghadapi situasi sosial yang sulit setelah menjadi pelaku bully/Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Setelah tahu penyebabnya, bantu anak latihan menghadapi situasi sosial yang sulit. Ajak dia membayangkan berbagai skenario dan tunjukkan cara merespons dengan sopan.

Fokus pada perilaku positif seperti jadi teman yang baik, bukan cuma larangan. Kamu bisa bantu dia berempati dengan menanyakan, “Pernah nggak kamu merasa sedih waktu nggak diajak main?” Lalu jelaskan bahwa teman yang di-bully mungkin merasakan hal yang sama.

Introspeksi Diri sebagai Orang Tua

Sebelum menyalahkan anak, coba introspeksi diri sebagai orang tua dulu/Foto: pexels.com/Yan Krukau

Sebelum menyalahkan anak, coba lihat dulu lingkungan di rumah. Bisa jadi anak meniru cara kita bicara atau bersikap. Kalau di rumah sering ada teriakan atau ejekan, wajar kalau anak mencontohnya di luar. Jadi, biasakan suasana rumah yang hangat, saling menghargai, dan penuh contoh positif dari orang tua.

Beri Konsekuensi yang Bermakna

Memberi hukuman boleh saja, tapi pastikan hukuman itu masuk akal dan punya makna buat anak/Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Memberi hukuman boleh saja, tapi pastikan hukuman itu masuk akal dan punya makna buat anak. Misalnya, kalau anak ketahuan melakukan cyberbullying, kamu bisa cabut sementara akses ke ponsel atau internet. Untuk kasus yang lebih berat, konsekuensinya bisa lebih lama dan disertai bantuan dari profesional.

Namun, ingat, jangan terlalu lama juga. Melansir dari Child Mind Institute, Dr. Carothers, seorang psikolog klinis mengatakan kalau hukuman terasa mustahil ditebus, anak malah bisa cuek dan nggak belajar apa-apa. Jadi, buat konsekuensi yang jelas, seimbang, dan bisa memotivasi anak untuk memperbaiki diri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

 

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE