Jepang Rela Bayar Rp188 Juta bagi Warga untuk Pindah dari Tokyo, Ada Apa?

Nadya Quamila | Beautynesia
Kamis, 09 Feb 2023 20:00 WIB
Jepang Rela Bayar Rp188 Juta bagi Warga untuk Pindah dari Tokyo, Ada Apa?
Jepang Rela Bayar Rp188 Juta bagi Warga untuk Pindah dari Tokyo, Ada Apa?/Foto: Unsplash.com/Jason Ortego

Jepang menawarkan 1 juta yen atau setara Rp118 juta bagi para keluarga untuk pindah dari ibu kota, yaitu Tokyo, ke daerah lain di negara tersebut. Alasannya adalah untuk merevitalisasi kota-kota pedesaan dan meningkatkan angka kelahiran yang menurun.

Dilansir dari CNN International, mulai bulan April mendatang, keluarga di wilayah metropolitan Tokyo, termasuk yang dikepalai oleh orangtua tunggal, berhak menerima uang sebesar 1 juta yen jika mereka bersedia pindah ke daerah dengan jumlah penduduk yang sedikit. Insentif berlaku untuk anak berusia di bawah 18 tahun, atau tanggungan 18 tahun ke atas jika mereka masih duduk di bangku SMA.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah Jepang mencoba menggunakan insentif keuangan untuk mendorong masyarakatnya tinggal di daerah yang lebih sepi penduduk. Namun, jumlah kali ini dilaporkan tiga kali lipat lebih banyak dibanding sebelumnya.

Tokyo, Jepang/Foto: Pexels/Aleksandar PasaricIlustrasi/Foto: Pexels/Aleksandar Pasaric

Selama beberapa dekade, orang-orang di seluruh Jepang telah bermigrasi ke pusat kota untuk mencari peluang kerja. Tokyo adalah kota terpadat di negara itu, dengan sekitar 37 juta penduduk.

Sebelum pandemi COVID-19, jumlah orang yang pindah ke Tokyo melebihi jumlah mereka yang meninggalkan kota, yaitu hingga 80 ribu orang setiap tahunnya, menurut statistik pemerintah yang dirilis pada tahun 2021.

Namun dengan adanya pola migrasi itu, dikombinasikan dengan populasi Jepang yang menua dengan cepat, membuat beberapa daerah, seperti di pedesaan, semakin sepi penduduk. Lebih dari separuh kota di Jepang (tidak termasuk 23 distrik Tokyo) diperkirakan akan ditetapkan sebagai daerah berpenduduk sedikit pada tahun 2022, menurut sensus nasional.

Sementara itu, di kota-kota besar, tanah kosong cepat habis dan harganya meroket. Tokyo secara konsisten menjadi salah satu kota termahal di dunia untuk ditinggali, peringkat kelima secara global pada tahun 2022.

Krisis Demografi Terjadi di Jepang

Etika Orang Jepang/Pexels.com/satoshi-hirayama

Jepang Rela Bayar Rp188 Juta bagi Warga untuk Pindah dari Tokyo, Ada Apa?/Foto; Pexels.com/satoshi-hirayama

Menurut para ahli, migrasi anak-anak muda dari pedesaan ke kota-kota yang padat, merupakan faktor kunci dalam krisis demografi yang terjadi di Jepang. Negara ini telah lama berjuang dengan tingkat kelahiran yang rendah dan harapan hidup yang panjang, dan telah melihat jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran dalam beberapa tahun terakhir.

Para ahli menunjuk beberapa faktor, misalnya biaya hidup yang tinggi, ruang yang terbatas, dan kurangnya dukungan pengasuhan anak di kota-kota mempersulit membesarkan anak, yang berarti semakin sedikit pasangan yang memiliki anak. Pasangan yang hidup di perkotaan juga sering kali jauh dari keluarga besar mereka yang bisa membantu memberikan dukungan.

Pola migrasi saat ini menghasilkan kota yang sepi dengan sedikit anak. Di desa tepi sungai Nagoro di Jepang selatan, terdapat kurang dari 30 penduduk pada tahun 2019, dengan penduduk termuda berusia di atas 50 tahun. Satu-satunya sekolah di desa tersebut ditutup beberapa tahun lalu setelah siswa terakhirnya lulus.

Kota-kota terpadat di dunia 2022Ilustrasi/Foto: Unsplash.com/Scott Evans

Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang meluncurkan inisiatif pada tahun 2019 untuk menarik masyarakatnya untuk tinggal di wilayah regional.

Di bawah rencana ini, orang yang telah tinggal dan bekerja di wilayah metropolitan Tokyo setidaknya selama lima tahun dapat menerima 600.000 yen atau sekitar Rp69 juta jika mereka pindah ke daerah pedesaan. Insentif itu lebih tinggi untuk pasangan, yaitu 1 juta yen (Rp118 juta).

Tahun 2022 lalu, pemerintah Jepang mengizinkan orangtua tunggal atau pasangan dengan anak untuk menerima 300.000 yen atau Rp34 juta per anak jika mereka pindah.

Kota-kota terpadat di dunia 2022Ilustrasi/Foto: Unsplash.com/Ryoji Iwata/ Foto: Retno Anggraini

Mereka yang pindah dapat bekerja di daerah itu, mendirikan bisnis mereka sendiri, atau tetap bekerja dari jarak jauh di pekerjaan mereka yang berbasis di Tokyo, kata juru bicara pemerintah.

“Tokyo memiliki konsentrasi penduduk yang sangat tinggi, dan pemerintah ingin meningkatkan arus orang ke daerah untuk merevitalisasi daerah dengan populasi yang menurun,” tambahnya.

Ada beberapa bukti bahwa program tersebut mendapatkan daya tarik, meskipun jumlahnya masih rendah. Pada tahun pertama peluncurannya, hanya 71 rumah tangga yang berpartisipasi, dibandingkan dengan 1.184 rumah tangga pada tahun 2021.

Pemerintah Jepang juga telah melakukan upaya lain untuk mengatasi penurunan populasi, termasuk memperkenalkan kebijakan dalam beberapa dekade terakhir untuk meningkatkan layanan penitipan anak dan meningkatkan fasilitas perumahan bagi keluarga yang memiliki anak. Beberapa kota pedesaan bahkan mulai membayar pasangan yang tinggal di sana untuk memiliki anak.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE