Jangan Tertipu! Kenali 5 Ciri-ciri Modus Penipuan Lowongan Kerja Freelance & Part Time

Aqida Widya Kusmutiarani | Beautynesia
Kamis, 01 Feb 2024 17:15 WIB
Jangan Tertipu! Kenali 5 Ciri-ciri Modus Penipuan Lowongan Kerja Freelance & Part Time
Foto: pexels.com/Andrea Piacquadio

Pekerjaan sebagai freelancer maupun paruh waktu (part time) belakangan cukup banyak diminati. Hal ini dikarenakan pekerjaan tersebut menawarkan waktu dan tempat kerja yang lebih fleksibel sehingga memungkinkan pekerja untuk menikmati kegiatan lain di luar pekerjaan. 

Tingginya minat orang untuk bekerja sebagai freelancer maupun part time ini rupanya membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk menipu calon korban melalui platform seperti WhatsApp, situs pencarian kerja, bahkan LinkedIn. Sasaran utama scam atau penipuan ini sudah pasti adalah orang-orang yang sedang mencari pekerjaan atau mencari tambahan penghasilan.

Oleh karena itu, kamu patut waspada dengan modus penipuan berkedok tawaran pekerjaan freelance dan part time via media apapun. Lalu, bagaimana mengenali ciri-ciri penipuan dalam lowongan kerja freelance dan part time? Simak ulasan berikut ini supaya kamu tidak menjadi korban. 

Pekerjaan Mudah, tapi Tawaran Gajinya Besar

Ciri-ciri penipuan lowongan kerja part time
Lowongan kerja part time/Foto: pexels.com/Liza Summer

Siapa sih yang tidak tergiur dengan tawaran pekerjaan yang sangat mudah, bahkan tidak memerlukan keahlian khusus, tapi digaji dengan nominal yang tinggi? Sayangnya, tawaran seperti ini termasuk salah satu ciri-ciri lowongan kerja yang menipu, Beauties. 

Orang-orang yang menjadi korban penipuan biasanya tergiur dengan janji gaji tinggi dan pekerjaan yang sederhana. Sebab, ini adalah kombinasi pekerjaan yang sangat diinginkan mereka yang sedang mencari pekerjaan paruh waktu atau yang memiliki pengalaman kerja yang terbatas. 

Menghubungi Korban Lewat Kontak Pribadi

Ciri lowongan kerja bodong adalah menghubungi korban lewat kontak pribadi (Freelance/Foto: pexels.com/cottonbro studio)

Penipu lowongan kerja biasanya akan menghubungi korbannya melalui kontak pribadi seperti WhatsApp secara acak, biasanya dengan penggunaan bahasa kurang santun atau tidak formal. Jadi, jika kamu merasa tidak pernah melamar di pekerjaan atau perusahaan tersebut, tapi tiba-tiba mendapat pesan tawaran pekerjaan, segera abaikan karena bisa jadi itu penipuan. 

Perusahaan yang resmi biasanya menggunakan email, telepon, atau aplikasi lowongan kerja seperti LinkedIn saat ingin menawarkan lowongan pekerjaan kepada seseorang. Identitas perusahaan yang sebenarnya juga dapat dilihat jelas melalui platform tersebut.

Mengharuskan Subscribe atau Gabung ke Aplikasi Tertentu

Waspadai lowongan kerja freelance maupun part time yang palsu (Part Time/Foto: pexels.com/Anna Shvets)

Korban yang tertarik dengan lowongan kerja freelance ataupun part time akan diminta untuk subscribe akun atau website tertentu. Ada juga yang diminta bergabung ke dalam grup di aplikasi tertentu seperti Telegram dengan iming-iming arahan mengenai tugas yang harus dilakukan akan diberikan melalui grup tersebut.

 

Meminta Transferan Uang

Lowongan kerja freelance dan part time yang menipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang (Lowongan kerja bodong/Foto: pexels.com/Vlada Karpovich)

Ciri-ciri penipuan lowongan kerja freelance dan part time lainnya adalah korban diminta untuk mentransfer sejumlah uang kepada pemberi kerja. Biasanya, korban diberi janji bahwa mereka akan menerima jumlah yang lebih besar di masa mendatang.

Jika ada seseorang yang menawarkan pekerjaan dan meminta kamu untuk transfer uang seperti itu, sebaiknya segera tolak atau abaikan saja karena tawaran pekerjaan tersebut kemungkinan besar palsu yang berujung pada penipuan.

 

Bertanya tentang Data Pribadi

Lowongan kerja yang resmi tidak memerlukan informasi tambahan (Lowongan kerja part time/Foto: pexels.com/fauxels)

Untuk perusahaan yang secara resmi membuka lowongan pekerjaan, biasanya mereka hanya berfokus pada hal-hal yang terdapat dalam resume. Contohnya, riwayat pekerjaan, latar belakang pendidikan, keahlian, dan informasi pribadi dasar menjadi fokus utama.

Tidak ada perusahaan yang benar-benar memerlukan informasi tambahan apapun. Apalagi, sampai minta rincian data pribadi, seperti nomor rekening bank atau nomor jaminan sosial, yang seharusnya tidak perlu dibagikan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE